(18) Gadis itu?

8.5K 269 1
                                    

"Maju 1 langkah untuk mengejar cinta sama dengan mundur 1000 langkah dalam mencari ilmu"

-----------

 "iya.. Umi Ryan tinggal keluar dulu ya..." ucap Ryan, dibalas dengan anggukan Bunyai dan Ryan menuju keluar dengan membawa neng Nafis.  

Ryan pergi keluar ketaman yang berada di depan ndalem tujuannya sejenak untuk menenangkan fikirannya, saat itu Ryan tidak mengerti dirinya harus bagaimana sudah hapir setahun dirinya gagal 3 kali dalam memilih pasangan, bukannya gagal hanya saja kini Ryan hampir mengalami stress dan trauma berat akibat yang dialaminya beberapa hari yang lalu,

Kini Ryan mulai memikirkan masa depannya, ah.... bukan paling tepatnya bukan masa depan dirinya yang terpenting masa depan gimana dia harus mengasuh pesantrennya yang semakin tahun semakin maju tanpa seorang pendamping yang sholihah,

Apalagi sang Umi semakin sepuh tidak mungkin juga Bunyai harus mengurus pesantren putrinya seorang diri, sedangkan Neng Nafis masih terlalu kecil kalaupun Neng Nafis sudah dewasa Neng Nafis tidak akan tinggal di pesantren ini, melainkan akan ikut dengan suami neng Nafis.

Akhirnya Ryan memutuskan menghubungi Sella ya mau ngapain lagi kalau mau tau tentang seorang wanita yang tengah menyukainya, Ryan mengeluarkan HPnya dan memnelpon Sella.

tutt... tutt... tutt...

"Assalamualaikum" terdengar salam Sella disebrang telp

"Walaikum salam.." jawab Ryan tegang

"sudah pasti saya tebak pasti mas Ryan penasaran sama temenku kan, kan kan?" pekik Sella

"hmm... Sel aku cuma mau bilang Umi sakit" alih Ryan

"Hah... iya... iya... nanti aku bilang ayah sama mama" jawab Sella khawatir

"gak pelu cuma mau tanya kamu kapan balik kesini maksudku" ucap Ryan

"ih.... dasar GJ... bilang aja mau tanya temenku," sewot Sella

"udah kah... aku mau kedalam aku tutup dulu Assalamualaikum" tutup Ryan

"Walaikum salam" jawab Sella sambil melengos kesal

Ryan yang sedari tadi memikirkan kata-kata yang terlontar dari Uminya, Ryan memutuskan untuk  pergi sholat Asar karna adzan berhasil membuat lamunan Ryan terpecah karna fikiran saat ini sedang kalut.

setelah menunaikan jama'ah sholat asar Ryan memutuskan untuk mengambilkan makan untuk Uminya didapur, yang kebetulan Nazwa tengah berada didapur untuk menyiapkan makan untuk Bunyai dan hendak membawanya kemakamar Bunyai, tapi ketika Nazwa hendak berbalik Gus Ryan tiba-tiba muncul dibelakang Nazwa, tak sengaja Nazwa menabrak Gus Ryan yang tengah berdiri tegap dihadapan Nazwa, sehingga menumpahkan segelas air kebaju dan sarung Ryan,

Ryan berusaha untuk tidak marah dan hanya menghela nafas panjang,
"Ma.. maafkan saya Gus, saya Tidak sengaja" gugup Nazwa sambil mengelap sisa air yang jatuh dilantai,

"Nazwa lain kali hati-hati, saya bawakan makanan Umi nanti kamu antar airnya ke kamar Umi" jawab Ryan dengan nada datar dan dingin.

"Baik Gus" balas Nazwa sambil beranjak kembali kedapur.

Nazwa tidak habis fikir, kini sifat Gus Ryan berubah 180 derajat dibandingkan saat Nazwa dimarahin habis-habisan didepan teman-teman diniyahnya. tapi sifat datar dan dinginnya kepada semua orang tetap tidak berubah walaupun kata-katanya tidak sekasar waktu itu.

I Love Gus (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang