19. MALAIKAT KECIL

2.8K 176 18
                                    

Eiiiit... yang cantik!, yang tamvan! Sebelum lanjut membaca part ini, vote dulu atuh😘😘😍.

================================

LIMA TAHUN TELAH BERLALU...

Erila baru saja menyelesaikan sarapan paginya, sepiring nasi goreng bawang, ditambah sepiring omlet telur dan beberapa potongan buah segar. Porsi sarapan yang cukup banyak dari orang biasanya. Bukan karena Erila rakus, tapi semenjak kehamilannya Erila memang butuh makanan yang lebih banyak.

"Kau tidak menghabiskan susu coklat mu?" tanya Bu Asna yang melihat gelas ke dua susu coklat Erila masih tersisa setengah.

"Untuk pagi ini aku sudah cukup kenyang Bu" senyum Erila penuh semangat. "aku pergi kerja dulu Bu" pamit Erila sembari meneguk sisa susu coklat yang menurutnya sayang jika harus dibuang.

Bu Asna dan Pak Alwi tersenyum bahagia melihat semangat Erila.

"Karena Silo di luar kota, jadi pagi ini biar ayah yang mengantar kamu ke Toko." tawar Pak Alwi

"Hemmm" Cepat-cepat Erila menghabiskan susu coklatnya. "Tidak usah Yah!. Aku bisa mengendarai skuterku. Lagi pula toko yang sekarang tidak begitu jauh dari sini."

"Dengan perut besar seperti itu?" protes Bu Asna.

"Eril sudah terbiasa dengan bayi ini Bu. Terkadang kalau Silo tak bisa menjemput, Eril biasa naik bis atau kereta" jujur Erila.

"Jadi Silo pernah membiarkan kamu pergi sendiri?, kenapa tidak telpon Ayah?." protes pak Alwi

"Karena aku tidak mau lebih merepotkan kalian." cengir Erila.

"Seharusnya dari dulu bapak mempekerjakan seorang supir untuk Erila" omel Bu Asna pada pak Alwi.

"Erila yang tidak mau kemana-mana diantar supir" bela Pak Alwi dari omelan istrinya.

"Ayah!, Ibu!, jangan memperdebatkan soal  diriku!. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Jadi kalian tidak perlu khawatir." lerai Erila

"Tapi sekarang hamil mu semakin membesar Erila" protes Bu Alwi yang memang sangat menyayangi Erila.

"Tapi bayi ini bisa mengerti kesibukan ibunya" cengir Erila. "Aku pergi dulu" Erila mencium pipi Bu Asna dan Pak Alwi bergantian.

"Dia tak ada letihnya" ujar Bu Asna sambil menatap punggung Erila yang pergi meninggalkan ruang makan.

Sementara Pak Alwi hanya membalas ucapan istrinya dengan senyuman sembari menyelesaikan sarapannya.

Erila dengan senyum semangat menyusuri jalan Jakarta dengan skuter metik putihnya. Tersenyum manis pada setiap orang yang dilihatnya pada saat berhenti di lampu merah. Beberapa pengendara motor sempat terpesona dengan wajah cantik Erila tapi mereka menjadi kecewa ketika melihat bagian perut Erila yang sudah hamil cukup besar.

"Sudah bini orang bro" seloroh seorang pemuda yang sedang dibonceng oleh temannya pakai motor.

"Yang bening emang cepet sold out men!" Jawab temannya yang mengendarai motor.

BIDADARI TERSUNGKUR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang