27. what is left will soon fade

1.4K 186 33
                                    









Tuan Park mengalami kecelakaan tabrak lari. Keadaannya tidak baik, kami tidak tahu harus menghubungi siapa lagi karena ponselnya dalam keadaan kosong. Tidak ada kontak siapapun, dan anda satu-satunya nama yang ada di riwayat panggilannya Seungwan-ssi.


















"Ada sejumlah pendarahan di kepalanya, Jimin-ssi terbentur cukup keras di beberapa bagian rawan. Semoga saja hal buruk tidak terjadi padanya. Dan.. ia sedikit shock saat kecelakaan terjadi, mungkin itu yang menyebabkan jantung beliau agak melemah. Sejauh ini hal itu yang menjadi pr untuk tim dokter. Untuk keterangan jantung anda bisa menghubungin Dr. Kim"

"Hal buruk tidak akan terjadi pada si bodoh kan uisa-nim? Dia akan bangun dan baik-baik saja kan? Ia akan jadi seorang ayah sebentar lagi"

Jung Yunho terdiam, selaku dokter yang menangani pasien ia tak bisa membaca masa depan. Ia juga ikut berdoa dan berharap pasiennya akan sadar dan kembali membuka matanya. "Mari kita berdoa untuk untuk Jimin-ssi, saya tidak bisa memberikan sebuah luka apalagi harapan Nona Son"

"Tolong Jung uisa-nim."

Dokter Jung mengusap pundak Son Seungwan halus. Menyalurkan semangat dan rasa nyaman padanya. "Saya antar anda ke ruangan Dr. Kim untuk keterangan lebih lanjut tentang jantung Jimin-ssi, mari Nona Son"













 Kim untuk keterangan lebih lanjut tentang jantung Jimin-ssi, mari Nona Son"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















"Oh jadi kalian baru sampai Seoul tiga hari yang lalu? Biar kutebak.. kau pasti masih jetlag kan?" Seokjin menyikut lengan perempuan itu pelan.

Tak ada ruangan pribadi atau apapun saat ini. Pertemuan mereka masih layaknya dua kawan yang memang berencana membahas persoalan biasa. Seungwan masih menyandarkan punggungnya di kursi besi lorong rumah sakit. Tepat di sebelahnya, Kim Seokjin dan secangkir kopi panasnya.

"Perduli apa kau tentang jetlag, cepat beritahu aku keadaan Jimin sekarang" cetus Seungwan sambil mengibaskan sebelah tangannya tak sabar. "Dia akan baik-baik saja kan?"

Sejenak Seokjin terdiam sebelum memutuskan untuk memukul pelan pundak Seungwan. "Tapi kau harus berjanji untuk menemui seorang Dokter yang ruangannya tepat di depan pusat informasi lantai ini ya?"

"Untuk apa? Aku baik-baik saja. Yang seharusnya ke dokter itu kau! Otakmu benar-benar sudah gila."

"Aku akan beritahu semuanya setelah kau setuju, bagaimana Nyonya Min?" Tawarnya.

Dengan berat hati ia terpaksa harus menganggukan kepalanya demi mengetahui keadaan Jimin.

"Aku tidak tahu kalau temanmu itu sebelumnya punya riwayat penyakit jantung atau tidak. Tapi ia hampir mati karena serangan jantung saat tertabrak di lokasi. Ia shock, shock yang amat berat melebihi benturan di kepala dan punggungnya. Untung saja, petugas medis datang begitu cepat dan menyelamatkannya. Aku bahkan tidak tega saat melihat fotonya pertama kali sampai disini.."

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang