32. MENGORBANKAN EGO

1.5K 126 31
                                    

Eaaaa... Ceritanya update lagi...
Demi apa coba?
Ya... Demi kamu lah readers ku😍 Aylopyu❤❤❤♥😘
======================================

Dua hari kemudian...

Biean sedang berbaring di atas ranjang dengan berbantalkan lengannya. Matanya terus mengamati wajah damai Erila yang sedang tertidur pulas. Erila sedang tertidur menghadap ke arah Biean, sesekali tangan Biean terulur mengusap pipi dan bibir kering Erila.

"Cepat sembuh bidadari ku" gumam Biean sambil tersenyum mengagumi kecantikan Erila.

Biean sedikit mengangkat kepalanya kemudian mencium lembut dan lekat kening Erila.

"Hemmm..." Lengguh Erila setengah sadar, karena merasakan seseorang mengganggu tidurnya.

Biean melepaskan ciumannya, kemudian fokus mengamati ekspresi wajah Erila, yang terlihat sangat lucu karena rambutnya berantakan.

Erila memang sudah dijadwalkan akan terbangun sore ini. Biean menggunakan tenganya untuk menopang kepalanya sehingga lebih dekat dan jelas melihat wajah Erila. "Hei putri tidur!, saatnya bangun!" Bisik Biean pada Erila.

Erila perlahan membuka matanya. "Bee!" sapa Erila ketika melihat wajah Biean yang tampan, sedang tersenyum tepat di depan wajahnya.

"Hemm" Jawab Biean santai sambil sedikit menata  rambu Erila yang berantakan.

Erila tersenyum melihat wajah Biean yang penuh cinta untuknya. "Sejak kapan Bee disini?" tanya Erila sambil ikut mengusap pipi Biean.

"Sejak Eril pingsan kemarin." Jawab Biean tanpa menghilangkan senyum manis di bibirnya.

Biean kemudian meraih tangan Erila yang sedang mengusap wajahnya lalu mencium lembut tangan tersebut. "Bagaimana tidurnya?" tanya Biean.

Erila mencoba mengingat apa yang terjadi padanya kemarin. "Apa Eril sudah tidur sejak sejak kemarin?" tanya Erila lalu berusaha bangun dari posisi baringnya.

"Ish... Istirahat dulu!" Perintah Biean sambil mengekang tubuh Erila dengan tangannya agar tetap dalam posisi berbaring.

"Awas Bee!, Eril mau bangun" protes Erila yang merasakan tubuhnya terkekang.

Biean tersenyum jahil "No!. Tidak semudah itu" Biean langsung memeluk erat pinggang Erila lalu merebahkan kepalanya menempel di pundak Erila.

"Bee!" Protes Erila sambil menggoyang pundaknya agar terlepas dari kepala Biean.

"Emmm..." Biean semakin erat menempelkan kepalanya pada bahu Erila, sembari menutup matanya lalu menghirup dengan rakus aroma tubuh Erila.

"Bee!!" Protes Erila lagi.

Silo yang baru saja masuk ke kamar dan melihat pemandangan yang paling menjijikkan untuk nya langsung berdehem keras. "Eheeeem..."

'Mahluk pengganggu itu lagi' Keluh Biean dalam hati tanpa membuka matanya.

"Sebaiknya kau tidak mengganggu waktu istirahat pasien ku, Tuan Malaikat yang Agung." peringatan Silo sambil mengambil jarum suntik yang sudah tersedia di nakas samping tempat tidur Erila.

Biean mencoba tidak menghiraukan keberadaan Silo. Matanya tetap tertutup, kepalanya tetap menempel dipundak Erila, sementara tangannya semakin erat menarik pinggang Erila agar semakin menempel pada tubuhnya. "Sebaiknya kau pergi manusia licik!. Apa kau sanggup melihat pemandangan sepasang suami istri sedang bermesraan seperti ini?" Usir Biean dalam hati karena ia belum ingin Silo mengganggu waktunya bersama Erila.

Erila merilik wajah Biean lalu melihat ke arah Silo yang sedang berdiri di sisi ranjangnya. "Silo tolong aku!" pinta Erila memelas pada Silo, agar Silo melepaskan dirinya dari cengkraman Biean.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang