1. Di Mulai dari Sini

11.4K 950 41
                                    















Son Seungwan meneguk lemon teanya entah untuk yang keberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Son Seungwan meneguk lemon teanya entah untuk yang keberapa kali. Selama dua puluh tujuh tahun hidupnya, dan tiga tahun perjalanan karirnya di MG Corp baru siang ini ia merasa sangat lelah. Entah mengapa ia merasa sangat lemah akhir-akhir ini. Mungkin kurang penyemangat dari pihak tertentu? Mm, kekasih maksudnya.

Seungwan hampir lupa kapan terakhir ia merajut perasaannya dengan seorang pria. Kalau tidak salah tiga tahun yang lalu. Bersama seorang musisi tampan yang dapat menaklukan segala sisi dalam dirinya. Bahkan dengan sekali kedipan saja mungkin sudah membuat dirinya mabuk kepayang. Tapi sayang, rasa mabuk itu kini sudah kandas dan terganti oleh rasa muak pada pria bermarga Park itu. Bagaimana tidak? Di pesta kenaikan jabatan bossnya Seungwan bahkan melihat pria itu sedang bercumbu dengan perempuan lain. Cuih, menjijikan.

Benar, semua orang pasti mengenali pria brengsek yang ingin sekali Son Seungwan remove dari permukaan bumi ini.

Park Chanyeol, si bangsat yang tidak karu-karuan itu. DJ paling hits se antero Seoul yang pastinya terkenal oleh semua orang yang berlangganan ke club.

Astaga, dengan menyebut namanya saja sudah membuat Seungwan ingin memuntahkan isi perutnya yang ia refill dengan semangkuk nasi dan sup ayam saat makan siang tadi. Menjijikan. Benar, pria itu memang tampan. Ia juga memiliki mobil yang jika saja berkumpul di garasi rumahnya hampir dikira showroom. Tapi itu sama sekali tak membuat Seungwan luluh kembali ke pelukan pria bermarga Park itu walaupun ia sering mendengar "ayolah Seungwanie, aku janji akan berubah untukmu. Aku pastikan kejadian itu tidak akan terulang lagi". Hah dasar cepirit naga!

Hampir setelah satu tahun setelah lepas dari kungkungan Chanyeol kriteria Seungwan berubah drastis. Ia tak lagi memikirkan apakah pria-nya nanti bisa bermain dengan alat dj atau tidak. Memiliki kegemaran yang sama sepertinya atau tidak. Apapun itu, tidak lagi sekararang. Di pikirannya semua itu Cuma kekonyolan semata. Chanyeol terlalu jauh dari kriterianya karena sampai detik ini pria itu masih memakai uang orang tuanya yang kaya raya itu. Dan Seungwan benar-benar muak dengan pria manja seperti Chanyeol. Menurutnya pria dewasa yang bisa membahagiakan dirinya sendiri itu cukup.

Ia tak lagi senang melihat gaya-gaya pria itu yang terkesan nakal dan bebas. Entahlah, ia lebih sering membayangkan pria dengan kemeja putih atau hitam akhir-akhir ini. Menurutnya itu terasa lebih ermh. Benar tidak sih?

Son Seungwan bekerja di salah satu bagian keuangan MG corp di jantung Seoul. Daerah yang di padati dengan gedung pencakar langit dengan ribuan pegawai di dalamnya. Walaupun kenyataannya bekerja sebagai pegawai kantoran itu tidak seindah bayangannya dulu. Ia sempat berpikir jika bekerja sebagai pegawai kantoran akan sangat menyenangkan. Tapi kenyataannya, kata jenuh dan muak kurang cukup menggambarkan perasaannya.

Seungwan sempat ingin meneruskan usaha yang di rintis kedua orang tuanya sebelum bergabung dengan perusahaan ini. Tapi itu dulu, sebelum ia menyadari ada sesuatu yang lebih penting dari pikirannya yang dulu. Begitupun dorongan dari kakak sulungnya yang lebih menganjurkan Seungwan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak daripada usaha orang tuanya. Ya begitulah kakak sulungnya yang protektif itu, Son Naeun. Wanita yang saat ini berbicara dengan Seungwan lewat telefon pintarnya.

"Ku buang saja ya? Kita bisa membelinya nanti saat kau pulang"

Rutinitas, Son Naeun selalu menelponnya untuk beberapa detik di istiharat kerjanya. Namun kali ini ada alasan lain.

"ayolah Eonnie, Jimin mengirimnya dari Busan. Dan aku harus menyimpannya, tolong jangan sentuh kardus itu sedikitpun Naeun!"

"Hey! Kau berbicara tak sopan padaku! Aku akan mengutukmu Seungwan." Kata Naeun di seberang telepon.

"kau selalu bisa membuatku kesal Eonnie! Aku membencimu" Seungwan memasang nada kesal yang di buat-buat. Jika saja perempuan di seberang telepon itu bisa melihat kenyataan. Seungwan selalu tersenyum saat beradu mulut dengan kakak kandungnya itu.

Kenyataannya Seungwan menyukai segala yang ada pada kakak sulungnya itu. Ia selalu percaya dan menurut dengan apa yang Naeun katakan. Karena ia percaya jika kakaknya itu selalu benar. Naeun terlahir dengan paras dan tubuh yang cantik. Walaupun kenyataannya Son Seungwan juga tak kalah cantik.

Seungwan selalu menjadikan wanita itu sebagai panutannya. Dalam segala hal. Sikapnya yang perfeksionis, wanita yang cukup tangguh dan bertanggung jawab. Dan yang paling penting ia sudah cukup bisa mencintai dan menghormati dirinya sendiri. Begitupun dengan orang lain. Seungwan juga menyukai segalanya yang Naeun lakukan padanya. Memanjakannya, memasak makan siang untuknya, menelponnya walaupun wanita itu ada di benua lain atau bahkan ada di bawah selimut yang sama.

Son Naeun memang lulus dari jurusan yang bahkan melenceng jauh dari karirnya. Ia lulus dengan nilai terbaik dan harusnya ia sekarang jadi seorang arsitek yang handal, tapi kenyatannya berbeda. Naeun memikat banyak pasang mata dengan kecantikan hati dan ucapannya. Mengantarkannya sebagai seorang model internasional yang sering kali mengharumkan nama negara mereka.

"ku ingatkan padamu untuk tidak menemui pria boncel itu lagi Wan-ah! Dia bukan teman yang baik, percaya padaku"

"ya..ya..ya.. terserah kau saja. Kembali tidur sana! Kau harus terbang ke Taiwan nanti malam kan? Boss-ku memanggilku. Bye bawel" tutup Seungwan dan menaruh ponselnya ke samping komputernya itu.

****

Seungwan menutup berkas terakhirnya sore ini. Merenggangkan kedua tangannya yang terasa sangat berat dan pegal seperti tertimpa beton. Menguncir tinggi rambut hitam legamnya dan bersiap diri untuk mengakhiri sesi penyiksaan berujung uang ini.

"Seungwan-ah, sajangnim memanggilmu ke ruangannya." Kata Jongin, salah satu rekan satu divisinya.

Tapi perempuan itu masih terdiam. Berusaha menetralkan nafas dan degupan jantungnya yang kadang suka melawan batas normal. Ucapan Jongin benar-benar membuatnya serangan jantung. Ia berada di persimpangan dan kebingungan sekarang, haruskah ia bangkit dan menemui atasannya itu atau pura pura meninggal dunia saat ini juga? Nahkan.

Akankah makhluk itu akan memecatnya atau memotong gajinya? Tidak. Tentu saja tidak. Bossnya adalah orang yang sangat baik. Lalu apa?

Benar, Seungwan hampir melupakan yang satu ini. Satu hal penting yang bisa memporak porandakan dirinya dalam sedetik saja.

Hampir lebih dari satu tahun Seungwan menyimpulkan perasaannya pada pria yang menjadi atasannya ini. Ia tak yakin, namun setelah ia bertanya pada Jeon Ahreum bukannya lega justru ia malah makin merana. Ahreum bilang ia jatuh cinta pada pria tua itu, apakah ini terdengar konyol? Berapa banyak pegawai yang menyimpan rasa pada atasannya di dunia ini? Banyak, dan ia tak mau tahu berapa jumlahnya.

Ia bahkan tak yakin jika ia benar-benar jatuh cintah pada pria sedingin es dan sekeras batu koral di laut lepas itu. Mukanya datar seperti tembok baru di beri semen, ia kaku seperti kanebo kering dan well sepertinya ia benar-benar jatuh cinta pada pria tua itu. Hey..hey.. fallin love isn't a crime buddy. Itu sah-sah saja untuk Seungwan dan semua makhluk yang hidup di planet bernama bumi ini. Benarkan?

"Nona Seungwan, sepertinya benar berita yang beredar ya?"

Wait, what? Siap—astaga!!

Jantung Seungwan rasanya seperti lompat ke tenggorokan dan ingin keluar dari mulutnya. Jatuh ke tanah dan nyawanya akan hilang dalam hitungan menit saja. Bagaimana tidak? Kalian harus melihat siapa yang berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan. Bloody hell!

"n-ne?"

"anda benar-benar sudah tidak betah lagi ya?" oh astaga pria itu tersenyum. Namun bukan senyum manis.

Melainkan senyum seorang psikopat yang siap mengacak-acak isi perut dan dadamu dalam sekejap.





-ccCcc-





Happy reading..

Semoga suka ya, sudah lama aku nggak nulis cerita lagi. Jadi yah, sedikit kaku dan agak gak danta. Keep read and voment ya. See ya🔥

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang