2. Laut Lepas dari Busan

5.5K 646 8
                                    



"halo Seungwan? Apa kau masih berbaring di atas tempat tidurmu sekarang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"halo Seungwan? Apa kau masih berbaring di atas tempat tidurmu sekarang?"

Son Seungwan mengerjapkan matanya tiga kali sebelum bangkit dan duduk diatas ranjang tempat tidurnya. Otaknya belum dapat bekerja sepenuhnya. Ia masih melayang di awang-awang dan tak menyadari apapun. Ia hanya ingat ponselnya berdering sebanyak empat kali dan itu lebih dari cukup utnuk menyadarkan dirinya.

"nugu-" Seungwan menggantung ucapannya sebelum mendapat semprotan dari seseorang di seberang telepon pintarnya.

"ini aku Park Jimin. Apa kau tidak pernah menyimpan nomor ponselku huh?"

Ah, detik ini seungwan sadar. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga. Memastikan siapa orang gila yang berani menelponnya di hari libur begini. Dan ternyata benar, pria kampung itu. Park Jimin.

Seungwan menyingkap selimut tebalnya dan berjalan ke samping nakas untuk mengambil remote pendingin udara. Udara pagi cukup membuat dia sedikit meremang. Terlebih saat tidur begini ia hanya pakai celana pendek yang hampir mirip dalaman. Juga baju tidur kebesaran yang lebih mirip seperti kelelawar itu.

"ada apa? Kau mau mengirimku seafood lagi? Terima kasih Jimin, tapi kirimanmu yang kemarin belum habis. Aku bahkan memberikan separuh ikan dinosaurus itu pada tetanggaku" kata Seungwan.

Ia berjalan ke arah dapur masih dengan ponsel yang menempel di telinga kirinya. Tertutup oleh rambut cokelatnya yang kusut dan acak acakan.

"bukan, Seungwan. Jadi begini, ehmm-apa kakakmu ada di rumah sekarang?" tanya Jimin.

Jimin adalah pria yang notabenenya sahabat Son Seungwan bahkan saat usianya bahkan belum genap satu tahun. Memang benar, masa kecil Seungwan berpindah-pindah. Ini semua sebab pekerjaan ayahnya. Dari lahir ia tinggal di Busan bersama keluarganya. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk pindah saat ia lulus SMA ke Toronto, Kanada. Seungwan mengenal Jimin lebih dari apapun di dunia ini. Mereka sahabat terbaik. Tak pernah melepaskan hubungan mereka yang biasanya akan hilang di makan jarak. Mereka berbeda, akan tetap terus begitu.

"tidak, Naeun eonnie tidak ada di rumah. Kenapa?"

Samar-samar namun pasti. Seungwan mendengar Park Jimin sedang meringis dari seberang sana. Entahlah ia tak yakin dengan apa yang terjadi dengan pria itu, "Jim-"

"buka pintu sekarang juga Son Seungwan, aku hampir mati kedinginan disini" katanya.

Apa?

****

Park jimin meniup asap yang memenuhi segelas kopi itu. Ia tersenyum saat Seungwan memberikan selimut tebal berwarna merah maroon itu. Pria itu tak melepaskan pandangannya pada perempuan bermarga son itu. Masih betah melihat pergerakan sang sahabat bergerak kesana kemari seperti mesin penyedot debu seharga jutaan won itu. Menyapukan lantai, membersihkan piring dan berakhir duduk bersila di hadapan pria itu.

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang