16. Growing Pain

2.7K 365 35
                                    

Typo everywhere
.

.

.

.

.

Terjawab sudah perampok rumah wendy wkwkwk















"Eommonie, apakah anda keberatan jika aku menikah dengan Seungwan?"

Nyonya Son melebarkan matanya mendengar ucapan pria berkulit pucat itu. Menutup mulutnya yang sontak ikut terbuka. Rasa senang menyelimuti hatinya sekarang. Ia tak pernah menyangka ada seorang pria yang benar-benar melakukan ini pada putrinya.

"Saya sangat mencintai Seungwan, dan selalu menginginkan putri anda untuk ada selalu bersama saya Eommonim"

Seungwan menunduk dalam. Ini bukanlah sesuatu yang ia inginkan, percayalah. Bukanlah rasa hangat dan bahagia yang menyirami hatinya saat ini. Melainkan sebuah lahar yang panas dan menyakitkan. Kenapa pria itu harus melakukan ini padanya?

"Saya tidak bisa membayangkan hidup saya tanpa kehadiran putri anda. Bisakah anda mengizinkan saya untuk jadi satu-satunya untuk nona Son?" tutupnya tenang.

Tidak Min Yoongi, sadarkah jika segala ucapanmu tak lebih dari setumpuk sampah? Hentikan semua.

"Bisakah aku menolak pria sebaik dan semanis dirimu untuk putriku Yoongi-ya? Tentu saja tidak" Kata Nyonya Son tersenyum. Mengambil tangan Yoongi dan menggenggamnya. Seolah yakin akan semua yang ada dalam diri lelaki dengan senyum semanis gula itu.

"Ku percayakan semua padamu Nak"

"Terima Kasih atas kepercayaan anda eommonie. Terima kasih telah melahirkan wanita yang tepat.."





"Pria mesumm!!! Apa yang kau lakukan disini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








"Pria mesumm!!! Apa yang kau lakukan disini?"

Wanita itu memegang erat handuk putih yang melilit tubuhnya itu. Tak ada penghalang disana. Pria itu bisa melihat semua, bahu, leher dan ermm.. baiklah maaf. Lagipula salah siapa? Ini sama sekali bukan kehendaknya. Perempuan itu tiba-tiba saja keluar dari kamar mandi apartement Son Seungwan. Dan Jimin?-yeah pria itu Jimin.

Hanya bisa tercengang.

"Pergi dari rumahku!" Teriaknya.

Perempuan itu melempar semua yang ada di sekelilingnya. Remote televisi, botol shampoo, sendok, apapun lah pokoknya. Wajahnya benar-benar panik dan sejujurnya Jimin ingin terbahak. Tapi nyalinya tidak cukup mengingat betapa bringas dan seramnya wanita itu.

"Hey hentikan! Sa-sakit!" Erang Jimin berusaha menghentikan aksi anarkis perempuan itu. Dan-hap!

Jimin mencengkeram sebelah tangan gadis bermata kucing itu. Membiarkan tangannya yang lain mempertahankan posisi handuknya yang mengenaskan. Tentu saja, bisa bahaya nanti.

Deep Blue EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang