30. BIJAKSANA KAH?

1.5K 126 16
                                    

😱😱😱Emjiiii... Udah part 30 aja...
Apaka kisah cinta Tuan Malaikat yang tamvan dan Bidadari syantik ini akan segera berakhir?????

Kalian tau kan cerita Eike mah selalu missqueen part😂😁 soo... Tetap semangat baca n vote cerita ini yaaa

AYLOPYU Readers 😘

======================================

Keesokan harinya...

Suasana pagi di ruang makan rumah pak Alwi terasa sangat menegangkan. Pasalnya sejak kedatangan Silo, Biean tak sedikit pun mengalihkan tatapan tajamnya pada Silo.

Biean duduk saling berhadapan  dengan Silo, dan Erila duduk di sebelah Biean. Pak Alwi duduk di kursi utama dan Bu Asna duduk di samping Silo.

"Bisa kita mulai sarapannya sekarang?" tanya Pak Alwi mencoba untuk mengakhiri suasana tegang di meja makan.

Biean mengalihkan pandangannya, menatap Pak Alwi sembari tersenyum dengan begitu manis pada Pak Alwi. "Owh, tentu Ayah Mertu."

Eril, Bu Asna, dan Pak Alwi kompak melongo mewlihat ke arah Biean.

Biean menatap mereka dengan wajah tanpa dosa. ”Kenapa?, ada yang salah?. Keluarga kita bisa memulai sarapan pagi ini." Ucapa Biean santai kemudian melirik tajam pada Silo. "Terkecuali manusia yang tidak ada ikatan keluarga sedikitpun pada keluarga kita. Ya... Setidaknya dia harus tau diri." Sidir Biean. Namun, Biean terlihat kekanak-kanakan bagi Silo.

Silo tersenyum santai meskipun dia tau bahwa sindiran Biean ditujukan untuk dirinya.

"Sebaiknya kau jangan pernah menemui keluarga ini lagi Profesor Gila" Caci Biean dalam hati, karena semakin geram melihat senyum Silo.

Erila melepaskan sendok dan garpu dari tangannya kemudian menghadap dengan fokus ke arah Biean. "Dengar Bee!, di rumah ini, Silo sudah menjadi keluarga kami. Jika Silo tidak sibuk, maka dia pasti sarapan, makan siang, dan makan malam di rumah ini..."

"Dan sepertinya kamu yang menjadi orang asing di rumah ini" sambung Silo diikuti tawa kecil mengejek yang dia tujukan pada Biean.

"Dia suamiku!" Timpal Erila dengan tatapan geram pada Silo.

Sekarang giliran Biean tersenyum sembari menahan tawa lalu balas mengejek Silo dengan senyum sinisnya.

Tatapan geram Erila beralih melihat pada Biean.

Biean terpaksa menormalkan mimik wajahnya agar tidak lagi merusak citranya di hadapan Erila.

Mereka berlima pun menyelesaikan sarapan pagi mereka tanpa suasana hangat seperti biasanya.

Setelah selesai sarapan Silo mendekati Erila yang sedang membantu Bu Asna membersihkan piring kotor.

Sementara Biean dan Pak Alwi masih duduk di kursi makan sambil berdiskusi masalah beberapa perusahaan Biean yang selama ini dijalankan Pak Alwi.

"Erila ada sesuatu yang ingin ku bicarakan?" Bisik Silo sambil pura-pura ikut membantu Erila mengeringkan piring.

"Apa?" Tanya Erila bingung, yang juga ikut berbisik pada Silo, agar tidak terdengar oleh Biean.

"Kita harus pergi ke Lab!" Ajak Silo.

"Tidak bisa. Kamu tau, sekarang Bee selalu di dekat ku." tolak Erila tak mau mengisi paginya dengan keributan antara Silo dan suaminya.

"Kamu juga harus tau Erila, suami monster mu itu telah mengurung ku di Lab selama tiga hari tiga malam. Dan dia tidak memberi ku makan dan minum..."

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang