14. MISSING STARS

5.4K 270 187
                                    

Maaf ya adek-adek manis, ini part masih buat orang gede ;)

______________________________________

Biean mengelus bokong mulus Erila, menarik bokong tersebut agar selangkangan Erila lebih menempel pada pusat kenikmatannya.

"Fokus Bee!, pelan-pelan!" bisik Erila sambil menarik turunkan bokongnya di atas Biean. Gerakan Erila seperti itu semakin membuat Biean tersiksa.

Biean tidak tahan lagi untuk patuh mengikuti permainan Erila. Tubuh langsing Erila tidak membuat Biean kesulitan untuk mengubah posisi Erila menjadi di bawahnya. "Pukul Bee jika Bee menyakiti Eril!".

Biean menyengkang kedua paha Erila dengan menggunakan pahanya. Menyimpan kejantanannya dengan utuh kedalam Erila. Menghentakkan bokongnya untuk lebih menghipit Erila di bawahnya.

"Bee..." Erang Erila merasakan antara sakit dan nikmat hentakan Biean. Meremas rambut Biean agar menghentikan aksi mengisap dan menggigit tumpukan daging yang menempel di dada Erila.

Biean semakin bergairah menerima penolakan Erila. Biean tetap lanjut menikmati setiap lekuk tubuh mulus Erila. Tangan, gigi, dan lidah Biean terus bergerilya meraba tubuh Erila. Biean mencegkram, meremas, bahkan mengigit  bagian tubuh Erila yang mana saja yang dilaluinya. Sementara pinggulnya masih terus fokus pada tugasnya menghentak dan menghujam Erila tanpa jeda.

"Bee..." Lirih Erila sambil memukul lemas punggung Biean sebagai isyarat bahwa Biean menyakitinya. "Stoooop Bee...!" Protes Erila tebata.

"Ini nikmat Eril" racau Biean dengan mata tertutup semakin bersemangat menikmati tubuh Erila.

"Beee...!!!" Rintih  Erila.

Biean membuka matanya setelah berhasil menumpahkan seluruh gairahnya pada Erila. Dilihatnya sayup wajah lemah Erila di depannya. "Sorry" Sesal Biean kemudian mencium lembut kening Erila. Biean berhasil menumpahkan puncak hasratnya. Biean pun merobohkan dirinya di samping Erila.

Erila meraih tangan Biean dengan sisa tenagga yang dia punya, mengeratkan genggamnya pada tangan tersebut kemudian ikut menatap sayup pada tubuh Biean yang berlumuran keringat. "Eril bahagia Bee!" jujur Erila dengan tulus pada Biean.

Biean menghadap ke arah Erila ketika sudah bisa mengatur nafas normalnya. Memindai setiap hasil karya penyiksaan dirinya pada tubuh Erila. "Maafkan Bee!" sesal Biean sambil dengan lembut dan perlahan meraba ukiran bekas  gigitan dan lebam-lebam di tubuh Erila. "Sayang maafkan Bee!" sesal Biean segera menarik tubuh terluka Erila dalam dekapannya. Menghirup rakus aroma rambut Erila, menyesali hasil dari gairahnya yang salah.

"Ini pasti sakit!" tebak Biean ketika melihat lebam di bahu Erila. Mengusap lebam tersebut dengan rasa penuh penyesalan. "Maafkan Bee" Biean memberikan kecupan lembut pada lebam tersebut.

Biean mencari-cari lagi, menghitung seberapa banyak dirinya melukai Erila, dan hasilnya banyak, sangat banyak. Hampir di setiap lekuk tubuh bagian atas Erila kulitnya terkelupas. Bahkan ada yang sampai memamerkan darah merah segar akibat gigitan Biean.

"Berhenti menyalahkan diri sendri Bee. Eril bahagia bisa melakukan ini bersama Bee"

"Eril tidak membenci Bee?" tanya Biean mencari kebohongan, berusaha menatap manik mata Erila untuk mendengarkan keluhan, hinaan, atau makian Erila pada dirinya. Dan hasilnya Biean tidak mendengar apa pun isi pikiran Erila. "Sebaiknya kita pindah ke kamar, tempat ini akan semakin membuat tubuh Eril sakit" Usul Biean seraya melepaskan pelukannya pada Erila. Biean bangkit dan meraih dalamannya yang cukup jauh dia campakkan.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang