5. HATI YANG GOYAH

7.8K 484 19
                                    

Pak Alwi langsung meraih ponselnya kemudian mengangkat panggilan dari istrinya.

"Ada apa bu?" tanya pak Alwi sedikit berbisik.

"Pak Nona Erila diculik pak!"

"Apa?"

Pak Alwi sedikit kaget mendengar laporan istrinya. Tapi dia kembali sadar jika dihadapannya ada tuannya yang sangat membenci Erila.

"Pak bagaimana ini? Apa ibu harus lapor polisi?"

"Biarkan saja bu!"

"Pak nona Erila bisa celaka. Yang menculik nona Erila adalah anak buah profesor gila yang seminggu lalu sangat terobsesi ketika melihat sayap nona Eril terkembang"

"Biarkan saja bu. Sudah, bapak sekarang sedang banyak pekerjaan. Jangan lapor polisi karena itu akan memperpanjang urusan!" cegah pak Alwi yang tidak ingin ketidak patuhannya pada perintah tuannya terungkap.

"Pak!!! Ibu sudah menganggap nona Erila seperti anak kita sendiri pak"

"Turuti saja perintah bapak!"

Pak Alwi menutup telponnya kemudian menarik napas panjang. "Semoga tuhan masih melindungi nyawa bidadari malang itu" Doa pak Alwi dalam hati.

Biean langsung bangkit dari duduknya. "Apa yang terjadi pada Eril?"

"Hah?" pak Alwi melogo heran. Bingung apakah Biean sudah mengetahui ketidakpatuhannya

"Dimana Eril?" tanya Biean dengan nada khawatir.

"Kata istri saya, anak buah seorang profesor gila menculik nona Erila" gugup pak Alwi sambil menatap Biean heran dan takut.

Biean meraih ponsel dan kunci mobilnya. "Ayo kita temui istri pak Alwi"

"Tapi tuan, laporan ini bagaimana?" cegah pak Alwi khawatir Biean akan memecatnya karena tidak menjalankan perintahnya untuk mengirim Erila ke luar negri.

"Mau mengulangi untuk tidak mematuhi perintah ku?" tanya Biean dengan tatapan mengancam pada pak Alwi.

Biean bergegas masuk ke lift khusus dirinya.

"Apa saya harus ikut dengan tuan?" tanya pak Alwi yang masih di depan pintu lift. Pak Alwi tidak yakin merasa bingung pada tuannya. "Apa tuan sangat marah dan akan membunuh aku dan istriku?"

"Aku sedang tidak ingin membahas tentang ketidak patuhan mu pak Alwi. Sekarang, cepat ikut aku untuk menemui istri mu!!!" Biean meninggikan suaranya.

Dengan langkah sedikit ragu pak Alwi masuk ke dalam lift mengikuti Biean.

Biean sedang menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju laboratorium milik profesor gila yang menculik Erila.

Berdasarkan informasi dari istrinya pak Alwi, kemungkinan Erila dibawa oleh profesor gila tersebut ke laboratorium Percobaannya di Bekasi.

"Anak buah mu sudah siap di lokasi?" Tanya Biean pada pak Alwi yang sedikit gemetar karena ketakutan di kursi penumpang.

"Ii....iya tuan" gugup pak Alwi dengan tangan berpegang erat pada set belt tempat dia duduk.

Biean semakin menambah kecepatan mobilnya karena jalanan cukup lengang.

"Tu... Tuan!. Sebaiknya tuan membawa mobilnya jangan kencang-kencang. Saya takut jantung saya yang tua ini copot tuan" keluh pak Alwi yang sudah berumur hampir lewat dari setengah abad.

Biean mulai mengurangi kecepatan mobilnya. "Kenapa Eril bisa sampai diculik?" tanya Biean yang sudah bisa mengontrol kepanikannya.

"Hah?" pak Alwi kembali bingung dengan pertanyaan tuanya. Sudah hampir dua puluh tahun pak Alwi bekerja pada tuannya yang awet muda ini, tapi baru kali ini tuanya menanyakan hal yang menyangkut orang lain. Selama ini pak Alwi bisanya hanya mendengar kalimat perintah dari mulut tuannya tersebut.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang