"Baru aja kemaren lo yang ngobatin gue, sekarang malah gue yang ngobatin." kata Lian sambil mengobati bekas pukulan diwajahnya.
Lian dan Mark sedang berada di UKS sekarang.
"Pah, pokoknya harus Tiwai ya yang dapet warisan, Lee MinHyung cuma anak mantan istrimu."
"Tapi kan MinHyung tetep anakku mah"
"Pah pikir dong, sekarang istrimu itu aku. Anakmu itu Tiwai!"
"MinHyung itu anakku juga. Kamu kok egois?!"
"Tiwai lebih pantes dapet warisan pah, MinHyung terlalu kekanak-kanakan!"
"MinHyung udah dewasa."
"Demi aku. Pokoknya Tiwai!"
Percakapan itu terus terulang diotak Lian. Itu adalah percakapan antara mama dan papa Taeyong saat Lian kerja kelompok di rumahnya. Biasa, Lian menguping karena penasaran.
Satu pertanyaan yang ada dibenaknya, Tiwai kan sudah jelas Taeyong, lalu Lee Minhyung itu siapa? apa Mark?
"Kak!", Lian terbuyar dari lamunannya, "Kalo mau ngobatin yang bener dong"
"eh eh sorry gue kepikiran sesuatu"
"Kak, habis ini pulang ya?"
Lian menghentikan aktivitasnya, "Sakit banget ya?"
Mark menggeleng, "Nggak kak, aku mau nenangin diri"
Gadis itu menganggut bertanda mengerti, "Yauda nanti gue kasih tau ke guru piket kalau lo ijin sakit"
Mark memegang tangan Lian, "Bukan gitu maksud aku"
"Hah gimana?"
"Aku mau pulang ke rumah kakak"
"Kalo aku pulang ke rumahku nanti aku malah makin emosi"
******
"Mark" panggil Lian kepada lelaki yang sedang memandangi hujan disebelah jendela kamar Lian.
Lelaki yang dipanggilnya itu menoleh "Apa?"
"Jadi, lo bener-bener saudara tirinya Taeyong?"
"Hm, yeah, sorry aku baru kasih tau. Karena itu aku panggil dia Tiwai, panggilan di rumah." Mark kembali memandangi rintik rintik hujan yang berjatuhan
Lian mengangguk, "It's okay, gue ngerti perasaan lo."
"Lo punya nama lain ya Mark?" katanya sambil duduk disebelah Mark
Mark menyerinyit sambil memandang Lian, "Kok kamu tau?"
"Lee Minhyung kan?"
Mark membenarkan posisi duduknya, "Tau darimana???"
"Yah, gue nguping waktu kerja kelompok di rumahmu"
Lelaki itu menunduk, "Menyedihkan banget ya, kak"
Tidak tahu kenapa, gadis itu tergerak untuk memeluk lelaki dihadapannya, "Ada gue kok, Mark. Kalo lo mau cerita semuanya ke gue, cerita aja"
MinHyung melepaskan pelukan dan mendongakkan kepalanya, "Ok, aku mau cerita"
"Aku keturunan Kanada kak"
Lian langsung terbelalak, "Hah? How could?"
"Mama aku, orang Kanada asli"
"Mamaku meninggal waktu aku masih SD, karena sakit"
Lian menyetop omongan Mark, dan mengelus punggungnya, "Mark, gue yang mau nangis nih"
"Cengeng" katanya sambil mengacak acak poni Lian halus.
"Sebulan setelah mama gak ada, papa malah bawa cewe baru. Dan itu mamanya Tiwai. Sebenernya aku dari pertama udah gak setuju. Tapi mau gimana, lelaki semua kayak gitu"
"Hidupku hampa banget kak, aku gak pernah diurusin. Papah cuma ngomong doang mau bela bela aku. Tapi udah terlanjur dijadiin boneka sama mama tiri. Aku terlantar."
"Kak Tiwai terpengaruh mamanya, jadi dia benci aku. Karna kalo di sekolah emang aku lebih disayang guru karena ya, pokoknya kayak waktu kakak nemenin aku ekstra lah"
"Gara gara itu dia iri sama aku"
"Terus aku kalo mau beli apa apa pasti gak dikasih. Sekalinya kak Tiwai minta mobil mewah langsung mobilnya ada di garasi"
"Aku minta uang buat beli alat buat tugas aja susah banget. Jadi aku minta ke papa kalo aku ambil alih satu toko doang di mall buat nambah uang. Untung dikasih"
Lian menyender ke tembok disebelahnya, "Gue ga tau mau comment apa, jahat sumpah. Ternyata kehidupan kalau ada saudara tiri itu di dunia asli sama aja ya sama di sinetron"
"Gue pengen ngeliat foto mama kandungmu, Mark. Boleh gak?"
"Sure" Mark mengeluarkan handphone dari sakunya dan langsung mencari foto itu, "Mirip aku ya kak?" katanya sambil memperlihatkan
"Cantik"
"Iyadong anaknya aja ganteng"
Lian memukul lengan Mark pelan, "Mulai deh ya"
Lelaki itu kembali terdiam, dan meneteskan air mata, "A—aku gak kuat lagi satu rumah sama mereka kak"
"Sama sekali gak adil. Mark tertekan banget"
Gadis itu kembali memeluk Mark yang menangis sesegukan dihadapannya, "Terus sekarang lo mau gimana?"
"Aku nginep lagi, boleh?"
ini nyambung gaksih ^^
Jujur, kalian suka gak sama cerita ini???
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream in a Dream | Mark Lee [✔]
Fiksi Penggemar"Lah? Dia kan yang ada di mimpi gue?" Yesterday is today, today is yesterday. ©2017 stronyehed