WARNING!!! TYPOOOOOO!!!
⭕HAPPY READING⭕*note: terdapat sedikit penyiksaan. Ini baru pembukaan ya.. Hehe..
♒♒♒
Ini hari kedua, Jungkook tinggal di mansion Jeon. Dan sudah dua hari itu ia menerima perlakuan buruk dari sang tuan rumah. Begitupun pada hari ini, di pagi buta Jungkook kembali menerima siraman air dingin oleh ayahnya. Ya, anggap saja itu adalah tanda sayang tuan jeon untuk membangunkan anaknya."Anak pemalas! Cepat bangun!! " teriak pria itu tajam. Jungkook yang merasa sedikit terusik, membuka perlahan matanya. Dan memijat pelipisnya perlahan. Entah kenapa, akhir-akhir ini ia merasakan sakit kepala yang tidak biasa.
Tuan Jeon yang melihat Jungkook masih juga belum beranjak, menarik tubuh anaknya sampai limbung.
"Aku bilang bangun! Apa kau tuli?!" teriak tuan Jeon penuh emosi. Tuan Jeon berkacak pinggang, menatap Jungkook mengintimidasi. "Cepat bersihkan rumah ini! Aku tidak ingin istriku dan anakku tinggal dirumah yang kotor. " jelasnya tanpa rasa bersalah. Jungkook tau sekali, bahwa anak yang ayahnya maksud adalah Joonyoung. Bukan dirinya. Hati Jungkook kembali merasa sesak, saat tuan Jeon tidak menganggapnya sebagai seorang anak. Tapi biarlah, dia sudah terbiasa dengan ini.
Jungkook perlahan bangun, sesekali ia meringis saat kakinya menapaki lantai. Jungkook mencoba mengambil tongkatnya yang berada jauh darinya. Tuan Jeon jengah dengan perilaku Jungkook yang menurutnya lambat itu.
"Cepatlah! Kau ini namja kan?! " tanya pria tua itu. Ia mendengus sejenak, lalu meraih tongkat Jungkook dan memberikannya dengan cara memukulkan tongkat itu di kaki Jungkook.
"Akh! Sa-sakit...! Appa. " aktivitas tuan Jeon terhenti sejenak. Kedua tangan pria itu bersedekap di dada, menatap tajam anaknya. "Apa? Tadi kau bilang apa?! " tanyanya dengan nada tinggi diakhir. Jungkook terlonjak kaget. Ia ketakutan.
"Ssa-sakit? " jawab Jungkook ragu tanpa menatap tuan Jeon. "Bukan itu, BODOH! Kata setelahnya! " teriak tuan Jeon penuh emosi.
Jungkook terisak pelan, "A-appa? " ucapnya. Ia begitu ketakutan. Terdengar kentara sekali getaran pada suaranya.
'Bugh! ' tuan Jeon memukul perut Jungkook tiba-tiba.
"BRENGSEK! Sudah-ku bilang, jangan memanggilku appa!! Aku bukan appa-mu, anak pembawa sial! " teriak tuan Jeon. Entahlah, jika ada yang berkata 'apa ada orang yang tidak memiliki hati di dunia ini? ' kita tau jawabannya 'kan?
Jungkook meringkuk ketakutan di sudut ruangan itu. Ia memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Sepertinya lagi-lagi ia akan mendapat kembali luka lebam pada tubuhnya. "M-maafkan aku, app-tuan. " lirihnya. Hampir saja ia menyebutkan kata kramat itu lagi 'appa'. Bisa jadi, hari ini adalah hari terakhir ia hidup di dunia.
"Cepat bangun! Dan bereskan mansion ini!! Istriku akan pergi ke Jeju selama seminggu kedepan. Jadi kau yang harus mengurus rumah ini! Mengerti?! " jelas tuan Jeon. Jungkook hanya bisa mengangguk lemah. Ia menarik napas lega saat tuan Jeon pergi meninggalkannya.
Kaki Jungkook dengan dibantu tongkatnya melangkah perlahan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Bagaimana situasinya pun, ia harus tetap bersih. Ya, walaupun kamarnya yang ia tempati sekarang tidak sebesar kamarnya yang dulu. Ia masih tetap bersyukur, diijinkan tinggal disana.
Mulai hari ini, Jungkook harus lebih menguatkan hati dan dirinya untuk menghadapi perlakuan ayahnya. Jika kemarin ia akan sedikit mendapatkan perlindungan dari ibu tirinya, tetapi untuk hari ini sampai seminggu kedepan. Ibu tirinya itu akan pergi ke Jeju untuk perjalanan bisnisnya. Bisakah ia bertahan? Do'a-kan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔
FanfictionKelanjutan book pertama dengan judul yang sama! ♛ Disarankan, membaca book pertama terlebih dahulu. Jangan lupa VOMENT! ◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◑ Book ke-2 ini, menceritakan keenam namja yang berusaha mencari adik bungsu mereka (Jungkook) yang hilang...