Adam

114 17 0
                                    

Adam tentu saja masih bekerja di perusahaan Awwalun Group yakni, perusahaan Arkan sahabatnya sendiri. Di tambah lagi ia harus terseok-seok mengembalikan perusahannya sendiri karena Seira mantan pacarnya yang mengambil seluruh hartanya yang membuat Papanya benar-benar marah dan menganggap Adam ini adalah pria bodoh.

Untung saja hanya perusahaan di London yang Seira berhasil ambil alih sementara cabang lainnya masih di tangan Papanya Adam. Tapi, sebenarnya Papa Adam sudah menyerahkan yang di London pada Adam ini dan memegang kendali perusahaan di London tapi itu juga yang sekarang di ambil alih oleh Seira membuat mereka harus memutar otak untuk mengambil alih lagi apa yang seharusnya menjadi hak mereka.

"Papa sudah menyusupkan beberapa orang di perusahaan yang sedang di kendalikan oleh Seira dan kali ini Adam... Papa tidak mau sampai kamu ceroboh lagi"

"Iya Pa, Iya... Papa udah beribu kali nasehatin Adam kan? Adam juga mana tau kalo Seira hanya memanfaatkan Adam aja" keluh Adam

"Makanya kalau cinta pake otak"

"Iya... Emang Papa cinta pake otak?" tanya Adam

"Adam... Aku ini masih Papa kamu berani sekali kamu bicara seperti itu padaku?"

"Papa gak inget Papa selingkuhin Mama karena Papa kecintaan sama istri muda Papa itu?" tanya Adam mengingatkan

"Kamu tidak tau masalahnya Adam"

"Apa yang Adam gak tau Pa... Adam tau Papa selingkuh sama perempuan lain dan mengkhianati Mama aku... Karena Papa..." ucap Adam terputus

"Papa melakukan ini semua demi masa depan kamu Adam... Kamu menikmatinya kan? Kamu bisa sekolah dan di London seperti Arkan dan Anindya sahabat kamu itu.. Papa ingin kamu sama seperti anak lainnya Adam Gammarra Sulaksono... Paham kamu!!!"

"Aku menikmatinya karena aku berhak mendapatkannya... Jadi bukan salahku" sahut Adam

Plaaakkkk...
Papanya Adam menampar Adam karena Adam berbicara tidak sopan.

"Sekolah sampai S2 tapi gaya bicaramu seperti orang tidak sekolah kemana saja ilmu yang kamu dapatkan selama ini hah?"

Adam enggan menjawab ucapan Papanya yang menyakitkan itu. Ya, Adam anggap kata-kata itu menyakitkan karena bagaimana pun ia hanya seorang anak dan kenapa Papanya malah berbicara seperti itu?

Adam langsung mengambil jaketnya dan pergi meninggalkan Papanya.

"Adam mau kemana kamu?"

"Ke apartement Anin" sahut Adam cuek

"Adam... Kita belum selesai bicara... Adam Gammarra Sulaksono"

"Untuk apa berbicara dengan orang seperti Anda tuan Tezi Gammarra Sulaksono" sahut Adam santai dan menoleh

Ya, Papanya Adam bernama lengkap Tezi Gammarra Sulaksono yang selalu Adam anggap tidak seperti orang tua lainnya yang sayang pada anaknya. Melainkan Adam merasa ia bukan seperti anak Tezi karena Tezi selalu bagaikan diktator dalam hidupnya selama ini.

🌷

Adam memilih ke apartement Anindya saja daripada ia harus mendengar omelan Papanya itu.

Anindya membukakan pintu dan mempersilahkan Adam masuk karena memang sudah terbiasa sejak mereka masih jaman sekolah dulu.

"Kenapa kak Adam suntuk gitu?" tanya Anindya tersenyum duduk di sebelah Adam

"Papa Nin" sahut Adam memejamkan matanya

"Mau Anin buatin kopi?" tawar Anindya

"Boleh deh tapi no gula" sahut Adam

"Ok... Anin udah tau kok" ucap Anindya langsung masuk ke dapurnya

Anindya sudah tau betul apa makanan dan minuman kesukaan Adam sejak dulu karena Anindya memang menyukai Adam dan bahkan Anindya ikut-ikutan menyukai apa yang Adam suka termasuk secangkir hot americano tanpa gula kesukaan Adam ini.

"Hot americano no gula sudah datang. Selamat menikmati" ucap Anindya tersenyum memberikan secangkir kopi itu pada Adam

"Thanks ya Nin... Kamu tuh emang jagonya deh kalo bikin kopi enak banget" puji Adam

"Biasa aja lagi" sahut Anindya malu

"Beneran Nin... Kalo aku ke coffee shop justru beda rasanya dan rasa buatan kamu tuh enaknya tuh pas aja di lidah aku... Apa sih rasanya?" tanya Adam penasaran

"Gak tau... Anin bikinnya biasa aja kok. Mungkin karena Anin sayang sama kak Adam kali hehe" sahut Anindya malu

"Kenapa bisa sayang sama aku coba? Mata kamu rabun apa katarak sih Nin? Seharusnya kamu sayang sama Arkan dia itu good boy idaman cewek-cewek" tanya Adam penasaran

"Anin gak tau kak kenapa bisa sayangnya sama kakak" sahut Anindya menggeleng

"Hmmm" dehem Adam setelah mencicipi kopi buatan Anindya dan menoleh pada Anindya. "Nin, jujur aku masih gak nyangka kalo orang yang kamu sayang tuh aku... Dan kamu tau kan? Walaupun aku putus sama Seira hati aku masih ada buat dia... It's ok aku sangat-sangat berterima kasih atas perasaan kamu itu" sambung Adam

"Anin tau kok kak... Kan Anin bukan tipenya kak Adam" sahut Anindya paham namun di dalam hatinya pasti kecewa

"Anin... Bukan gitu sayang, maksud aku gimana kalau kita lebih dekat dari sahabat. Aku juga mau mengenal kamu lebih dekat walaupun bukan dalam bentuk sepasang kekasih untuk sekarang ini" ucap Adam tersenyum memegang kedua pipi Anindya

"Maksud kak Adam apa?" tanya Anindya

"Ya, sejenis pendekatan... Boleh kan?" ucap Adam tersenyum dan Anindya hanya mengangguk tersenyum

Walaupun hanya dekat Anindya tentu sudah merasa senang karena inilah yang ia inginkan sejak dulu tapi, Anindya tidak pernah merebut Adam dari Seira seperti yang orang-orang di kampus tuduhkan padanya.

Adam juga sudah tau Seira dengan teganya memfitnah Anindya di kampus dengan mengatakan Anindya merebut Adam dari Seira padahal jelas sekali bahwa Seira berselingkuh dan menguras hartanya saja.

Adam baru tersadar ia merasa pada Anindya yang begitu perhatian padanya dengan begitu tulus dan apa salahnya Adam menghargai perasaan Anindya sahabatnya sendiri.

🌷

Adam sama Anindya cocok gak sih? Cocok lah ya hehehe... *maksa banget

Jangan lupa vommentnya ya guys, karena cerita ini tentunya membutuhkan kritik, saran dan komen dari para readers semua.

Dapat salam dari Adam dan Anindya
Untuk yang udah baca part ini.

Loving you all ❤

Salam hangat

Asbiqunal_

AWWALUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang