31. PENGACAU TAKDIR

1.5K 138 5
                                    

Warning!!! Sebelum membaca part ini ada baiknya kamu vote dulu. Ketuk tanda bintang di hengpon canggih 😘😍😍😍😍.

======================================

Silo dan Alensia berhasil mengeluarkan seorang bayi laki-laki dari dalam perut Erila. Dengan kekuatannya Alensia menutup luka sayatan pada perut Erila. Seketika luka tersebut sembuh tak berbekas.

"Kalian memang luar biasa" puji Silo pada Alensia sambil mengendong bayi Erila di tangannya.

"Mengapa bayinya tak menangis?" tegur Alensia mendongak ke arah Silo yang berdiri di sampingnya.

Silo melihat bayi di gendongannya. Kemudian tersenyum menatap bayi tersebut. "Karena bayi ini sedang tersenyum pada ku."

Biean yang sedang menggenggam tangan Erila yang belum sadarkan diri, akhirnya melihat ke arah Silo. "Berikan anak ku pada ku!" pinta Biean lelah karena harus bolak balik berteleportasi untuk mencari bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Silo untuk menyelamatkan Erila dan anaknya.

"Dia tampan seperti ku" goda Silo pada Biean sambil menyerahkan bayi di gendongannya pada Biean.

"Jangan berikan lagi alasan ku untuk membunuh mu, Silo." Balas Biean lalu mengendong bayi mungilnya.

Biean menatap bayinya dengan perasaan penuh syukur 'Kau tidak akan menjadi manusia bisa, anak ku' Ucap Biean dalam hati. Biean langsung mengumpulkan tenaganya, lalu memberikan anugrahnya untuk putranya. Biean mencium mulut bayinya, tiba-tiba seluruh tubuh bayi itu bersinar mengeluarkan pendaran cahaya hijau.

Setelah selesai menganugerahkan kekuatan pada bayinya, Biean menjauhkan mulutnya. Bayi tersebut tertawa kecil lalu menyentuh pipi Biean dengan tangan mungilnya.

"Ayah!" Ucap si Bayi dengan suara mengemaskan.

Silo terkejut sekaligus kagum dengan keajaiban yang dia saksikan. "Kalian memang luar biasa."

Biean mengarahkan bayinya untuk melihat Erila yang masih terbaring belum sadarkan diri. "Itu Ibu mu."

"Ibu" Ucap si Bayi lagi.

Biean kemudian mengarahkan bayinya untuk melihat Silo. "Dan ingat, kita harus menjaga Ibu mu dari pria jahat itu."

Diluar dugaan Biean, bayinya mengucapkan satu kata yang tak terduga ketika melihat Silo.

"Penolong" ucap bayi tersebut dengan polos.

Alensia tersenyum geli mendengar ucapan bayi tersebut.

"Kau benar anak tampan. Aku memang penolong mu. Aku bukan penjahat yang harus kalian takuti." Ucap Silo bangga sambil berjalan menghampiri Erila.

"Jangan macam-macam dengan istri ku!" Bentak Biean.

Biean kemudian terdiam beberapa saat untuk berkomunikasi dengan Renata. Biean menyerahkan bayinya pada Alensia. "Bawa bayi ini ke Gerbang Langit, dan berikan pada Renata!"

"Baik Yang Mulia" Patuh Alensia kemudian mengambil bayi yang diserahkan Biean. Sesaat kemudian Alensia pun menghilang bersama si bayi.

"Erila belum sempat bertemu anaknya." protes Silo pada Biean.

"Aku tidak perlu pendapat mu." Ujar Biean angkuh kemudian berniat mengangkat tubuh Erila.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang