Bab 42

2.4K 121 0
                                    

🏘Rumah Pribadi Keluarga Choi

Hari ini, Hye Song dan Hyun akan mulai mencari keberadaan pembunuh bayaran yang menebas Song Yi beberapa waktu lalu. Hye Song dan Hyun berjanji akan bertemu diluar istana tepatnya di rumah pribadi keluarga Choi agar tidak terlihat mencurigakan. Hye Song sudah tiba lebih dulu dan menunggu kedatangan Hyun. Hye Song mondar-mandir di depan pintu masuk. Lalu datanglah Hyun dengan senyum cerianya. Hati Hye Song sedikit berdesir karenanya. Tiba-tiba, Hyun terpeleset karena menginjak tanah basah dan menubruk Hye Song hingga punggung Hye Song menubruk tembok. Mata mereka saling bertatapan.

"Maafkan hamba, Wonja Mama" ujar Hye Song gelagapan sembari melepaskan pelukan Hyun.

"Ah..iyaa.. kau tidak perlu minta maaf. Kau tidak salah. Akulah yang kurang hati-hati. Apa kau ada yang terluka?" Tanya Hyun sambil mencemaskan Hye Song.

Hye Song jadi salah tingkah karena mendengar nada cemas Hyun akan dirinya. Hyun lalu merapikan pakaiannya dan mengajak Hye Song untuk bergegas. Hye Song tersadar dari lamunannya dan bergegas menyusul langkah Hyun.

"Min Hye Song, sadarlah! Dia adalah Wonja Mama dan kau tidak mungkin bersamanya!" Gerutu Hye Song dalam hati sambil mengikuti langkah Hyun.

🏯Daejeon

Raja Sujong sedang menulis sebuah perintah istana. Tiba-tiba, Kasim Jo masuk dan mengatakan bahwa Selir Choi datang berkunjung. Raja tersenyum senang dan mengijinkan Selir Choi masuk. Selir Choi masuk lalu memberi hormat pada Raja. Raja mempersilahkan Selir Choi duduk dan meminta Kasim Jo membawakan teh dan camilan untuk mereka berdua.

"Kau tau? Aku sangat senang kau datang mengunjungiku. Aku benar-benar sibuk akan banyaknya pekerjaan ini sehingga tidak dapat berkunjung ke kediamanmu. Namun, aku senang. Kau meluangkan waktumu untuk mengunjungiku. Apakah harimu menyenangkan?" Kata Raja sembari tersenyum pada Selir Choi.

"Tentu saja, Jeonha. Hari hamba sangat menyenangkan karena hamba bisa melihat suami yang hamba rindukan. Jeonha tau? Selama 10 tahun di pengasingan, hamba sangat merindukan Jeonha. Hamba hanya bisa menatap cincin pemberian Jeonha dan mengelusnya dengan penuh rasa sayang jika hamba merindukan anda" tutur Selir Choi

"Maafkan aku, Sukbin. Semua karena aku. Kau dan anak kita menderita selama 10 tahun di pengasingan. Aku ayah yang tidak becus" kata Raja dengan nada sedih.

"Tidak, Jeonha. Anda bukan ayah yang tidak becus. Dengan anda sudah memanggil saya dan Pangeran Hyun untuk kembali ke istana dan hidup bersama anda lagi, rasanya itu sudah lebih dari cukup."jawab Selir Choi dengan pandangan menenangkan.

"Aku mencintaimu, Sukbin" kata Raja menatap Selir Choi dengan penuh cinta.

"Hamba juga mencintai anda, Jeonha" sahut selir Choi dengan lembut.

Ratu Kim yang ternyata sudah berada di balik pintu pembatas Daejeon mendengarkan semua pembicaraan antara Raja dan Selir Choi tadi. Ia sangat cemburu mendengarnya. Ratu Kim memegang dadanya karena merasakan hatinya hancur dan bergegas pergi dari Daejeon tanpa mengumumkan kedatangannya pada Raja.

🏡Rumah Pribadi Raja

Hwon sedang menyantap makan malamnya. Setelah selesai, beberapa dayang membereskannya dan Kasim Han masuk untuk menerima perintah selanjutnya dari Hwon.

"Aku ingin pergi ke suatu tempat" kata Hwon seraya bangkit untuk keluar.

"Maaf, Jeoha. Anda mau kemana malam-malam begini?" Tanya Kasim Han

"Kau ikuti saja perintahku" jawab Hwon sembari bergegas pergi.

Ketika Hwon keluar dari gerbang rumahnya, ia melihat Song Yi yang beberapa meter berdiri dan sedang memandangi rumah Hwon. Saat Hwon keluar dan melihat keberadaan Song Yi, Song Yi lalu berbalik badan dan akan kabur. Namun , Hwon berhasil menahannya.

"Apa kau mencariku, Nona?" Tanya Hwon ingin tau

"Ma..maaf. Saya harus pergi" kata Song Yi gugup

"Tidak sopan seperti itu,Nona. Masuklah dulu dan kita bicara di dalam" ajak Hwon sembari menarik tangan Song Yi.

Song Yi mau tidak mau harus mengikuti Hwon masuk ke dalam rumah. Di dalam mereka duduk berdua dan dihidangkan teh dan berbagai macam camilan.

"Kau tau? Aku baru mau mengunjungi taman bungamu untuk menemuimu" ujar Hwon menatap Song Yi

"Benarkah, Tuan? Ada perlu apa Tuan mencari saya?" Tanya Song Yi yang masih tercekat

"Sudah kubilang. Kau mirip seseorang yang sangat aku rindukan. Jadi aku ingin melihatmu untuk mengobati rinduku" kata Hwon sembari nyengir.

Song Yi semakin tercekat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Hwon. Hwon memandangi Song Yi lekat-lekat seakan-akan orang dihadapannya adalah orang yang dia cari selama ini.

🏘Rumah Keluarga Kim

Hye Song dan Hyun sedang mengamati rumah keluarga Kim. Tiba-tiba, pelayan Menteri Kim keluar dan Hyun langsung membekapnya dan menjauh dari sana. Pelayan itu nampak sangat terkejut dan ketakutan dengan tatapan Hyun yang seperti ingin membunuh.

"Kau harus menjawabku dengan jujur, jika tidak hari ini nyawamu akan kuambil!" Ancam Hyun sambil menarik leher baju pelayan itu.

"Ba..ba.baik , Tuan. Saya akan mengatakan dengan jujur. Tapi tolong jangan bunuh saya. Saya akan lakukan apapun yang Tuan inginkan" sahut pelayan itu sambil gemetar ketakutan.

"Jawab aku! Sejak kapan kau menjadi pelayan Menteri Kim?" Tanya Hyun

"Sejak 10 tahun yang lalu, Tuan" jawab Pelayan itu.

"Lalu, apa kau tau dimana rumah pembunuh bayaran yang disewa oleh Menteri Kim untuk menebas Sejabin terdahulu di pesta ulang tahun pernikahan orang tuanya?" Tanya Hyun to the point.

"Hamba tau, Tuan. Tapi hamba takut jika hamba memberi tau Tuan, maka Menteri Kim akan membunuh hamba" sahut pelayan itu ketakutan.

"Kau tidak akan kenapa-kenapa! Aku akan menjaga kerahasiaan identitasmu! Aku hanya ingin tau dimana rumah pembunuh bayaran itu agar aku bisa mengungkap kejahatan itu!" Kata Hyun dengan mata melotot

"Baik, Tuan. Mari ikuti saya" sahut pelayan itu sembari bergegas menunjukkan jalan.

Hyun senang akhirnya mereka akan tau keberadaan pembunuh bayaran itu. Hyun menoleh pada Hye Song dan ia melihat Hye Song tersenyum bangga padanya. Hyun mengedipkan sebelah matanya dan langsung mengikuti langkah pelayan itu. Wajah Hye Song langsung bersemu merah.

🏘Rumah Han Dae Geum

Pagi hari telah tiba namun fajar belum menyingsing di ufuk timur. Song yi bangkit dari peraduannya dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Selepas itu, Song Yi menghias diri di kamarnya dan bersiap-siap untuk membuka kliniknya. Tiba-tiba, pikirannya melayang ke masa kemarin malam Hwon dan Song Yi di rumah pribadi Raja. Song Yi sangat menikmati pertemuan itu.

"Walaupun anda tidak mengenali hambalah orang yang anda cari, namun hamba tetap senang akhirnya hamba bisa melepas rindu dengan bertemu anda. Rindu itu berat jika anda tau, Jeoha" batin Song Yi dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Song Yi-ah!!!" Teriakan Dae Geum panik terdengar

"Ada apa?" Tanya Song Yi sambil merapikan pita rambutnya

"Cepat keluar disini ada pasien darurat!" Suruh Dae Geum

Song Yi keluar dan matanya terbelalak melihat siapa pasien darurat itu. Ternyata itu Hwon! Song Yi langsung turun dan membantu Hwon masuk ke kamar rawat.

"Nona, dia tiba-tiba demam tinggi lagi dini hari tadi. Hingga saat ini ia menggigil dan kedinginan. Tolong selamatkan dia, Nona" pinta Kasim Han sambil menangis

"Aku pasti akan berusaha menolongnya. Aku ijin memeriksanya dulu" jawab Song Yi sembari memeriksa keadaan Hwon.

"Jeoha, hamba mohon sembuhlah. Bangunlah dari pingsanmu. Aku mengkhawatirkanmu" batin Song Yi dengan sedih dalam hati.

The Moon and The Sun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang