Bab 20

2.9K 135 0
                                    

🏯Istana Ratu

Ratu Kim sedang mondar-mandir di kediamannya. Besok adalah hari ulang tahun pernikahan orang tua Song Yi. Keluarga Istana diundang kesana. Dan esok juga bertepatan dengan rencana pembunuhan Song Yi.

"Jungjeon Mama, Menteri Kim dan Nona Hyo Rin ada disini dan ingin bertemu anda" seru Jeong Sanggung

Menteri Kim dan Hyo Rin masuk lalu dipersilahkan duduk oleh Ratu Kim. Ratu Kim lalu tak sabar ingin menanyakan rencana mereka besok. Menteri Kim lalu berkata bahwa semua rencana besok sudah disiapkan matang-matang olehnya dan Hyo Rin.

"Begini Jungjeon Mama, ketika besok kita ada di ulang tahun pernikahan orang tua Sejabin, besok Jungjeon Mama harus meminta Sejabin untuk mengantarkan anda ke kamar mandi karena anda ingin buang air kecil. Hamba tau bahwa kamar mandi di rumah keluarga Sejabin letaknya sangat disudut dan terdapat sebuah pintu belakang yang mengarah ke hutan disana. Nah ketika anda dan Sejabin sampai di kamar mandi itu, anda masuklah kedalam kamar mandi. Nanti orang-orang suruhan hamba akan datang untuk menebasnya dan nanti anda akan pura2 terkejut melihatnya bersimbah darah. Lalu para pembunuh bayaran akan kabur ke hutan untuk menghilangkan jejak" jelas Hyo Rin dengan tatapan menyeramkan

"Wah matang sekali rencanamu Hyo rin-ah. Kau memang benar-benar keluarga Kim. Tapi kau juga harus membunuh kandidat 3 besar putri mahkota yang lainnya agar ketika anak itu mati maka yang menggantikan posisi putri mahkota adalah dirimu" kata Ratu Kim menyeringai

Menteri Kim dan Hyo Rin nampak percaya diri akan kesuksesan rencana mereka esok. Hyo Rin bahkan rela membayar mahal pembunuh bayaran itu agar Song Yi benar-benar mati.

🏯Istana Putri Mahkota

Song Yi sedang merias diri dan bersiap-siap menuju ke pesta ulang tahun pernikahan kedua orang tuanya. Song Yi mengenakan hanbok putih bercorak emas dengan rok biru dongker yang dibelinya beberapa waktu lalu di pasar malam dengan Hwon. Song Yi merias dirinya senatural mungkin. Tiba-tiba , Nam Sanggung masuk.

"Sejabin Mama, Seja Jeoha tiba" kata Nam Sanggung

Hwon pun masuk ke dalam kamar Song Yi dan terpukau atas kecantikan Song Yi. Song Yi sangat cantik dengan rambut digelung dan dihiasi binyeo perak berbentuk kupu-kupu di ujungnya. Hwon sempat ternganga beberapa saat sebelum Song Yi menyadarkan lamunannya.

"Seja Jeoha, apakah Seja sudah siap?" Tanya Song Yi

"Ahh.. sudah.. tentu saja sudah , maka dari itu aku menjemputmu kesini" jawab Hwon seraya menarik tangan Song Yi dan berjalan keluar menuju tandu.

🏘Rumah Keluarga Cheon

Hiasan-hiasan sudah terpasang dan menambah keindahan rumah Keluarga Cheon. Meja dan kursi sudah ditata dengan rapi untuk jamuan makan. Panggung untuk menampilkan pertunjukan pun sudah disiapkan. Raja Sujong, Ratu Kim, Hwon, Song Yi, Selir Choi dan Pangeran Hyun menghadiri acara tersebut. Menteri Cheon menyambut mereka dengan sangat hangat. Song Yi memeluk ayah dan ibunya satu persatu. Tak lupa juga Song Yi dan Hwon memberi kado berupa lukisan yang sangat indah. Mereka pun duduk di tempat masing-masing.

Pertunjukan dimulai dan mereka mulai makan hidangan yang disiapkan diatas meja. Penari-penari yanh cantik menari diatas panggung dengan sangat baik. Ratu Kim merasa ini adalah saat yang tepat untuk menjalankan rencananya ketika semua orang sedang sibuk memusatkan perhatian pada acara ini.

"Bingoong, bisakah kau antarkan aku ke kamar mandi? Aku ingin buang air kecil" kata Ratu pada Song Yi

"Baiklah, Jungjeon Mama. Mari saya antar" kata Song Yi seraya bangkit menunjukkan jalan menuju kamar mandi.

Sesampainya di kamar mandi, Ratu Kim segera masuk dan menyuruh Song Yi menunggunya diluar. Tiba-tiba, dari belakang ada sebuah pedang menebas Song Yi hingga Song Yi jatuh tersungkur. Rasa perih menjalari punggung Song Yi. Song Yi masih dalam keadaan sadar dan melihat para pembunuh itu. Mereka tidak mengenakan topeng sehingga Song Yi dapat melihat wajah pembunuh itu dengan jelas. Ketika pembunuh itu mau menebaskan pedangnya sekali lagi ke dada Song Yi, tiba-tiba sebuah kayu terlempar mengenai kepala pembunuh itu hingga jatuh tersungkur. Ternyata Pangeran Hyun yang menyelamatkan Song Yi. Pembunuh itu segera kabur dengan cepat menuju gelapnya hutan. Pangeran Hyun langsung berteriak meminta tolong.

Seluruh hadirin di pesta itu berhamburan menuju lokasi kejadian. Orang tua dan kakak Song Yi sangat shock melihat anaknya terluka parah. Hwon, Raja, dan Selir Choi juga tak kalah shock. Ratu Kim keluar dari kamar mandi dan pura-pura ikut kaget atas insiden ini. Hwon membantu mengangkat Song Yi. Song Yi yang tadinya masih sadar tiba-tiba kehilangan kesadaran dan pingsan. Hwon semakin panik. Pangeran Hyun menyuruh Nam Sanggung memanggilkan tabib.

Song Yi dibawa masuk ke dalam rumah keluarga Cheon. Song Yi menempati kamarnya terdahulu untuk sementara waktu karena kondisi luka Song Yi tak memungkinkan untuk langsung kembali ke istana. Hwon menangis melihat kondisi Song Yi. Pangeran Hyun berusaha menguatkan hati Hwon. Ketika Song Yi sudah terlelap, Hwon dan Hyun duduk di luar kamar Song Yi. Hyun menceritakan kejadian tadi pada Hwon. Hwon kaget kenapa bisa ada orang yang tega ingin membunuh Song Yi. Hwon juga berterimakasih pada Hyun karena telah berusaha menyelamatkan Song Yi sehingga nyawa Song Yi bisa diselamatkan.

"Adikku, aku ingatkan kepadamu. Banyak sekali orang-orang yang haus kekuasaan yang menginginkan tahta yang dimiliki Sejabin saat ini. Meskipun aku tidak tau siapa, aku percaya ini adalah dendam pribadi seseorang pada Sejabin. Aku minta jagalah Sejabin agar tidak terluka lagi. Aku sebagai kakakmu yang sudah pernah mengalami hal seperti itu hanya bisa membekalimu dengan wejangan-wejangan saja." Tutur Hyun dengan lembut

Hwon memang sudah tau bahwa dahulu Hyun dan Selir Choi diasingkan karena tuduhan meracuni Ibu suri agung yang tidak benar , namun sama sekali Hyun dan selir Choi tidak memberitau Hwon bahwa dalang dari itu semua adalah Ratu Kim. Selir Choi dan Hyun tau semua itu karena sebelum tabib yang menuduhnya tersebut dibunuh oleh anak buah Ratu Kim, tabib tersebut mengirimkan surat pengakuan kesalahannya kepada Selir Choi melalui perantara seorang dayang. Selir Choi sangat shock mengetahuinya namun ia hanya diam selama ini agar tidak menimbulkan kekacauan lebih di istana.

The Moon and The Sun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang