40. CINTA SUPER

2.1K 152 98
                                    

Keribetan seorang istri pun berlanjut ... 😒😒😒😵😲😲😲😵

======================================

Biean membenarkan posisi tidur Erila di balai mewahnya, diselimutinya Erila dengan sutra lembut yang melapisi kapas putih yang hangat. "Dewa Neptunus, jangan kau beri aku cobaan dengan kematian Eril ku lagi." Doa Biean sambil mengelus pipi Erila.

Dilihatnya Erila sedikit tersenyum di tengah tidurnya. Biean pun ikut tersenyum mengamati Erila. Dikecupnya kening Erila dengan lekat. Sekarang Biean menjadi yakin bahwa keputusannya menjadi Raja Langit adalah keputusan yang tepat.

Dengan menjadi Raja Langit Biean dapat memerintahkan Malaikat Mimpi untuk selalu memberikan kebahagiaan pada Erila disetiap waktu tidur Erila. Meskipun, saat Erila terbangun nanti, Biean masih belum tau apa yang harus dia lakukan untuk menghilangkan rajukan Erila. Hingga Erila tertidur tadi, Biean belum berhasil membuat Erila memberikan kata maaf padanya atas pernikahan dirinya dan Renata.

Biean mengecup pelan bibir Erila, lalu berbisik pada Erila yang masih tertidur. "Sayang sekarang sudah hampir fajar. Bee izin ke langit dulu. Semoga Bee bisa membela diri saat disidang, dan semoga Bee tidak mendapatkan hukuman yang berat dari Para Tetua." Biean kembali mengelus pipi Erila. "Aylopyu." Ucap Biean tulus.

*

Biean berdiri di depan vilanya sambil bertekan pinggang, menunggu salah satu malaikat penjaga vilanya untuk membawa seorang tamu, yang sudah hampir sepuluh jam berada di depan pintu gerbang vilanya.

"Apa yang harus ku lakukan pada mahluk tengil itu." geram Biean ketika melihat kelabat si tamu yang sedang di kawal malaikat suruhannya.

Biean tersenyum palsu menyambut tamu tersebut yang tidak lain tidak bukan adalah Silo.

Silo mendekati dengan rahang mengeras dan penuh emosi pada Biean.

"Apa kau kedinginan?" tanya Biean pada Silo dengan nada mengejek.

"Dimana Erila?" tanya Silo semakin geram, sambil menahan dingin udara puncak yang hampir membekukan sunsum tulangnya.

"Alensia!" panggil Biean.

Tiba-tiba Alensia muncul di hadapan Biean. "Iya Yang Mulia."

"Beri mahluk ini minuman hangat. Dia adalah tamu kehormatan di rumah ini. Namun tetap awasi gerak geriknya." Perintah Biean pada Alensia.

"Hah, kau mencoba menawan ku di vila penuh sihir mu ini?" ketus Silo. "Aku datang ke sini untuk menjemput Erila. Dimana dia?"

Biean maju satu langkah mendekati Silo. Menepuk titik-titik embun yang tertahan di jas hitam yang dikenakan Silo. Biean tersenyum mengejek pada Silo. "Ayah mengatakan bahwa dia sengaja melibatkan mu untuk membantu ku menjaga Eril di bumi, oleh karena itu aku sedang mencoba bersikap baik pada mu. Aku juga sedang berusaha menjadi Raja Langit yang peduli pada mahluk seperti mu. Jadi jangan buat aku mengubah niat baik ku hingga niat ku berubah menjadi ingin memusnahkan mu."

"Aku tidak perduli apa kata mu. Aku datang ke sini hanya untuk membawa Erila. Aku tidak mau kau membuatnya menangis karena obsesi gila mu..."

Belum sempat Silo menyelesaikan ucapannya, Biean sudah menarik kerah kemeja Silo. Mata Biean menyala merah menatap Silo dengan jarak yang sangat dekat. "Aku bisa membuat mu menghabiskan sisa umur mu dengan penuh penderitaan." Ancam Biean dengan nada geram.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang