Arkan berusaha mengembalikan perusahaannya agar kembali jaya setelah sebulan lalu di tipu mentah-mentah oleh Seira sahabatnya sendiri. Arkan tetap memberi gaji pada karyawannya walaupun ia harus menguras uang tabungannya sendiri agar karyawannya tetap bekerja di perusahaannya.
"Ini gajimu Rea" ucap Arkan memberikan satu amplop uang pada Rea
"Hah?" Rea membelalak kaget sekaligus bingung ketika Arkan memberinya uang
Seingat Rea ia bekerja saja belum tapi kenapa Arkan memberinya gaji seolah ia bekerja padahal selama satu bulan ini ia menjaga Anindya sahabatnya di rumah sakit bukan bekerja.
"Hei" tegur Arkan membuyarkan lamunan Rea
"Aku saja belum bekerja kenapa memberiku gaji?" tanya Rea heran
"Karena kau adalah karyawan di perusahaan Awwalun Group" sahut Arkan langsung meninggalkan Rea
"Hei... Arkan, Arkan" panggil Rea mengejar Arkan
"Apalagi? Kurang?" tanya Arkan menoleh
"Bukan... Tapi, aku seharusnya tidak berhak mendapatkan uang ini karena aku belum bekerja sama sekali di perusahaan Awwalun" sahut Rea menggeleng dan mengembalikan amplop itu pada Arkan
"Bukannya kau membutuhkan uang?" tanya Arkan
"Ya, aku memang butuh tapi aku tidak mau meminta atau mengemis apalagi atas dasar belas kasihan orang lain... Aku mau bekerja... Aku akan bekerja apa saja yang penting halal" sahut Rea
Salut. Ya, Arkan salut pada Rea padahal secara umur Rea masih sangat muda tapi cara berpikir Rea sudah dewasa.
"Ikut aku" ajak Arkan menarik tangan Rea
"Kau mau bawa aku kemana?" tanya Rea panik
"Aku mau kau bekerja untukku" tegas Arkan memasukkan Rea ke dalam mobilnya
"Hei... Kau pikir aku ini perempuan apa hah? Aku tidak mau bekerja untukmu" bentak Rea berontak berusaha membuka pintu mobil
Arkan hanya diam kemudian masuk ke bagian kemudi membuat Rea semakin panik.
"Hei, keluarkan aku" bentak Rea
"Kau bilang kau mau bekerja kan? Aku mau membantu mu" sahut Arkan datar
"Kau pikir... Aku tidak tau apa isi otak nakal mu itu hah... Keluarkan aku atau aku teriak?" kesal Rea
"Apakah kau selalu berpikir negatif?" tanya Arkan sambil menyetir
"Kau... Kau memaksaku dan mengurungku di mobil ini siapa yang tidak berpikir negatif bodoh" kesal Rea emosi
"Aku juga tidak peduli apa isi otakmu itu" sahut Arkan datar sambil menyetir
Rea berusaha membuka pintu mobil karena Rea berpikir ia akan melompat saja dari mobil tapi mobil Arkan saja di kunci otomatis membuat Rea frustasi sambil membongkar isi dashboard Arkan berharap menemukan sesuatu.
Rea menemukan pisau lipat dan langsung menyodorkan pada Arkan membuat Arkan terkejut.
"Keluarkan aku atau kau aku bunuh?" ancam Rea menyodorkan pisau itu di depan Arkan
"Kau mengancamku?" tebak Arkan datar walaupun sebenarnya ia terkejut karena Rea orang yang tak terduga
"Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu sekarang" kesal Rea
Arkan menepikan mobilnya di pinggir jalan dan langsung keluar dari mobil lalu membukakan Rea pintu dan menarik paksa Rea berjalan mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AWWALUN
RomanceAndaikan aku bukan terlahir dengan nama belakang ini tentu hidupku seperti manusia normal lainnya - Muhammad Arkan Awwalun Bermimpi saja tidak! tapi, ini terjadi padaku yang telah menyandang nama belakang ini - Rea Elnanda Hilman disini akan ku ajak...