Love or Sex (Tersedia Pdf)

Part 5

Happy Reading...

...

...

Love for Sex
Or
Sex for Love

...

Jungkook pov.

Di sela-sela ciumannya, Yeri berusaha untuk bicara denganku. "aku mau bertanya sesuatu."

"Tanyakan saja."

Aku menciumi wajahnya, dari mata, hidung, pipi, kening hingga sudut bibirnya beberapa kali.

"Bukankah kekasihmu ada disini?" Tanyanya membuatku berhenti guna menangkap maksudnya.

Kekasih?

Apa maksudnya dengan kekasih?

"Bagaimana bisa kau berada di atas ranjangku sementara kekasihmu juga ada disini, mengapa kau tak pergi saja menemuinya?" Ujar Yeri dengan nada sedikit meninggi.

Tatapanku memprotesnya. "Apa maksudmu? Tentu saja aku kemari untuk menagih janjimu, jangan mencari alasan nona Kim."

"Jung Eunha, bukankah dia kekasihmu? Mengapa kau memperlakukannya seolah dia bukan siapa-siapa?" Tanyanya dengan nyolot, perdebatan ini telah membuatku kesal.

Aku beranjak dari atas tubuhnya lalu duduk ditepian ranjang. "Dia memang kekasihku, bahkan kami berdua telah dijodohkan."

"Astaga, hubungan kalian sudah sangat jauh." Yeri beranjak dari atas ranjang lalu berdiri dihadapanku, ia merapihkan rambut serta piyamanya yang acak-acakan.

Aku mendongkak menatap wajahnya. "Tapi aku tak menginginkannya."

"Maaf sunbae, aku tak mau sampai merusak hubungan kalian berdua, jangan sampai yeoja lain sakit hati karenaku." Tegasnya lalu melangkah keluar dari kamar, mungkin ia akan mengungsi ke kamar yang lain.

Tapi sebelum itu, aku menariknya masuk di ikuti dengan menutup pintunya.

Aku menghimpit tubuhnya ke pintu, meletakan satu tanganku di sisi tubuhnya sedangkan satu tangan yang lain menggenggam tangannya erat. "Kau tau mengapa aku tak menginginkan Eunha?"

"Lepaskan aku, Jungkook sunbae." Berontak Yeri dengan sinar wajah yang mulai meredup.

Aku menggeleng. "Alasannya karena yang aku inginkan adalah dirimu."

Nafas kesal Yeri menyentuh wajahku, terasa hangat dan juga memabukan.

"Sudah cukup, kau terus menghindariku nona Kim."

Dengan cepat aku melakukan penyerangan kembali padanya dan dia berusaha untuk lepas dariku.

Yeri lalu menggenggam kausku dengan erat serta kepalanya terus bersandar di bahuku, ia beberapa kali berontak untuk kembali lepas dariku meski kali ini ia harus mulai menerima kenyataan.

Aku menangkap tubuhnya kala ia sedikit terhuyung ke samping karena usaha pemberontakannya itu. "Maafkan aku Yeri, aku benar-benar menginginkanmu sekarang."