16. BUKTI

3.8K 236 57
                                    

Jatuh cintanya emang beda😄😄*
Tapi sakitnya terabaikan tetap sama😀"

, quote bijak tetangga sebelah.
______________________________________

Biean sudah mengepalkan tinjunya bersiap menghajar seorang profesor berkacamata tebal yang sok akrab menyapa Erila.

"Hai prof!" sapa Erila ramah yang memang menurutnya, Profesor Silo adalah seorang profesor yang baik.

"Lama tak berjumpa dengan mu Erila" jawab profesor Silo berniat memberikan rangkulan akrab pada Erila.

Tanpa aba-aba Biean langsung menarik kerah kemeja profesor Silo "Mau apa lagi kau menghampiri kami?" hardik Biean emosi, sambil mengguncang tubuh profesor Silo hingga sebagian kacamata si profesor jatuh terbenam  pasir pantai.

Biean terpaku sejenak ketika menatap manik mata profesor Silo. Sesuatu yang salah terbaca oleh Biean di dalam pikiran Profesor Silo. Biean pun mendadak kehilangan sedikit tenaganya setelah membaca isi pikiran profesor Silo. Biean melemah, tangannya melepaskan kerah kemeja Profesor Silo.

Profesor Silo merapikan kerahnya dengan penuh gaya, menyunggingkan senyum kebanggaannya di hadapan Biean. "Tatapan mata mu sungguh tajam tuan malaikat" gelagak tawa mengejek dipamerkan oleh profesor Silo di depan Biean "Apa kau ingin rasa cinta dari ku juga?" goda Profesor Silo sambil mengedipkan sebelah matanya pada Biean.

"Sebenarnya aku lebih menginginkan nyawamu" jawab Biean dengan tangan terkepal menahan emosi.

"Bee...!!!" tegur Erila mengusap lengan Biean, agar Biean meredam emosinya.

"Cepat masuk mobil Eril!" perintah Biean datar, tanpa melihat wajah Erila.

Dengan lancang profesor Silo menahan lengan Erila. "Erila sudah banyak menceritakan tentang kalian, dan aku juga sudah mempelajari tentang sejarah malaikat seperti mu. Ku pastikan Erila lebih pantas bersama ku!" tegas profesor Silo pada Biean yang hampir meledakan emosinya.

Biean menatap tajam ke dalam manik mata profesor Silo, mencoba menelaah isi otak gila si Profesor. "Kau benar-benar manusia gila!" hina Biean kemudian memilih masuk ke dalam mobil. Biean menutup pintu mobil dengan keras untuk meluapkan kekesalannya.

Teeeeeeeeeettttt...

Suara klakson mobil mengisyaratkan bahwa penghuni didalamnya sedang emosi tingkat tinggi.

Erila mengibaskan tangan profesor Silo yang menahannya, kemudian bersiap masuk menyusul Biean.

"Kalian sudah berbeda Erila!" teriak profesor Silo sebelum Erila menutup pintu mobil.

"Tapi aku akan terus bersama suami ku!" Erila memamerkan senyum manis pada profesor Silo yang juga sedang memberikan senyum manis dari wajah tampannya.

Erila pun menutup pintu mobil lalu tersenyum manis, melihat wajah penuh amarah Biean yang tetap fokus melihat tajam pada profesor Silo.

"Hati-hati di jalan tuan malaikat ganteng" goda profesor Silo sambil menunduk, mengintip Biean, dan memberikan kedipan sebelah mata pada Biean.

"Berhentilah memancing emosi suami ku!" kekeh Erila menegur Profesor Silo. Kemudian beralih menatap Biean. "Bee marah?"

"Eril Suka dia?" ketus Biean balik bertanya dengan wajah penuh emosi. "Kita pulang sekarang!"

Erila mengangguk lalu terdiam kemudian duduk patuh di kursi penumpang.

Biean memutar kemudi mobilnya dengan kasar. Melaju meninggalkan cipratan pasir pantai yang melompat ke arah profesor Silo. Ban mobil Biean seolah mewakili kebencian pengemudinya yang sangat besar kepada profesor Silo.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang