[1] Extra Part : Anindita

1.8K 37 2
                                    

Budayakan klik tombol bintang sebelum membaca dan beri komentar setelah membaca part ini.
Happy reading.

Sorry for typos.

•••

Ella sudah berusia satu tahun. Anak kecil berpipi gembul itu sangat rewel. Buktinya sekarang, ini sudah jam setengah satu malam dan Ella malah menangis dengan kencangnya. Membuat aku dan Rafa mau tak mau bangun.

"Raf, gendong Ella. Bawa kesini, buruan. Aku ngantuk." aku masih belum sepenuhnya sadar, masih memeluk guling. Membuat Rafa mendengus.

"Sudah punya anak tetapi sifatnya sama sekali tidak berubah." gerutu Rafa. Tapi tak urung ia berjalan menuju box tempat tidur Ella. Dan langsung menggendongnya.

"I heard it, Raf!" ucapku setengah berteriak, Rafa terkekeh sambil memberikan Ella kepadaku. Aku langsung terduduk.

"Anak mami kenapa bangun jam segini hm?" tanyaku pada Ella, dia hanya mendusel manja di dadaku. Langsung saja aku membuka dua kancing teratas piyamaku, aku menyusui Ella.

Rafa yang melihat itu malah kembali merebahkan dirinya, sembari mendekat padaku.

"Papi mau nenen juga mi." ucapnya datar namun tangannya mulai bergerak nakal, aku langsung menghadiahi tabokkan di tangannya.

"Rafa no!"

"De, kamu jangan pelit gitu dong. Nenen mami kan ada dua, satu buat kamu, satu buat papi." ucapnya merajuk, lucu seperti anak kecil yang tidak mendapatkan eskrim.

Ella hanya diam, tidak mengerti perkataan Rafa. Anak kecil itu menutupi dadaku yang satu dengan tangannya. Membuatku tertawa. Ella tidak ingin berbagi.

"Ish, masa anak cantik pelit." gerutu Rafa wajahnya masih datar, terdengar jelas oleh kedua telingaku. Aku hanya tertawa.

Rafa pun menarik selimut berwarna pink sebatas dada. Tangannya bergerak memeluk pahaku.

"Tidur Raf, ntar kamu kerja kan?" tanyaku, yang dibalas dengan gumaman. Aku mendengus.

Setelah Ella kembali terlelap, aku menidurkannya di tengah-tengah kami. Ku selimuti Ella dengan selimut kecilnya yang berwarna hijau cerah.

Matanya terpejam, mulutnya mangap-mangap. Aku terkekeh pelan, lalu ikut merebahkan diri.

•••

Aku terbangun, lebih dulu daripada Rafa dan Ella. Wajar saja, semalaman Ella merengek lagi dan hanya mau digendong oleh Rafa. Mau tak mau Rafa menggendongnya sampai tertidur lagi.

Aku membuka pintu kamar, tidak berniat menutupnya. Melangkahkan kakiku menuruni tangga.

Setelah sampai di dapur, aku mengambil dua gelas. Kuisi gelas itu dengan bubuk susu, lalu ke isi air hangat. Itu buat aku dan Rafa.

Sedangkan buat Ella, aku akan membuatkannya setelah dia bangun. Kedua tanganku membawa dua gelas berisi susu rasa vanilla, lalu ku taruh di minibar, tempat aku dan Rafa biasa sarapan.

"Cara membuat omlet yang mudah dan gak ribet." aku terkekeh mendengar suaraku yang sedang mencari suatu resep di mbah google.

RafninditaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang