25. BENCI TAPI CINTA

1.7K 135 3
                                    

Eh update lagi...
Demi apa coba?

Ya demi kamu lah... Readers ku😍😍

AYLOPYU😘😘😗

=========================================

Biean sedang berdiri memindai setiap sudut kamar tidur Erila yang berada di lantai bawah. Banyak sekali perbadaan dengan kamar tidur Erila dulu yang berada di lantai atas. Kamar tidur Erila yang dulu lebih berkonsep elegan dan glamor. Tetapi, kamar tidur Erila yang sekarang lebih terlihat feminim.

Hampir semua banda yang ada dalam kamar tidur Erila yang sekarang berwarna pink. Mulai dari cat dinding, ranjang dan meja rias pun semuanya berwarna kombinasi pink. 'Sejak kapan istriku menjadi manusia penyuka warna pink?' Batin Biean.

Biean tersenyum membayangkan beberapa tahun lalu ketika dia mendapat kesempatan untuk mengunjungi Erila dengan bantuan Malaikat Mimpi. Saat itu Erila sedang tertidur pulas. Waktu itu Erila belum bersama Silo, dan Silo belum melakukan perbuatan yang merusak takdir cinta Biean dan Erila. Saat itu Erila masih berada di kamar lamanya. Saat Biean masuk dalam mimpi Erila, Biean sangat yakin Erila masih mengigatnya. Dalam mimpi Erila, Erila masih mengenali Biean. Waktu itu Biean sangat sedih karena melihat Erila sangat tersiksa karena merindukan dirinya. Tapi saat itu Biean tidak bisa berbuat banyak karena dia harus menjalankan kesepakatan yang telah dia sepakati dengan para Tetua Malaikat.

'Pasti karena efek percobaan Profesor Gila itu. Setidaknya dia membuat Erila tidak tersiksa karena Erila bisa melupakan ku.' Tebak Biean dalam hatinya.

"Aw...!. Apa yang kau lakukan di kamar ku?" Teriak Erila yang terkejut ketika dia keluar dari kamar mandi, dia melihat Biean sudah duduk santai di atas tempat tidurnya.

Biean tersenyum tanpa dosa. "Aku sedang mengawal mu untuk memastikan keselamatan mu."

"Keluar!" Usir Erila geram.

Biean memejamkan matanya. "Pakailah baju mu!. Setelah itu aku akan menemani mu ke toko bunga."

"Aku bilang keluar!." Erila membuka kunci kamarnya dan membuka daun pintu kamarnya kemudian mempersilakan Biean keluar. "Aku mohon keluar dari kamar ku!" Pinta Erila dengan suara geram.

Biean akhirnya bangkit dari tempat tidur Erila kemudian menuju ke arah Erila. "Apa Eril tidak merasa aneh?"

Erila memencengkan matanya, dia tak mengerti maksud dari pertanyaan Biean.

"Bukan kah seharusnya Eril merasa aneh, bagaimana Bee bisa masuk sementara Eril mengunci pintu kamar ini dari dalam?"

Erila menelan ludahnya sedikit gugup mendengar kata-kata Biean.

Biean tersenyum manis melihat sikap gugup Erila. "Dandan yang cantik. Bee akan menunggu Eril di bawah." Biean meninggalkan Erila dengan secercah kelegaan di hatinya.

Buggghhh...

Erila menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Biean semakin melebarkan senyumnya menyambut kekesalan Erila.

Sudah hampir satu jam Biean menunggu Erila untuk menemui nya di ruang tamu. Tapi, Erila tak juga keluar dari kamarnya.

Dengan senyum yang tak bisa dia hilangkan dari wajahnya, Biean mengambil telpon rumah yang terletak di meja kecil di sudut ruang tamu. Biean menghubungi ponsel Erila.

Setelah beberapa kali mencoba menelpon Erila untuk yang ke enam kalinya suara Erila mulai terdengar menjawab telponnya.

"Hemm?" Jawab Erila dengan suara khas terkejut tidur.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang