[17]ㅡ mirror

3.3K 371 48
                                    

HAPPY READING!

*note: vote dulu ya,

🚪🚪🚪


Semua member BTS menunggu dengan cemas di depan ruang operasi. Hati mereka terus mengutuk takdir yang tercetak buruk pada kehidupan adik bungsu mereka. Kecelakaan yang membuat ayah dan anak bermarga Jeon itu dilarikan ke rumah sakit. Keadaan Jungkook sempat baik-baik saja. Ya, tolong garis bawahi kata 'sempat' itu, sampai dokter mengatakan tuan Jeon memiliki kerusakan pada salah satu ginjalnya dan perlu secepatnya melakukan operasi.

Seorang suster berlari menghampiri dokter bermarga Hwang itu, "Kita mendapatkan pendonor, dok! " mata dokter itu membulat antusias. "Syukurlah. Siapa yang akan menjadi pendonornya? Kita harus segera melakukan operasi. " ujar dokter.

Suster itu merasa ragu untuk mengatakannya, "Pendonor adalah salah satu korban kecelakaan yang sama, dok. " ujar suster itu ragu.

'"Apa yang kau katakan?! " teriak dokter itu sungguh terkejut. "Pasien yang memaksa untuk mendonorkan ginjalnya untuk ayahnya sendiri. " jelas suster itu lagi.

"Tapi, ini tidak bisa dilakukan oleh pasien! " ujar sang dokter. "Mereka memiliki hubungan darah dan begitu cocok." timpal suster itu.

"Pasien bersih keras menjadi pendonor untuk ayahnya sendiri. " sambung suster itu. Dokter yang sudah berkepala tiga itu menghela napas berat.

"Lakukan dengan hati-hati. " ucapnya final.

Dan kalian tau apa yang terjadi selanjutnya, 'kan?










Jeon Jungkook mendonorkan salah satu ginjalnya untuk sang ayah.

"Dokter!! Pasien mengalami kejang-kejang!" teriak asisten dokter saat berlangsungnya operasi itu. Dokter begitu panik melihat tubuh Jungkook tiba-tiba kejang dan mengeluarkan darah dari mulut.

"Ginjal pasien mengalami kebocoran! Cepat lakukan dengan benar!! " teriak sang dokter memberi perintah. Operasi itu begitu menegangkan dan juga mempertaruhkan dua nyawa sekaligus.

Dan siapa yang kalian harapkan selamat?


Jungkook kah?

Atau,

Tuan Jeon terhormat?






Siapapun itu, semoga harapan kalian terkabul.

.

.

Tuan Jeon terbangun di sebuah kamar. Ia merasa tubuhnya pegal di beberapa bagian. Dirinya merasa bingung saat mendapati bajunya, bukanlah baju putih bercorak khas rumah sakit. Tapi jaket hitam dan celana kain hitam miliknya. Matanya membulat saat tangannya memegang sebilah pisau berlumuran darah. Sprei tempat tidurnya berubah warna menjadi merah pekat di beberapa bagian. Dengan ketakutan, ia melempar pisau itu sembarangan. Matanya memincing saat merasakan kakinya berat. Ia menyadari, kakinya terbalut sepatu boot hitam miliknya juga. Jangan lupakan, lumpur tanah menempel dibawahnya.

Apa yang sudah ia lakukan?

Tuan Jeon bangun dari duduknya dan berjalan ke arah cermin besar di ruangan itu. Ia menatap pantulan dirinya yang memegang pisau berlumur darah dan bajunya yang terkena cipratan darah. Tuan Jeon bersingkut mundur ketakutan, kenapa dalam cermin itu ia seolah-olah adalah pembunuh?
Padahal dirinya tidak memegang pisau sekarang. Karena faktanya pisau dengan darah itu, sudah ia lempar tanpa tau arah.

Tubuhnya terjatuh bersimpuh saat ia membaca sebuah kalimat di cermin itu.

'Kau pembunuh! '

Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang