[10]ㅡ hostage

3.4K 369 17
                                    

WARNING!!! TYPOOOOOOO!!!
✴HAPPY READING✴

*note: tulisan tebal + miring menandakan peristiwa masa lalu.

🈷🈷🈷


'BOOM! ' ledakan terdengar.

Ya, supermarket itu tiba-tiba meledak. Entah apa penyebabnya. Kejadiannya terjadi begitu cepat. Bahkan sekarang Jungkook sudah berada di pelukan Taehyung. Mereka tidak ingin adik bungsunya itu terluka sekecil apapun. Tidak lagi.

Namjoon mengedarkan pandangannya ke sekeliling, bila mana ada yang mencurigakan. Dan benar saja, ia melihat Guanlin berdiri tidak jauh dari sana. Ia tidak terlalu terlihat jelas. Tapi dari perawakannya, Namjoon tau itu adalah kekasih Park Eunha. Mereka berpindah menjauh dari sumber ledakan. Pemilik toko sudah memanggil pemadam sedari tadi.

'Uhuk! ' lamunan keenam namja itu terhenti saat mendengar suara batuk yang berasal dari adik bungsu mereka.

'Oh! Shit! ' mereka baru menyadari wajah Jungkook yang mulai memucat. Dan tangan anak itu yang meremas dadanya. Bahkan Taehyung yang merangkulnya tidak menyadari itu, saking paniknya mereka.

"Jungie-ya? Gwaenchana?? " tanya Taehyung sembari mencoba melepaskan tangan Jungkook yang memukul-mukul dadanya sendiri. Merasakan sesak. Paru-paru nya begitu sensitif.

"A-hhah.. Aku tidak apa-hahh apa hyunghh.. Uhuk! " balasnya susah payah. Ia mencoba memejamkan matanya menahan rasa sakit di kepalanya.

"Tidak ada waktu lagi! " teriak Yoongi. Ia segera berjongkok dihadapan Jungkook yang mulai terbatuk-batuk keras. "Naiklah, Kookie! " Jungkook hanya menurut, badannya begitu lemas. Bahkan ia tak menyadari panggilan yang Yoongi ucapkan kepadanya.

"Buka'kan mobilnya, Jimin! " titah Yoongi cepat. Jimin menurut. Mereka pun segera memasukki mobil mereka dan pergi ke kediaman mereka. Mereka tidak bisa membawa Jungkook ke rumah sakit, terlalu berbahaya. Sekilas Namjoon kembali melihat Guanlin sebelum mobil yang ia tumpangi meninggalkan tempat kejadian itu. Mencurigakan, batinnya.

◁■▷


Dokter Hwang akhirnya keluar dari kamar, setelah memerika keadaan Jungkook selama kurang lebih satu jam.

"Bagaimana keadaannya dok? " tanya Jin cemas. Ia tidak ingin Jungkook sakit terus menerus seperti ini.

"Dia sudah baik-baik saja. Syukurlah kalian membawanya dengan cepat, jadi ia tidak terlalu banyak menghirup asapnya. " jelas dokter. Mereka sedikit bernapas lega. Syukurlah.

"Apa ia sudah sadar? " tanya Hoseok. Dokter itu tersenyum, "Ia akan sadar jika efek obat biusnya telah habis. Kalian tidak perlu khawatir. Dia juga perlu istirahat. " timpalnya. Mereka mengangguk paham.

"Terimakasih dok. " dokter mengangguk ramah lalu berjalan pergi.

Guanlin sedang menatap pemandangan malam lewat jendela kamarnya. Seringainya terlihat dengan jelas. Sesekali ia menyesap rokok ditangannya dalam-dalam. Dan membuang asapnya sembarangan. Terlihat sedikit uap menempel di kaca.

"Lihat! Aku akan membuat hidupmu dikepuli asap, Park Jungie! Hahahahahahaha... " ujarnya yakin. Seraya tertawa evil. Tawanya terhenti saat panggilan masuk ke ponselnya.

"Hallo? "

"............"

"Kau yakin mereka membawa ia kesana? " tanya Guanlin tidak sabaran.

Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang