(1) Masuk pesantren

24.7K 540 19
                                    

Nazwa adalah seorang santri yang berasal dari desa yang cukup kecil tepatnya di daerah Malang...
Nazwa berasal dari keluarga yang sangat sederhana tidak ada kata mewah dalam hidupnya sejak kecil

Pada akhirnya ketika Nazwa telah lulus MI(Madrasah Ibtidaiyah) Nazwa harus nyantri di sebuah pesantren tepatnya di An-Nur salah satu pesantren di daerah malang.

Nazwa orang nya cantik, penurut, tapi ilmu agamanya kurang yang menyebabkan kedua orang tuanya harus memasukannya ke pesantren

Tiba pada hari-H Nazwa harus berangkat Nazwa diantar oleh kedua orang tuanya...

"Semoga saja dengan aku nyantri aku akan lebih baik dari pada sebelumnya" Batin Nazwa.

Sesampainya di pesantren....

"Assalamualakum..." ucap ibu Nazwa dengan setengah membungkukkan badannya diambang pintu ndalem yang sedari tadi tiada orang yang menjawab salam nya Nazwa dan orang tuanya tetap menunggu pada saat 5 menit berlalu.

"Walaikum salam..." seorang wanita yang tidak lain adalah bunyai Shofiyah dari pesantren tersebut sekaligus pengasuh pesantren tersebut, maklum tidak ada orang disana hanya ada Bunyai dengan abdi ndalemnya saja karna sang Kyai telah telah wafat beberapa bulan lalu.

"Monggo mlebet, monggo lenggah ten ngriki ngapunten wonten nopo geh" (silahkan masuk, silahkan duduk maaf ada apa ya) tutur Bunyai sambil mengulurkan tangan nya kepada ibu Nazwa disusul dengan tangan Nazwa yang mencium punggung tangan Bunyai setelah itu ayah Nazwa cukup menangkupkan ke dua tangannya yang jaraknya tidak terlalu dekat.

"ngapunten bunyai niki bade masrah aken yugo kersane yugo kulo ngaos ten ngriki kersane memperdalem ilmu agama nipun" (maaf Bunyai ini saya ingin memasrahkan anak saya supaya anak saya mengaji untuk memper dalam ilmu agamanya) dengan sopan ibu Nazwa mengatakannya kepada Bunyai dengan menundukkan wajahnya.

"O nggeh nggeh... sopo jenenge?, kelas piro nduk?" (Oh.. iya iya... siapa namanya?, kelas berapa?) Bunyai dengan menganggukkan kepalanya dan sedikit bertanya kepada Nazwa...

"Kulo Nazwa Bunyai kulo nembeh lulus MI" (saya Nazwa Bunyai saya baru lulus MI) jawab Nazwa

"O sektas lulus MI ta ndukk... nggeh mpun samean mulai saiki dadi santri kene yo... cek di terno mbk-mbk nang kamarmu mari ngene" (o baru lulus MI... yasudah mulai sekarang kamu jadi santri sini ya... biar nanti dihantar mbk-mbk setelah ini) dengan senang hati bunyai menerimanya.

"Matur nuwun bunyai kulo titip yugo kulo ten jenengan mandar mugi lare niki dugi pondok dados lare seng soleha" (terima kasih Bunyai saya titipkan anak saya kepada Bunyai semoga dengan disini Nazwa menjadi anak solehah) Sang ayah bertutur kepada bunyai dengan wajah menunduk

"Amiiinn.." Ucap Bunyai, Ibu Nazwa Dan Nazwa

"Nggeh pun kulo pamit wangsul riyen ngapunten ngerepoti matur nuwun" (Ya sudah saya pamit pulang dulu maaf merepotkan terimakasih Bunyai) ibu Nazwa mengulurkan tangannya Nazwa mencium punggung tangan bunyai dan ayah Nazwa menangkupkan kedua tangannya sembari pamit.

"Nggeh pun mboten nopo samiii sami" (iya tidak papa, sama sama) ucap bunyai

"Nazwa melok mbk Nana yo" (Nazwa ikut Mbk Nana ya..) bunyai memanggil salah satu abdi ndalemnya

"Nggeh bunyai" (baik Bunyai) jawab Nazwa

sang ibu mengucapkan salam kepada bunyai dan Nazwa setelah Nazwa memcium tangan kedua orang tuanya
"Assalamualaikum..." ibu dan ayah Nazwa serentak mengucap salam

"Walaikum salam...." bunyai dan Nazwa mnjawab

Ayah dan ibu Nazwa sembari melambaikan tangannya ketika mereka mulai keluar gerbang depan dalem meninggalkan Nazwa dengan wajah yang menahan tangis sang ibu meninggalkan putrinya,
Air mata nazwa mulai tidak terkontrol menetes namun tak bersuara dengan perasaan entah harus sedih atau senang, sedih karna harus jauh dari orang tua selama beberapa tahun kemudian dan senang karna dia akan memiliki teman baru dan mengenali suasana yang berbeda, keheningan tercipta setelah beberapa menit tangan Nazwa tiba-tiba ada yang menariknya pelan berkata...

I Love Gus (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang