31. One of These Night.

1.2K 154 13
                                    

































Seungwan berjalan menyusuri pelataran rumah sakit itu. Satu bebannya sudah menguap hilang. Park Jimin sadar dan menjawab semua konspirasi konyol yang ia ciptakan. Dan mungkin ia akan istirahat selama beberapa hari ke depan sambil mengurus beberapa hal yang terbengkalai. Lagipula Seulgi bersedia menggantikan perannya di rumah sakit.

Hitung-hitung tanggung jawab, ia juga harus ikut andil mengurus korbannya. Seungwan benar-benar harus istirahat total setelah ini. Ia tidak kuat jika masih harus melihat keadaan bedebah itu setiap hari, biar Seulgi yang menggantikannya.

Ia merogoh saku dressnya dan menatap layar ponselnya lesu. Tangannya bergerak menuliskan beberapa kata dalam sebuah pesan singkat untuk ibunya. Yah, semoga saja ini berhasil.

Setelah menuliskan satu buah pesan ia kembali memasukan ponselnya. Seungwan melamun lagi, begitu banyak pertanyaan singgah di pikirannya. Dan ia benar-benar membutuhkan pelukan Yoongi saat ini. Karena sebuah pertanyaan balik bukanlah hal yang ia inginkan.

Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju halte bis tepat di depan rumah sakit. Ia tidak bisa naik subway saat ini, terlalu mual. Baru saja perempuan itu berniat untuk duduk, namun sesuatu mengganggu fokusnya.

Disana sekumpulan orang sedang berkumpul karena meributkan sesuatu. Ia mulai memasang mata dan telinganya dengan seksama. Mereka meributkan seseorang yang memarkirkan mobilnya di tengah pelataran rumah sakit. Membuat banyak kendaraan sulit melewati akses jalan tersebut.

Seungwan terdiam, sebelum menyadari mobil hitam itu disana. Ya, itu adalah mobil mewah milik suaminya. Saksi bisu bagaimana Seungwan menjalani hari-harinya bersama pria bermata biru itu. Tak perlu waktu lama, Seungwan bukan wanita bodoh. Bukankah kehadiran mobil itu menandakan jika pemiliknya juga ada disana? Damn.

"Masalah apa lagi yang akan di buat si bodoh ini, aish." Umpatnya.

Seungwan dengan cepat kembali masuk ke dalam gedung raksasa itu. Dugaannya benar, ia pasti disana. Perkiraannya tidak pernah meleset, dan lihat sekarang. Kim Seokjin jadi pelampiasan amarahnya. Pria itu terduduk di lantai dengan memar yang cukup besar di rahang wajahnya.

"Jin-ah, gwaenchana?" Ia langsung menghampiri Seokjin dan mengelus wajahnya pelan.

Seungwan menoleh, menatap suaminya sejenak tanpa ekspresi di wajah cantiknya. "Kau memang benar-benar tidak pernah puas untuk menyakiti orang lain Yoongi-ssi?"

Raut wajah masam Yoongi menggambarkan jelas penyesalannya. Tapi ia juga bisa melihat raut terluka disana, di dalam mata biru Min Yoongi. Tapi saat ini hati dan jiwanya sedang tidak ingin berdamai, ia sangat marah dengan Min Yoongi.

"Aku memang perlu bicara denganmu, ddarawa." (Ikut aku)
















" (Ikut aku)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang