Lian dan Seulgi sedang berada di perpustakaan, Lian ingin mencari referensi untuk membuat tugas Biologi sedangkan Seulgi mencari novel Sherclok Holmes.
Rak dari kedua buku itu sangat jauh jaraknya, jadi mereka langsung berpencar setelah mencari posisi aman untuk duduk.
Saat Lian berusaha mengambil buku yang ada lumayan jauh diatas, ada yang mencegat tangannya, "Lian, lo ikut gue" ajaknya sambil menarik Lian untuk keluar dari perpustakaan.
Gadis itu melawan, "Maksud lo apa narik-narik gini?!"
"Gausah banyak bacot, bawel" sahutnya, "Lo ikut aja"
"Gue gamau!" lawan Lian sambil menghempaskan tangannya kasar.
Tiba-tiba ada gerombolan wanita lain yang datang dan memegangi tangan Lian.
"Bawa dia ke tempat rahasia." perintah salah satu dari mereka.
Lian terus melawan sampai akhirnya dia didorong ke dalam ruangan yang gelap, seingatnya tempat ini masih berada di area sekolah, tetapi daerah ini hampir tidak pernah dilewati.
Badan Lian terkujur lemah di lantai ruangan itu, pasalnya, dia juga sudah dikunci dari luar.
Gadis itu terus meminta pertolongan, Lian menyesal meninggalkan hpnya di kelas.
Kreeekkkk.
Pintu seketika terbuka, menampakkan seorang wanita yang datang ke arah Lian dengan tampang polos, "Liaann yaampun lo kenapa?"
Lian hanya tersenyum miris dan menjulurkan tangannya bermaksud untuk meminta bantuan agar dia bisa berdiri tegak.
Wanita yang tidak dikenal itu membantu menarik Lian,
tetapi..
BUGGG
Ia mendorong Lian ke arah tembok, beruntung Lian masih punya kekuatan untuk berdiri.
Wanita itu tertawa, "Lo minta bantuan ke gue gitu setelah ngerebut Taeyong dari gue?"
"Kebanyakan ngarep lo"
Lalu wanita itu jongkok dihadapan Lian dan mengangkat dagu Lian agar wajah mereka bertatapan, "Jangan macem macem lo sama gue"
"Selamat diem disini ya Lian sayang"
"Gak ada yang bisa nemuin kamu, dijamin"
Wanita itu mendorong Lian lagi dan menguncinya dari luar.
Yang Lian harapkan hanya ada seseorang yang akan datang dan menyelamatkan Lian disini.
Sudah hampir 1 jam Lian terkunci disini, Lian bahkan sudah siap dengan segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Kreekkkk
Pintu terbuka kembali, Lian reflek terbangun, "TAEYONG!!!" ujar Lian sambil menangis, ia tidak mampu menahan air mata yang ia tahan sejak tadi
Taeyong berlari menghampiri Lian dan segera memeluknya, "maafin gue, gue terlalu lama jemput lo kesini"
Lian menggeleng, "Nggak kok, yang penting lo udah nemuin gue sekarang"
Taeyong melepas pelukannya, "Kalo udah nyelametin, gue dapet hadiah kan?"
"Lo mau apa?"
"Cium"
Lian membelalakkan matanya, "Selain itu"
"Cium bibir gue, cuma mau itu doang kok, susah banget emangnya?"
"Gue gamau Yong"
Taeyong menarik pinggang Lian, "Katanya mau buktiin kalo lo lebih suka gue dari Mark?"
Lian mendorong Taeyong, "Ngga gini juga caranya"
Taeyong menatap Lian lekat dan terus jalan mendekati Lian, yang membuat gadis itu terus menerus mundur ke belakang sampai akhirnya punggung Lian menyentuh tembok.
Lelaki itu memegang kedua tangan Lian, "Lo tinggal diem aja kok" lalu Taeyong mendekatkan wajahnya ke arah Lian, berusaha menciumnya,
Lian memejamkan matanya dan tetap mengelak, "LEPASIN YONG LEPASINNN"
"GUE GAMAU YONG LEPASINN"
"LEPASIN TAEYONG LEPAAASSSS"
"TAEYONG—" Lian membuka kedua matanya,
"Lah Taeyong mana?"
Gadis itu mengusap dadanya, "Ah untung cuma mimpi"
Entah kenapa tangan Lian tergerak untuk membuka buku diary milik Mark,
Note:
U will meet those persons.
Bitches in your nightmare
Tetap waspada.
Tangan gadis itu bergetar hebat.
Pasalnya, gadis itu menyimpan buku itu baik-baik, tidak ada yang akan bisa menemukan buku itu apalagi menambahkan tulisan di diary itu.
Lian sendiri tidak ada menulis apapun,
Lalu itu,,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in a Dream | Mark Lee [✔]
Fanfiction"Lah? Dia kan yang ada di mimpi gue?" Yesterday is today, today is yesterday. ©2017 stronyehed