Lian, polisi, dan beberapa tim medis langsung pergi ke keberadaan Seulgi, sebelumnya Lian mereka-reka dimana Mark akan disembunyikan, tidak mungkin di rumah Taeyong karena akan sangat berbahaya bila ketauan papanya. Sedangkan Seulgi—hanya tinggal sebatang kara.
Apalagi saat Seulgi mengunci Lian di dalam kamar, Mark tiba-tiba bilang,
'jangan-jangan dia ikut juga?'
Oh maksudnya,komplotan.
Lalu Lian mendadak mengingat kalimat terakhir Mark sebelum ia bangun, kalimat itu terdengar samar dan tidak jelas—'....i....ho...e'
i—seulgI's, ho—house-e.
ah this is too ez, pikir Lian.
Sepertinya Mark memang tidak memberi clue, tetapi benar-benar memberi tahu semua yang terjadi.
Lian mengajak polisi karena tahu bahwa ini akan sulit bila dia pergi kesana sendirian dan Lian juga tahu, kondisi Mark pasti tidak baik baik saja sekarang.
Sesampai didepan pintu rumah Seulgi, Lian memencet bel, sedangkan polisi dan tim medis sedang menunggu aba-aba Lian untuk masuk ke rumah Seulgi.
"LIAN!" ujar Seulgi sambil memeluk Lian erat, ok diluar terlihat senang tetapi didalamnya, mungkin dia takut tertangkap.
"Kangen Seul hehe" bohong. Rasanya Lian ingin mencakar Seulgi sekarang juga.
Dari dalam rumah Seulgi, tiba-tiba 2 orang laki-laki muncul dan menghampiri mereka,
"Loh Lian?"
"Oh Taeyong, Ten" senyum Lian luntur.
Beberapa menit hening, setelahnya Seulgi memecah keheningan dengan mengajak Lian masuk ke rumahnya yang luas itu.
"Eh Seul, di halaman belakang aja deh, kangen udara sejuk"
"Yaudah ayo" Seulgi dan Taeyong jalan terlebih dahulu, sedangkan Lian yang dibelakangnya langsung mengacungkan jempol ke arah pasukannya—menandakan bahwa sudah waktunya mereka masuk ke dalam.
Lian, Taeyong, dan Seulgi berbincang-bincang di halaman belakang rumah Seulgi. Lian agak khawatir dengan apa yang terjadi di dalam.
"Lian, sabar ya, Mark udah gak ada sekarang"
"Gue tau lo sedih banget"
Lian hanya menganggut dan melirik kearah dalam rumah Seulgi,
"Mark...." Gumamnya pelan, 3 orang didepannya tidak akan mendengar omongannya.
"Kita turut menyesal atas kepergian Mark"
"Terhitung menyesal kalau kalian ngakuin itu nanti di pengadilan"
"Eh Ten ikutan gak?"
"Maksud—lo?"
Polisi datang ke arah mereka sambil menyiapkan borgol, "Seulgi dan Taeyong, kalian ditangkap atas penculikan dan pemalsuan kematian."
"M—MAKSUDNYA APA INI?!"
Polisi menunjuk ke arah tim medis yang sudah membopong tubuh Mark yang sudah tidak berdaya, "Penculikan Mark, kalian tersangka. Terus apa orang ini ikut juga?" tanya polisi sambil menunjuk Ten.
Berbeda dengan Seulgi dan Taeyong, "Iya pak, saya yang nyetir waktu penculikan Mark. Saya menyesal. Saya terpaksa melakukannya karena Taeyong janji akan memberi saya uang untuk menulasi hutang keluarga saya"
Ok, Lian tidak iba.
Seulgi, Ten, dan Taeyong diborgol dan dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan.
Lian langsung berlari ke arah Mark dan memeluk tubuhnya yang lemah itu, "Akhirnya, aku bisa sama kamu lagi, sayang"
Semua tim medis, Mark, dan termasuk Lian sudah di dalam mobil Ambulance, didalam Ambulance terasa sesak, padahal masih banyak ruang kosong.
Mark sudah diberi oksigen, Lian masih tidak bisa berfikir seberapa tersiksanya Mark selama ini.
Lian memandangi wajah Mark sedari tadi, walaupun agak kusam, ia tetap tampan.
Gadis itu tersenyum tipis sambil menggenggam tangan kekasihnya itu, Lian merasakan ada sesuatu di tangan Mark, setelah dilihat, ternyata Mark menggenggam erat gantungan kunci couple nya dan tentu, diary kecil kesayangannya.
"Aku bahkan lupa kamu suka nulis cerita di diary ini" Tangan Lian tergerak untuk mengambil buku itu dan membaca isinya. Persis sama seperti yang ada dimimpinya.
"Gila, unbelieveable"
Tanpa tersadar, air mata Lian sudah menetes di buku itu. Gadis itu langsung cepat menutup buku itu dan menghapus air matanya, "Sus, Mark, ngga apa-apa kan?"
"Walaupun keadaannya parah, tapi ini belum terlambat."
"Lelaki ini overdosis obat tidur"
Ehe kurang greget ya?
Btw ayo mampir ke works baru aku:
Jangan lupa dibaca dan vomment nya!!!! Kutunggu loh he he he
❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in a Dream | Mark Lee [✔]
Fanfiction"Lah? Dia kan yang ada di mimpi gue?" Yesterday is today, today is yesterday. ©2017 stronyehed