4 bulan sudah melewati masa yang menurut Ryan suram.
Ryan untuk saat ini hanya fokus mengajar dan belajar ya meskipun sekarang Ryan harus menggantikan posisi almaghfurlah Sang Kyai mengurus pesantrennya yang cukup besar dan terdiri dari 2.500 santri putra putri.
Dan disaat umur Ryan bertambah maka Ryan juga perlu pendamping yang cocok juga untuk mengasuh santri putri juga karna Bunyai sudah semakin Sepuh,
Haruskah Bunyai menangani santri-santrinya seorang diri sedangkan Ryan sibuk untuk mengasuh bagian diputra.
**
Salah seorang datang menemui pengasuh pesantren tersebut berniat untuk memberi donatur di pesantren yang sekarang Ryan adalah pengganti sang Kyai.
Donatur itu memberi kan 4 hektar tanah di sebelah pesantrennya, donatur tersebut bernama pak Rahmat ya dulu memang pak Rahmat adalah sahabat karib dari Buya Ryan.
"Dulu Abi kamu teman sekelas saya beliau teman nyantri saya juga." Jelas Pak Rahmat.
Dibalas dengan senyuman ramah dan anggukan Ryan.
"Em... Gus Ryan apa sudah punya pendamping?" Tanya Pak Rahmat
"Masih belum Pak ya mungkin saja masih belum waktunya," Jawab Ryan disertai dengan tersenyum miris.
"Emm... bagaimana kalau Gus Ryan saya jodohkan sama putri saya, ya sebelumnya maaf bukan saya bermaksud apa tapi kalau Gus Ryan setuju secepatnya Gus bisa datang ke rumah untuk bisa mengkhitbah putri saya," Kata Pak Rahmat.
"Ya... kalau saya terserah Umi saja Pak kalau Umi mengiyakan secepatnya juga saya akan mengkhitbahnya tapi saya perlu istikhoroh dulu Pak, kalaupun iya apakah Pak Rahmat mau punya menantu seperti saya," Jelas Ryan disertai gelak tawa yang tujuan Ryan hanya menggoda Pak Rahmat.
"Ya kalau itu keputusan Gus Ryan saya hanya bisa menunggu, cuma kebetulan saja putri saya sudah waktunya pulang dari pesantren." Ucap Pak Rahmat dengan kesungguhannya.
"Insya Allah." Jawab Ryan sedikit antusias.
Akhirnya Pak Rahmat pamit pulang kepada Ryan dan Uminya, lantas menjabat tangan Ryan sebelum akhirnya Pak Rahmat meninggalkan ndalem tersebut disertai dengan mengucapkan salam.
***
Pagi yang sama seperti biasa Nazwa mengantarkan Ning Nafis sekolah setelah mengantarkan Ning Nafis Nazwa segera ke ndalem untuk membantu pekerjaan Bunyai di ndalem.
"Ya Allah kenapa rasaku kepada gus Ryan tidak bisa hilang, pantaskah seorang santri sepertiku mempunyai rasa yang lebih kepada putra dari gurunya, rasanya bagi Nazwa itu tidak pantas bahkan su’ul adab, Ya Allah ampuni diriku jika memang saya mempunyai rasa yang lebih kepada putra dari seorang guruku maka hilangkanlah, kecuali jika engkau menghendakiku dengannya." Batin Nazwa seraya berdoa dalam hatinya, Nazwa selalu menampik perasaannya jika itu adalah hanya rasa kagum seorang murid kepada gurunya namun hati kecilnya berkata lain.
Saat itu Nazwa melihat Ryan tengah membaca beberapa kitabnya, Nazwa diutus Bunyai untuk mengantar minuman kepada Ryan segera mungkin Nazwa mengantarkan minuman kepada Ryan, dan hanya dibalas anggukan tapi mata fokus kepada kitab yang dibacanya.
Nazwa segera kembali kepada Bunyai tapi hati Nazwa merasa sakit karna dia merasa dirinya belum bisa melupakan Ryan.
Suatu hari Nazwa menulis di diarynya ketika hari libur dipesantrennya.
Nazwa mencurahkan segala isi hatinya di diarynya mulai dari Nazwa menyukai Ryan dan rasa sakit ketika Ryan ketika bersama orang lain.
![](https://img.wattpad.com/cover/131146000-288-k639826.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Gus (OPEN PO)
SpiritualKisah pengalamannya, Gus Ryan mampu bertahan dengan segala masalah yang dialaminya, namun dengan adanya masalah yang dialami Gus Ryan akan berlalu dengan mudah, semudah Allah membalikkan nasib seorang hambanya. Dimana Gus Ryan harus mengulangi perni...