Bab 22

2.6K 133 0
                                    

🏘Rumah Keluarga Jo Hae Min

Malam ini adalah malam yang sangat gelap dimana hari ini adalah fase bulan mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini adalah malam yang sangat gelap dimana hari ini adalah fase bulan mati. 10 orang pria menggunakan pakaian hitam dengan menggunakan cadar memasuki rumah Jo Hae Min, sang kandidat 3 besar putri mahkota. Mereka masuk pada tengah malam dimana keadaan sekitar telah sepi dan penghuni rumah sudah tidur lelap. Mereka adalah orang-orang suruhan menteri Kim, salah satunya adalah pembunuh bayaran yang dikirim untuk membunuh Song Yi. Mereka hendak membakar rumah Jo Hae Min agar keluarga itu lenyap dan semakin memudahkan jalan Hyo Rin menjadi putri mahkota.

Mereka lalu menyebarkan jerami di sekeliling rumah itu agar semua bangunan di rumah itu terbakar habis. Setelah dirasa cukup, mereka mulai membakarnya dan pergi meninggalkan rumah itu ketika api sudah membesar.

Jo Hae Min terbangun dan keluar kamar saat mengetahui rumahnya terbakar. Ia berusaha pergi dari rumahnya. Jo Hae Min lalu menyadari terdapat banyak luka bakar di tubuhnya. Ia melihat rumahnya yang sudah mulai hangus terbakar. Ia sangat sedih orang tua dan pelayannya mati terbakar di dalam sana.

"Ayah , ibu, siapa yang tega membakar rumah kita. Maafkan aku ayah, ibu. Aku tidak bisa menyelamatkan kalian. Namun aku berjanji, suatu hari nanti aku akan mengungkap siapa pelaku dibalik semua ini" ucap Hae Min sambil berusaha pergi meninggalkan rumah untuk mencari pertolongan.

Tiba-tiba, seseorang menikam Hae Min dari belakang. Saat Hae Min menoleh orang itu sudah pergi berlari menjauh. Postur tubuh orang itu seperti perempuan. Hae Min tak sanggup untuk mengejar orang itu dan jatuh terduduk mengerang kesakitan. Saat Hae Min berusaha melawan rasa sakitnya, matanya menangkap sesuatu yang jatuh ditanah. Sepertinya penikam Hae Min tadi meninggalkan sesuatu. Sebuah lukisan norigae berbentuk naga kayu. Hae Min menyimpan lukisan itu ke dalam hanboknya dan berlari mencari pertolongan.

🏘Rumah Keluarga Kim

Menteri Kim dan Hyo Rin tertawa puas saat mereka tau mereka berhasil membakar dan membunuh Hae Min. Hyo rin memastikan tikamannya sangat dalam dan Hae Min tak akan sanggup bertahan hidup. Hyo Rin pun memberikan uang dan bukti pembayaran kepada para pembakar rumah Hae Min itu. Setelah mereka semua pergi, Hyo Rin bertanya pada ayahnya.

"Ayah, mengapa uang yang diberikan ke orang-orang itu banyak sekali? Apakah itu uang ayah sendiri?" Tanya hyo rin

"Ah tidak anakku. Itu semua adalah bantuan dana dari Jungjeon Mama. Beliau berkata akan memfasilitasi semua yang dibutuhkan dalam rencana kita. Jungjeon Mama sangat baik dalam hal ini." Tutur ayahnya sambil terkekeh

Hyo rin mangut-mangut tanda mengerti. Ia sangat senang karena memiliki orang seperti Jungjeon Mama yang dengan uang dan kekuasaannya dapat melakukan apapun. Hyo Rin pun meraba-raba bagian dalam bajunya. Hyo Rin mencari-cari lukisan norigae naga yang akan ia serahkan pada tukang perhiasan tadi untuk membuat duplikat norigae naga yang dimiliki Hyo Rin sebelumnya. Norigae naga itu sangat indah dan hanya dirinya yang memilikinya di Joseon ini karena dibuat khusus untuknya. Hyo rin pun tidak ambil pusing dan berencana membuat lukisan yang baru untuk diserahkan .

"Ah cerobohnya aku" gerutu Hyo rin sembari mulai melukis

🏯Aula Besar Istana

Hari ini adalah hari pernikahan dan penobatan Song Yi sebagai Sejabin secara resmi. Istana menggelar upacara yang sangat mewah dan megah. Bahkan istana juga turut berbagi kebahagiaan dengan rakyat dengan cara membagikan makanan gratis di seluruh penjuru negeri. Song Yi dan Hwon nampak mempersiapkan diri mereka masing-masing. Song Yi nampak cantik dengan balutan jubah istana berwarna biru khas putri mahkota. Dan Hwon juga nampak gagah dengan balutan jubah istana khas putra mahkota. Mereka benar-benar bahagia untuk hari ini.

Semua anggota keluarga kerajaan, para menteri dan hadirin dalam upacara ini telah bersiap menunggu kedatangan kedua mempelai. Akhirnya, iring-iringan kedua mempelai sampai di depan altar pernikahan. Lalu dilanjutkan dengan prosesi penyerahan angsa dan kedua pengantin diminta untuk saling membungkukkan badan untu menghormat secara berhadapan. Senyum indah menghiasi bibir orang-orang yang menyaksikan pernikahan itu. Hanya Ratu Kim dan Menteri Kim saja yang memandang dengan benci.

Selepas upacara, diadakanlah jamuan makan untuk keluarga istana dan pejabat kerajaan. Banyak sekali hidangan yang dihidangkan. Para pejabat berbondong-bondong memberikan kado pernikahan untuk Song Yi dan Hwon.

"Nanti ketika umur kalian sudah mencapai 18 tahun, maka kalian berdua akan melaksanakan malam penyempurnaan pernikahan kalian. Aku harap kalian akan bisa menghasilkan penerus-penerus kerajaan ini yang berbudi pekerti luhur" tutur raja sebelum memulai acara jamuan makan.

"Ya, ah-ba mama. Kami akan memenuhi permintaan Ah-Ba mama nanti ketika kami sudah 18 tahun" jawab Hwon yang dibarengi senyum penuh rasa hormat oleh Song Yi.

Acara jamuan makan itu berlangsung dengan penuh canda tawa. Hwon dan Song Yi nampak sangat bahagia akan hari resminya mereka menjadi suami istri. Setelah acara jamuan makan, Hwon mengajak Song Yi untuk duduk-duduk di taman istana.

"Aku punya sesuatu untukmu, istriku." Kata Hwon sembari tersenyum hangat

"Apa itu?" Tanya song yi ingin tau

Hwon mengeluarkan sebuah binyeo berbentuk naga yang bertahtakan berlian dan berukir nama Song Yi di dalamnya dari saku lengannya. Hwon memberikan binyeo itu pada Song Yi. Song Yi sangat terharu hingga menitikkan air mata.

"Ini adalah tanda bahwa mulai hari ini kau adalah resmi istriku. Istri sahku yang kucintai. Tidak ada yang bisa memisahkan kita. Aku mencintaimu, Sejabinku" kata Hwon sembari memeluk Song Yi

"Terimakasih sudah mencintaiku, Seja Jeohaku" kata Song yi balas memeluk Hwon dengan erat

The Moon and The Sun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang