WARNING!!! TYPOOOOOO!!!
☎HAPPY READING☎*note: vote dulu yo!
Yang bercetak miring + tebal, keadaan telah terjadi.▲△▲△▲
Hari ini, Jungkook datang sendiri ke mansion Park. Dengan tongkat jalan guna menyangga tubuhnya. Kaki kanannya tidak bisa di gerakan. Ini sudah seminggu berlalu saat dimana ia tersadar dari koma. Dan, hari ini ia berniat menemui tuan Park untuk pertama kalinya setelah kejadian itu terjadi. Hatinya sedikit ragu memasuki rumah besar itu. Terasa asing dan dingin. Tentu saja, ia tahu bahwa Eunha dikirim ke Eropa oleh tuan Park dan ia pun tau tentang permasalahan perusahaan yang sedang di alami daddy angkatnya itu. Dan tentu saja tau siapa dalang semua itu.
Saat ia baru saja akan membuka pintu utama, Jungkook kembali mengingat perkataan para hyungnya sebelum ia pergi ke tempat ini.
"Jungkook-ah, Kembalilah tinggal bersama kami. "
Tentu saja Jungkook sangat ingin dengan itu, tapi masalahnya ia tidak bisa meninggalkan tuan Park begitu saja. Mengingat bahwa pria itulah yang telah menyelamatkannya dulu di Amerika. Bahkan ia telah menganggap pria tua itu ayah keduanya. Bahkan sekarang daddy-nya itu sedang dalam masa sulit dan kesepian.
Jungkook mengetuk pelan pintu ruangan pribadi tuan Park. Tapi, ketika ketukan ketiga, pintu itu tidak bergeming sama sekali. Apa orang tua bermarga Park itu sedang tidak ada didalam? Pikir Jungkook.
Perlahan Jungkook akhirnya membuka pintu itu dan masuk dengan sedikit ragu. Dahinya mengernyit saat mendapati tuan Park tertidur meringkuk di sofa besar di samping jendela. Begitu nyenyak. Jungkook mengedarkan pandangan pada sekelilingnya dan mengambil sebuah selimbut yang tidak tau kenapa bisa berada disana. Mungkin ini bukan pertama kalinya tuan Park menginap di ruangan itu. Dengan perlahan Jungkook menyelimuti tubuh tegap pria paruh baya itu sampai menutupi dada.
Jungkook menatap tuan Park dengan lembut, "Bagaimana bisa aku meninggalkan orang tua sebaik dirimu? " tanyanya. "Bahkan kau lebih baik dari pada ayah kandungku sendiri. Eunha beruntung sekali memiliki ayah sepertimu, dad. " sambungnya. Tak terasa air mata mengalir perlahan di pipinya yang tirus.
"Aku sangat menyayangimu. Tapi, di satu sisi aku merindukan keluargaku. " ujar Jungkook mengeluarkan keluh kesahnya. "Dan aku juga sungguh menyayangimu, dad. " sambungnya sambil mengusap puncak rambut pria paruh baya itu dan secepat kilat menghapus air matanya dan berniat beranjak. Mungkin masalahnya dengan tuan Park bisa ia tunda dulu. Pikirnya.
"Jungie-ya. " langkah Jungkook terhenti. Matanya membulat saat ia tau bahwa tuan Park sudah tersadar dari tidurnya.
◁■▷
BTS sedang berkumpul di sebuah cafe tidak terlalu ramai di kota. Raut wajah bahagia mereka begitu kentara terlihat. Entah apa yang membuat hati mereka cerah.
"Hyungdeul! " teriak seseorang. Mata mereka memekik senang saat akhirnya orang yang mereka tunggu datang. Siapa lagi kalau bukan Jungkook, adik bungsu satu-satunya.
"Kenapa kau lama sekali, Kookie? " gerutu Taehyung. Sambil mengacak surai dark brown adiknya. Mereka terkekeh serentak saat melihat bibir Jungkook mengerucut. "Jangan mengacaknya, hyung! Aku sudah besar. " protesnya tak terima. Mereka kembali tertawa. Lucu sekali adiknya ini. Kapan terakhir kali mereka melihat Jungkook protes dengan menggemaskannya seperti ini?
"Sudah-sudah. Ini minumlah, Kookie. Milkshake Matcha kesukaanmu. " ujar Seokjin menengahi. Mata bulat Jungkook tiba-tiba membulat senang. Memang ya, hyung tua nya lah yang paling mengerti. Ey, jangan terlalu keras berbicara. Nanti Seokjin dengar!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔
FanfictionKelanjutan book pertama dengan judul yang sama! ♛ Disarankan, membaca book pertama terlebih dahulu. Jangan lupa VOMENT! ◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◑ Book ke-2 ini, menceritakan keenam namja yang berusaha mencari adik bungsu mereka (Jungkook) yang hilang...