C5 Kompetisi

58 1 2
                                        

Hmm, setelah Lussi mengiyakan ajakanku, aku merasa semua cewek di kelasku mengamati kami dengan aura yang tentunya lebih gelap daripada auraku sendiri. Dan semuanya tertuju pada Lussi

"Um, Nad, Kamu mau ikut juga?" Lussi menawari Nadya untuk ikut serta dengan agenda ke kantin.

"Ah, iya mau, mau, aku ikut."

Seperti dugaan seorang Nadya tentu tak akan menolak ajakan ke sebuah tempat bernama kantin. Tapi, tunggu dulu,

"Tunggu sebentar, yang pertama, tugasmu? Apakah sudah selesai?" aku memastikan hal yang paling penting. Tak ada yang akan meninggalkan kelas tanpa tugas yang belum terselesaikan. Jika dia bilang sudah selesai, aku akan biarkan dia ikut, meski dua kali kemunculannya membuatku merasa kehilangan harga diri dan jujur membuatku sekarang agak mewaspadainya.

"Eh? Belum, sih. Tugasnya susah, nanti saja kulanjutkan"

Apa?! Belum selesai katanya? Lanjutkan nanti katanya? Beraninya dia berniat menunda tugas. Tidak, tidak, dia tidak akan pergi ke kantin.

"Ah, maaf ya, aku tidak berminat, dan tidak akan mengizinkan orang yang belum menyelesaikan bahkan berniat menunda tugasnya, untuk meninggalkan kelas ini apalagi ke kantin. Jadi, Nadya Mustika, tetaplah disini dan selesaikan tugasmu." kukatakan, sudah ku katakan dengan jelas. Para cewek yang tadi juga sepertinya berharap, buru-buru kembali mengerjakan tugas dalam diam.

Sudah, aku berjalan keluar kelas, Lussi yang bilang mau ikut mengekor dibelakang. Nadya? Dia harus selesaikan tugasnya. Ah iya, aku ingat, ada yang ingin ku luruskan pada Lussi.

"Ah iya, omong-omong Lussi.. jangan Amarai, panggil Rai saja." Ya, aku memang lebih suka dipanggil Rai daripada Amarai. Dan Lussi mengangguk, ku aggap dia mengerti. Keterlaluan kalau tidak mengerti. Oke, kita ke kantin.

Aku tidak berniat menunda laparku dan akhirnya pilihanku jatuh pada mi instan porsi besar. Kecintaanku kepada mi instan mungkin bisa memperbaiki hariku yang sudah cukup rumit, ya aku yakin mi instan bisa. Setelah mendapatkan pesananku, aku berjalan, duduk, kemudian menunggu. Menunggu mi ini mengembang. Hahaha, mi itu enak kalau sudah mengembang, dia bisa bertambah banyak.

Masih menunggu, mataku bisa melihat jelas Lussi yang duduk dan meletakkan mi instan di meja. Wah wah dia juga membeli mi, oke ini menarik.

"Hei, Lussi, kau, beli mi juga?"

"Ya begitulah, mi itu enak, dan aku menyukai rasa micinnya yang menguat."

"Ya, MSG memang luar biasa." Sebentar, sebuah ide bagus melintas di kepaku. Ini akan menarik.

"Lussiana Sakti, aku menantangmu, ayo kita bertanding siapa yang paling cepat menghabiskan mi ini." tantangan sudah di berikan, mari lihat hasilnya.

"Bertanding? Makan mi? Denganmu? Hah, aku tidak akan menolaknya!" Yak tantangan diterima!

"Baiklah, tapi kamu sebaiknya hati-hati, aku tidak pernah kalah dalam makan mi instan." Aku mengeluarkan ancaman, tapi itu kenyataan. Memang aku tak terkalahkan dalam makan mi instan, Termasuk dengan Saka.

"Itu sama sekali tidak menakutiku." Besar juga nyali Lussiana ini. Ha sudah kuduga ini memang akan menarik! Kalau begitu baiklah.

"Oke, bersedia.. siap.. mulai!"

Pertandingan dimulai!

Aku memakan mi ku yang sudah mengembang dengan baik secepat-cepatnya. Aku yakin di juga begitu. Aku yakin 1 menit setelah kami memulai pertandingan ini, orang-orang mulai mengerubungi kami dan saling menyemangati satu sama lain.

2 menit, 40 detik kemudian, kami akhirnya selesai. Aku agak membanting garpu. Kudengar dia juga melakukan hal tersebut. Dia selesai bersamaan denganku? Hmm, di luar dugaanku. Dia tidak lebih lambat dariku, Lussiana ini berhasil selesai bersamaan denganku, boleh juga dia. Mungkin akhirnya aku menemukan lawan yang sepadan denganku.

HUJAN DI MUSIM PANASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang