Lian langsung menyambar coat nya, menggenggam gantungan couple nya erat, lalu berlari mencari Mark ke sekolah.
Otaknya terus berfikir, dan menghubungkan segalanya dengan percakapan antara Taeyong dan wanita itu tadi.
"Gak mungkin..."
"Please please, Taeyong gue tau lo gak sejahat itu"
"Please Taeyong jangan celakain, pacar gue"
Lian terus berlarian. Tujuan utamanya adalah ruang dance.
Sesampai disana ia menetralkan nafasnya dan membuka pintu itu kasar.
Nihil.
Tidak ada 1 orangpun disana.
Gadis itu kembali berlari sambil menyebut nyebut nama kekasihnya itu.
"MARRKKKKKKKKK KAMU DIMANA?!"
"MARK LEE!"
"MARK!"
"LEE!!!!!!"
Ia berhenti di tengah lapangan setelah memanggil manggil Mark seperti orang gila tadi.
Gadis itu terduduk dan menangis, "Mark, please bertahan. Demi aku"
Samar samar Lian mendengar suara yang bergema sampai ke lapangan sekolah.
"Lo udah ambil semuanya dari gue"
"Semua apanya? Duit udah punya lo semua"
"LIAN! LO AMBIL LIAN!"
"Lagian yang ninggalin Lian kan elo, ngapain juga lo yang nyesel?"
"BERANI LO BILANG GITU?"
"Berani lah, buat apa juga gue takut sama lo?"
"TETEP AJA LIAN PUNYA GUA, MINHYUNG"
"Lo serakah, Tiwai. Persis mama lo"
"..."
"Apa lo? Mau bunuh? Ya silahkan"
BUGGGG
Mendengar suara pukulan itu, Lian langsung berlari mencari sumber suara sambil berdoa agar Mark tidak celaka.
Kehilangan Mark sama saja seperti kehilangan semuanya.
Lian kembali berlari ke sumber suara, setelah 5 menit berlari akhirnya dia melihat 2 orang lelaki.
Pemukul , itu pasti Taeyong.
Satunya lagi, itu pasti Mark.
Gadis itu ingin berteriak meminta pertolongan, tetapi nafasnya tercekat saat mengingat pesan Mark—don't shout for asking help—
Lian bergumam pelan, "Mark lawan please, lawan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in a Dream | Mark Lee [✔]
Fanfiction"Lah? Dia kan yang ada di mimpi gue?" Yesterday is today, today is yesterday. ©2017 stronyehed