30. Goodbye

1.1K 149 9
                                    




Selamat membaca, semoga nggak mengecewakan yaaaaa...










Seulgi masih memeluk tubuhku erat, seolah kami sedang mentransfer kekuatan satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Seulgi masih memeluk tubuhku erat, seolah kami sedang mentransfer kekuatan satu sama lain. Aku tidak begitu yakin tapi rasanya pelukan ini sudah lebih dari sepuluh menit. Saat ini entah kenapa aku mulai memikirkan Min Yoongi. Menenangkan Seulgi sambil memeluknya, membuatku teringat dengan sepupunya itu. Aku tidak bisa membohongi diriku sendiri, aku merindukannya.

Tapi saat mengingat kembali isi otaknya, rasanya ingin sekali aku menembakan senapan ke kepala si bajingan itu. Aku benci dia.

"Seungwan-ah kau memikirkan sesuatu lagi ya?" Seulgi melepaskan pelukannya dan menatap mataku lekat.

Aku menggeleng kecil sebelum tangan perempuan bermarga Kang itu memukul lenganku pelan. "Jangan pusing memikirkan apapun, setelah pria ini sadar aku akan segera menyerahkan diri. Aku tidak akan kabur. Tenang saja"

"Csh, tadinya aku memang berniat begitu. Tapi aku kasihan jika mengingat kau harus menghabiskan sisa hidupmu di penjara dengan keadaan masih single." Jawabku sambil terkekeh.

"Jinjja, yang benar saja. Aku hampir membunuh seseorang yang notabenenya sahabatmu juga, tapi kau masih membelaku. Kau benar-benar menyayangiku Seungwan-a. " kata Seulgi lagi.

Ku pukul pundaknya cukup keras sambil terkekeh pelan.

Seulgi tersenyum lagi, ia menyandarkan tubuhnya di sofa dan memandangku lembut.

"Rasanya baru kemarin kita bersekolah, aku bahkan masih ingat bagaimana ekspresimu saat pertama kali berkenalan denganku, atau bahkan berkencan dengan Kim Seokjin. Kau terlihat seperti remaja normal pada umumnya, kekanakan dan teledor..."

"...dan sekarang kau sudah tumbuh menjadi wanita yang kuat dan dewasa. Kau bisa menyelesaikan semua dengan baik Seungwan, aku kagum denganmu. Sungguh. Dan kau tahu? Apa yang membuatku sangat senang?"

Aku menggeleng. Ikut menyandarkan kepalaku di sampingnya. "Entahlah."

"Kau akan menjadi seorang ibu sebentar lagi, hanya menunggu beberapa saat saja. Dan bayi itu akan menjadi keponakanku. Aku benar-benar tidak sabar"

Seulgi memandangku dengan tatapan yang sulit diartikan, matanya memancarkan kebahagiaan. Perempuan itu berbinar, sedikit berkaca-kaca bahkan. Apakah bayi ini benar-benar istimewa untuknya? Oh Ya Tuhan, Ayah kandungnya saja bahkan ingin membunuh mereka. "Benarkah?" ujarku.

Ia mengerjap pelan. "Mau dengar ceritaku sedikit?"

"Saat usiaku sepuluh tahun Seungyoon meninggal karena kecelakaan mobil. Duniaku rasanya hancur, dia adalah cinta pertama, ayah dan seorang kakak terbaik untukku. Ibuku bilang, saat aku lahir Seungyoon tidak bisa berhenti menangis karena terlalu senang. Bukankah ia sangat menyayangiku?"

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang