(15) Cobaan berat

7.8K 283 4
                                    

Nabila melaksanakan sholat asar bersama dengan Ryan saat itu, ketika telah disujud terakhirnya Nabila merasakan sesak yang luar biasa hingga Nabila tidak bisa mengangkat dirinya untuk duduk tahiat akhir, hingga pada saat Ryan mengucapkan salam yang pertama Ryan baru sadar sedari tadi tidak ada pengulangan takbir yang terakhir ketika hendak bangkit dari sujudnya dari mulut Nabila, setelah Salam yang terakhir Ryan reflek menoleh kepada Nabila yang masih dalam keadaan sujudnya.

Ryan membalikkan badannya yang telah kaku dalam sujudnya, ketika Nabila telah berbalik Ryan mencoba menepuk pipinya pelan, tapi tidak ada respons selang beberapa waktu Ryan mencoba untuk tenang karna masih belum percaya, dengan apa yang telah terjadi saat ini, dengan cara memanggil keluarganya dan memutuskan untuk memanggil dokter, namun hasilnya nihil Nabila sudah pulang untuk menemui Allah terlebih dahulu, dikarenakan menurut pemeriksaan dokter Nabila mengalami kelelahan yang sangat, sehingga menyebabkan sesaknya kambuh disaat bersamaan Nabila sholat disujud terakhirnya.

"Ya Allah.... Innalillahi wa innaa ilaihiroji'un…." Ucap lirih Ryan tak terasa air matanya luruh di pipinya.

Bagaimana mungkin disaat hari pernikahannya yang awalnya suka langsung berbalik duka.

Beberapa kerumunan orang datang dan disusul dengan keluarga Ryan saat itu Ryan merasakan hatinya benar-benar hancur bagaimana bisa ini terjadi jika Allah memang berkehendak tapi apalah daya Ryan hanya manusia dan makhluk Allah..

Hingga di pemakaman pun tiba setelah beberapa menit yang lalu telah dimandikan, dikafankan dan di sholatkan.

Ryan ikut mengangkat jasad sang istri hingga masuk ke liang lahar, dan mengadzaninya setelah mengadzaninya Ryan berkata dan berbisik lirih ditelinga jasad sang istri sambil menahan air matanya agar tidak menetes sedikit pun.

"Wahai istriku meskipun engkau belum sepenuhnya istriku engkau juga belum pernah mengenalku tapi aku Ridhoi engkau sebagai istri sholiha, disaat pernikahan kita engkau mempertahankan sholatmu di awal waktu, semoga Allah meridhoi mu, dan semoga engkau dibersamakan dengan para syuhada’ dan para auliya’… Ya Allah tempatkanlah istri hamba disisi-Mu yang terbaik, dan menerima segala amal baiknya." Ucap lirih Ryan sambil meletakkan wajah istrinya menyentuh tanah.

Lantunan doa dan talqin telah selesai, pemakaman pun berakhir, akhirnya semua orang yang mengantar jenazah Nabila di pemakaman terakhirnya kembali dengan hanya membawa kenangan tentang Nabila selama hidupnya apalagi bagi keluarganya saat itu.

Ryan tidak kuasa membendung air matanya tak terasa air matanya tumpah ketika telah meninggalkan pemakaman tersebut.

Beberapa hari kepergian sang istri Ryan hanya melamun dan tidak mau makan, sehingga Uminya Ryan mulai resah karna terlalu terpuruk dalam kesedihan.

"Ryan... terimalah takdir yang telah ditentukan Allah nak.." Nasehat Umi kepada Ryan sambil mengelus punggung Ryan.

Hanya anggukan saja respon dari Ryan dengan air mata yang mengalir.

Akhirnya Umi Ryan memutuskan pergi dari kamar Ryan, membiarkan Ryan bisa mencerna nasehat dari Bunyai dan memberi waktu untuk Ryan untuk menyendiri, karna Bunyai tau bahwa kesedihannya hanya sementara, tidak mungkin pula Ryan akan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pemimpin dipesantrennya.

***

Nazwa seperti biasa membantu Bunyai dindalem, tapi memang beberapa hari setelah meninggalnya istri Ryan, Ryan tidak pernah keluar dari kamarnya sehingga Nazwa juga tidak pernah terlihat Ryan.

Nazwa kembali ke kamarnya, ketika Nazwa hendak membuka lemari sontak terkejut karna Sella datang tiba-tiba dan penepuk pundak Nazwa.

"Astagfirullah..." Ucap Nazwa mengelus dada dan menggelengkan kepalanya.

"Hehehe... Maaf." Cengir Sella.

"Kebiasaan ya..." Lirih Nazwa.

"O iya aku cuma mau nanya bagaimana keadaan Gus Ryan sekarang, ya secara aku juga sedih kakak ipar sepupuku meninggal begitu cepat." Gerutu Sella.

"Ya mungkin ini memang takdir Allah, tidak menjodohkan Gus Ryan dengan istrinya, tapi semoga saja Gus Ryan mendapat gantinya yang jauh lebih baik untuknya." Jelas Nazwa.

"Ya... semoga saja Gus Ryan selalu diberi kesabaran." Ucap Sella.

"Iya yang terpenting, sekarang kamu juga bantu doakan Gus Ryan semoga tetap bisa bersabar." Kata Nazwa.

"Menjadi seseorang seperti Gus Ryan itu sulit cobaannya berat-berat, belum lagi Gus Ryan harus mengurus pesantrennya sendirian tanpa seorang pendamping, karna Bunyai juga mulai sepuh dan tidak mungkin kalau Bunyai mengurus pesantren juga sendirian." Lanjut Nazwa.

Hanya dibalas anggukan pelan Sella paham dengan maksud Nazwa sebelum Nazwa membalas senyum dan keluar meninggalkan Sella.

***

Beberapa bulan kemudian

Ryan mulai fokus dengan mengurus pesantrennya dan tidak mau tau kapan Ryan akan menikah kembali dan dengan siapa Ryan sudah memendam rasa tersebut dalam-dalam.

Ryan mulai aktif belajar dan mengajar dipesantrennya tapi cara menerangkan Ryan sekarang berbeda dengan yang telah berlalu, sifat Ryan mulai dingin cara menjelaskannya pun lebih tegas, dan Ryan tidak segan-segan memberi hukuman kepada santri-santrinya yang telat ketika pelajarannya berlangsung.

Suatu hari Nazwa datang terlambat disaat jam pelajaran diniyah Ryan berlangsung, Nazwa memang sering telat dan sebelum-sebelumnya ketika pelajaran Ryan Nazwa juga sering telat, tapi Ryan tidak pernah menghukumnya karna Ryan paham setiap pagi Nazwa harus mengantarkan Ning Nafis ke sekolahnya.

Tapi saat itu Ryan benar-benar marah dan menyuruh Nazwa keluar dari kelas dengan tatapan tajam Ryan Nazwa langsung pergi keluar dari kamar mandi tanpa menjawab satu kata pun yang terlontar dari Ryan.

"Sampai kapan kamu harus terlambat, saya tidak mau menerima alasan apapun, apapun itu kamu tetap telat dalam mengikuti pelajaran saya, jika kamu tidak niat dengan apa yang saya ajarkan lebih baik kamu keluar dari kelas saya dan jangan kembali sebelum pelajaran saya selesai." Tegas Ryan.

Nazwa hanya membalas dengan anggukan tapi dengan mata yang berkaca-kaca dan segera Nazwa meninggalkan kelas itu menuju ke kamar mandi untuk melepas tangisannya.

Seperti petir yang menyambar hatinya, saat Ryan melontarkan kata-kata tersebut kepada Nazwa, disaat Nazwa memang menyukai Gus Ryan tapi Nazwa menerima kata-kata kasar darinya sehingga hati Nazwa saat ini bagaikan ditusuk 1000 tombak hingga hancur.

-------

Author

Mohon di komen bagian yang kurang pas😊

Rabu 25juli2018
By:IllyM.Az😂😂😂

I Love Gus (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang