Bab 52

2.3K 130 0
                                    

🏘Rumah Keluarga Kim

Menteri Kim sedang mondar-mandir di halaman rumahnya. Lalu tak lama kemudian, datanglah beberapa pria yang tampak mengendap-endap. Para pria tersebut menghormat kepada Menteri Kim. Lalu, Menteri Kim mengajak mereka bicara di dalam ruangan.

"Besok adalah saatnya kalian beraksi" kata Menteri Kim

"Baik, Tuan. Apakah kita akan menyerang Jungjeon Mama disaat upacara dimulai? " tanya salah seorang pria.

"Tentu tidak, kita akan menyerangnya ketika perjalanan menuju lokasi upacara. Jika kita menyerang saat upacara berlangsung, maka kita akan kewalahan karena rakyat akan berkumpul di lokasi upacara. Seranglah Jungjeon Mama saat melewati hutan karena akan sangat sepi penduduk. Kerahkanlah pasukan kita dan pastikan Jungjeon Mama tewas. Jangan sampai tertangkap. Jika kalian tertangkap, bunuh dirilah" perintah Menteri Kim.

"Tapi, Tuan. Apakah kami harus sampai bunuh diri jika ketahuan?" Tanya pria yang lainnya

"Tentu harus! Jika kalian tidak mau melakukannya maka aku akan berhenti memberikan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga kalian. Keluarga kalian akan kubuat sengsara. Kalaupun kalian bunuh diri, aku yang akan menanggung biaya hidup keluarga kalian." Kata Menteri Kim

Para pria itu menyanggupi tugas yang diberikan oleh Menteri Kim. Mereka lalu pamit untuk segera pulang. Ketika mereka keluar dari rumah Menteri Kim, Hyun mengawasi mereka dari balik pohon tanpa mereka sadari.

"Ternyata benar dugaanku. Di upacara kain sutra akan ada pertunjukkan menarik" gumam Hyun sembari meninggalkan tempat itu.

🌳Luar Istana

Ratu Choi keluar dari Istana Ratu dan berjalan menuju tandu yang sudah bersiap diluar. Iring-iringan Ratu sudah berbaris rapi menunggu kedatangan sang Ratu. Ratu Choi tersenyum menatap satu persatu dayangnya lalu masuk ke dalam tandu. Perjalanan pun dimulai. Sesampainya di hutan, datanglah segerombol pria berpakaian hitam dan berpenutup mulut berwarna hitam. Mereka menyerang rombongan Ratu. Tiba-tiba, dari arah berlawanan datang juga segerombol pria berpakaian putih lalu menyerang gerombolan pria berpakaian hitam. Kedua pihak terlibat perkelahian sengit. Banyak pasukan berpakaian hitam sudah berguguran hingga akhirnya jumlah mereka sisa sedikit dan diperintahkan untuk menjatuhkan senjata tanda menyerah. Pasukan hitam pun menyerah. Lalu, Ratu Choi keluar dari tandu dan berdiri dengan tegas di hadapan pria-pria yang berlutut ini. Ratu menampakkan wajah tenang.

Flashback :
Setelah Ratu Choi melihat Menteri Kim keluar dari istana Selir Kim, dia nampak mencurigai sesuatu. Lalu, Ratu Choi memanggil Hyun, Hye Song dan Hae Min untuk membicarakan masalah ini. Lalu, mereka sampai pada kesimpulan bahwa akan ada insiden di Upacara kain sutra. Hyun menyarankan agar saat perjalanan menuju lokasi upacara mereka juga mengerahkan pasukan rahasia agar membantu mereka seandainya terjadi serangan di tengah jalan. Hyun sangat mencurigai mereka akan menyerang Ratu di tengah hutan karena tempat itu sangat sepi. Ratu Choi lalu memerintahkan Hyun untuk memerintahkan Partai Noron agar menyiapkan prajurit rahasia untuk mengamankan perjalanan Ratu menuju lokasi upacara kain sutra. Ratu juga memerintahkan Hyun, Hae Min dan Hye Song untuk selalu mengawasi gerak-gerik Selir Kim dan Menteri Kim. Akhirnya, sehari sebelum upacara kain sutra Hyun berniat mengawasi kediaman Menteri Kim dan menemukan Menteri Kim memanggil beberapa pria yang terlihat mencurigakan keluar dari sana. Hyun semakin yakin bahwa besok akan terjadi penyerangan terhadap Ratu. Hyun lalu datang ke tempat pasukan Noron berlatih dan meminta mereka selalu waspada dan menjaga keselamatan Ratu

"Aku tidak mempunyai banyak waktu, cepat bawa mereka ke penjara. Interogasi mereka sampak mereka mengaku. Keraskan penyiksaan sampai mereka mengatakan siapa dalangnya dan apa motifnya." Perintah Ratu Choi dengan tegas.

"Baik, Jungjeon Mama" sahut para pengawal serentak.

Ratu pun melanjutkan perjalanannya menuju lokasi upacara kain sutra. Ratu sangat senang melihat masyarakat sangat antusias ingin menyaksikan upacara itu. Ratu keluar dari tandu dan semuanya bersujud pada Ratu. Ratu tersenyum melihat rakyatnya. Terlihat juga Song Yi dan Nam Sanggung diantara beberapa rakyat. Ratu pun mulai melakukan upacara dengan penuh suka cita.

🏘Rumah Han Dae Geum

Malam harinya, Dae Geum sedang mengelap beberapa guci obat. Lalu, datanglah Hwon dan beberapa pengawalnya termasuk Yoon. Hwon kaget melihat ada seorang laki-laki di rumah Song Yi. Dae Geum juga kaget melihat kedatangan Hwon karena ia tak mengenal siapa Hwon.

"Apakah Song yi ada di dalam?" Tanya Hwon

"Siapa kau? Untuk apa mencari Song Yi?" Tanya Dae Geum.

"Aku adalah Se-.." kata-kata Hwon terputus karena ia ingat ia tidak boleh sembarangan mengungkapkan identitasnya saat ini.

"Song yi sedang pergi ke pasar sebentar untuk membeli bahan obat untuk klinik." Sahut Dae Geum datar.

"Oh kalau begitu aku akan menunggunya. Bisakah aku membantumu?" Tanya Hwon

"Silahkan jika itu yang kau inginkan" kata Dae Geum tanpa menatap Hwon.

Hwon membantu Dae Geum mengelap guci-guci obat itu. Dae Geum sangat sinis pada Hwon karena ia tidak suka Song Yi punya teman laki-laki. Dae geum takut Song Yi akan jatuh cinta pada Hwon. Tak lama kemudian, Song Yi dan Nam Sanggung datang dan terkejut melihat Hwon ada disana. Hwon yang melihat Song Yi segera mengedip-ngedipkan mata untuk tidak memanggilnya dengan sebutan 'Jeoha'.

"Tuan, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Song Yi pada Hwon.

"Song Yi-ah, apa dia temanmu?" Tanya Dae geum

"Iya, Dae Geum-ah. Dia teman dekatku" sahut Song Yi dengan riang.

"Song Yi-ah, ayo kita pergi" ajak Hwon sembari bangkit dari duduknya.

"Eh! Kau mau mengajak Song Yi kemana?" Sela Dae Geum dengan suara lantang.

"Dae Geum-ah, jangan berteriak begitu. Itu tidak sopan. Aku dan Tuan Hwon ini akan pergi ke pasar malam untuk sekedar jalan-jalan" tutur Song Yi yang sontak membuat Dae Geum ternganga.

Hwon dan Song Yi lalu meninggalkan rumah Dae Geum dan pergi ke pasar malam. Mereka berjalan-jalan sambil sesekali berpegangan tangan. Tanpa mereka sadari, Dae Geum mengamati gerak-gerik mereka dan merasa kesal pada Hwon. Dae Geum semakin ingin membalas Hwon.

"Uh, apa dia ingin merebut Song Yi ku? Dia pikir dia siapa? Uh aku harus bisa lebih diatas darinya. Aku akan masuk ke istana dan menjadi pejabat istana agar ia kalah denganku!" Gerutu Dae Geum dengan kesal.

🏯Kantor Polisi Istana

Para polisi istana mendudukkan pelaku penyerangan ratu di kursi penyiksaan. Mereka akan memulai interogasi. Raja Sujong dan Ratu Choi datang dan duduk di kursi yang disediakan untuk mereka. Raja akan memimpin interogasi ini.

"Katakan padaku! Siapa yang menyuruh kalian menyerang Jungjeon!" Perintah Raja dengan suara menggelegar.

"Maafkan kami, Jeonha. Kami tidak akan mengatakannya" sahut seorang pria.

"Algojo, lakukan penyiksaan!" Perintah Raja dengan suara lantang.

Para algojo pun melakukan penyiksaan yang diperintahkan Raja. Para pria yang disiksa ini berteriak kesakitan. Salah satu dari seorang pria lalu berkata ia akan mengaku.

"Maafkan hamba, Jeonha, Jungjeon Mama. Yang menyuruh kami melakukan penyerangan terhadap Jungjeon Mama adalah.... Menteri Kim" kata pria itu sambil bercucuran air mata.

"Apa ? Apakah kau bisa mempertanggung jawabkan perkataanmu?" Tanya Raja berusaha menahan kemurkaannya.

"Bisa, Jeonha. Namun, hamba mohon lindungilah keluarga hamba dan keluarga teman-teman hamba ini. Hamba takut mereka akan dicelakai karena hamba mengakui semuanya, Jeonha" pinta pria itu dengan tangisan terisak.

Raja dan Ratu sangat terkejut mendengar pengakuan para pria itu. Ratu Choi berusaha menenangkan Raja dengan mengelus-elus punggung Raja. Raja lalu mengajak Ratu kembali ke kediamannya dan memerintahkan para pria ini ditahan di penjara.

The Moon and The Sun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang