37. MALAIKAT TAK SEMPURNA

1.8K 143 69
                                    

Part ini buat nemenin kamu setelah sahur sambil menunggu waktu Subuh. SELAMAT BERPUASA BUAT READERS KU YANG MENJALANKAN NYA. 😍Ay lop yu

Please, Jangan Lempari Author pakai sendal setelah kalian membaca part ini😱😱😱😱

======================================

Erila terbuai dengan kelembutan ciuman Biean, hingga tanpa Erila sadari, Biean telah menggunakan segenap kemampuan yang dia miliki untuk membawa Erila berteleportasi. Biean dan Erila pun muncul tepat depan vila mereka di Bogor.

Biean melepaskan ciumannya lalu mengelap bibir basah Erila dengan ibu jarinya. "Selamat datang di rumah kita." Ucap Biean. Tanpa memberikan kesempatan untuk Erila menjawab Biean kembali melumat bibir Erila.

Setleah cukup puas menikmati kelembutan bibir Erila, Biean melepas ciumannya lalu tersenyum penuh cinta memandangi wajah Erila yang merona. "Selamat datang kembali di Rumah Kita, Sayang." Biean langsung mengangkat tubuh cantik Erila untuk dia gendong.

"Bee!, tidak perlu seperti ini?" protes Erila.

Biean tertawa kecil. "Bukankah ini seperti mimpi Eril tadi malam?"

Erila ikut tertawa bersama Biean. "Curang!. Jadi Bee masuk ke mimpi Eril tadi malam!" protes Erila karena baru menyadari bahwa Biean membajak mimpinya.

"Dan itu sangat menyenagkan." Timpal Biean sambil terus berjalan mengendong Erila di depannya.

Seorang penjaga pintu membukakan pintu vila untuk Erila dan Biean.

"Bee, ini memalukan." Protes Erila mencoba lepas dari gendongan Biean.

Bukanya melepaskan Erila, Biean malah  semakin semangat menggendong Erila. "Semua pelayan di rumah kita adalah bidadari dan malaikat." info Biean sembari memasuki vila mereka.

Erila semakin mengecilkan lingkaran tangannya pada leher Biean. "Jadi hanya Eril sendiri yang manusia di rumah ini?"

"Dan Reihan." tambah Biean. "Reihan akan tinggal bersama kita. Nanti sore para bidadari akan menyelesaikan tugas mereka merawat Reihan. Dan Reihan bisa berkumpul bersama-sama kita tinggal rumah ini."

"Owh... Trimakasih Bee." Ucap Erila lalu memberikan kecupan lekat pada pipi Biean.

Biaen masih setia menggendong Erila sambil mempercepat langkahnya, menaiki tangga menuju lantai dua vilanya. Di lantai dua tersebut lah terdapat kamar utama yang sudah Biean persiapkan sebagai kamar pengentin untuk dirinya dan Erila.

Pintu kamar terbuka atas perintah pikiran Biean. Setelah Biean dan Erila masuk ke dalam kamar, pintu kamar tersebut langsung menutup otomatis.

Biean yang masih menggendong Erila pun masuk ke dalam kamar lalu menurunkan Erila, menghadap balkon yang terhubung dengan ruang kaca ajaib ciptaan Biean sejak seribu tahun lalu.

Erila tersenyum bahagia memandang ruang kaca yang penuh kenangan manis dia dan Biean dulu.

Sesaat kemudian lantai ruang kaca tersrbut berubah warna menjadi warna pink yang berkilau. Balai kayu yang semula terbuat dari kayu jati mendadak berubah menjadi terbuat dari kristal pink dan juga berkilauan indah.

Erila menutup mulutnya yang terbuka karena terkagum melihat keindahan ruang kaca hasil dekorasi Biean.

Biean memeluk pinggang Erila dari belakang. Menumpukan dagunya pada pundak Erila. "Eril suka?" tanya Biean berbisik lembut di telinga Erila.

Erila mengangguk. "Ini sihir?"

"Tidak. Pak Alwi yang membelikan balai yang terbuat dari kristal itu."

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang