12. Dont tell me why

2.2K 363 22
                                    

Min Yoongi membatu saat gadis itu melontarkan pertanyaan itu dari mulutnya. Ia bahkan tak mengira jika gadis itu benar-benar berfikir jauh ke depan. Memikirkan tentang apa yang Yoongi sama sekali tak pernah bayangkan atas ucapannya barusan.

Ia menatap deburan ombak yang menghajar batu karang gagah itu disana. Matahari bersinar terik, awan putih sebagai pemeran pendukung disana. Dan pria itu.. masih terdiam tanpa menghirauan tatapan nanar perempuan disampingnya. Si brengsek sudah bertindak terlalu jauh. Lihatlah Son Seungwan sekarang, perempuan itu menahan keras air matanya. Yoongi tahu itu, ia belum buta.

"Kau hanya perlu menjawab 'ya' atau 'tidak' Seungwan-ah. Jangan bertanya hal yang tidak penting" kata Yoongi.

Seungwan melotot, nafasnya tercekat. "Apa kau bilang?"

Hal yang tidak penting?

"Bukankah aku sudah bilang? Tidak apa-apa jika kau menolak Seungwan"

Jawaban yang pria itu ucapkan jelas bukanlah apa yang Seungwan harapkan. Setidaknya ia tahu, jika pria itu tidak mencintainya sama sekali.

Son Seungwan terdiam, Matanya terasa perih. Sekeras apapun ia menahan, tetap saja air matanya jatuh. Seungwan bukan seorang perempuan yang mudah menangis atau merasa terluka. Namun tidak kali ini, semuanya berbeda. Dalam hidupnya, sebuah pernikahan adalah sesuatu yang sakral. Hal suci yang tidak seharusnya sembarangan di jalankan layaknya sebuah hubungan percintaan biasa. Bukan sebuah permainan atau apapun yang pria itu pikirkan dalam kepalanya. Entahlah, Seungwan tidak tahu pasti niat dan apa yang pria itu pikirkan.

Ia selalu berharap jika kelak ia akan menikah dengan pria yang ia cintai-dan tentu saja mencintai dirinya juga. Menjadikan pernikahannya sebagai suatu hal terindah dalam hidup yang akan ia lakukan dengan sungguh-sungguh untuk pertama dan terakhir. Bukan seperti ini.

"Kau melakukan ini untuk bersenang-senang?" Tanya Seungwan pelan. Suaranya yang parau dan bergetar seharusnya menjadi sebuah tamparan keras bagi Min Yoongi. Jika perempuan itu benar-benar dalam keadaan yang tidak baik.

Pria itu membatu. Terdiam seribu bahasa. Mulutnya terasa kaku, lidahnya kelu saat melihat air mata perempuan itu membasahi kedua pipinya yang gembil. Kau membuat satu orang perempuan menangis lagi karena mu. Kau membuat seorang gadis kecewa lagi, Min Yoongi. Tidakkah kau terlalu bajingan?

"Seungwan maafkan ak-"

Son Seungwan mengangkat sebelah tangannya. Pertanda ia tak ingin mendengar lagi sepatah katapun dari mulut pria bermarga Min itu.

"A..aku akan memikirkannya Yoongi, aku butuh waktu"













 "Aku takut Jimin-ah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













"Aku takut Jimin-ah"

Sepasang kekasih itu memutuskan untuk bangkit dari kegiatan mereka. Mereka bangkit dari posisi mereka yang sedang bersandar pada sofa besar di apartmen itu. Saerin menatap kekasihnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Namun ia sedikitnya mengerti, maksud dari apa yang Jimin pikirkan. Ia sadar jika mereka tidak seharusnya melakukan semua ini pada wanita itu. Ia sudah merasa cukup brengsek karena menyakiti wanita itu. Dan ia tak ingin ini terjadi untuk kedua kalinya. Saerin tidak ingin.

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang