Jelas dari sosok perempuan, ia tidak bisa menghindari perjodohan. Lagipula dia tidak ingin menolak ataupun menghindar dari perjodohan oleh orangtuanya. Semoga saja sang pria juga bisa menerima.
"Anak saya malah bilang, saya aja yang cariin buat dia," ujar bapak pihak pria yang membuat semua tertawa.
"Emang, kadang mereka lebih mementingkan kesibukkannya. Anak saya sih masih kuliah."
"Oh. Tenang pak. Anak saya bisa menanggung biaya anak bapak juga. Haha."
"Ya saya yakin itu. Haha."
Entah apa yang mereka tertawakan, sang perempuan tidak mengerti sama sekali. Ia hanya tersenyum manis dan memasukkan makanannya ke dalam mulut. Tidak lama setelah tawaan berhenti, sesosok pria jangkung dengan bahu lebar datang. Dia tersenyum penuh pesona.
"Nah, anak saya baru pulang ngurusin kantor."
"Selamat malam semua."
"Malam. Ya ampun. Tampan sekali."
"Makasih tante." Pria ini duduk tepat dihadapan sang wanita yang masih menyantap makanannya tanpa sekali pun menoleh untuk menatap si pria.
"Nama anak saya Sojung Kim. Dia lagi kuliah jurusan Bisnis dan Marketing Fashion. Passionnya dia adanya di dunia Fashion, gak tertarik sama hal yang berbau medis," Ibu Sojung langsung menyambar sebelum anaknya memgatakan apapun.
Sosok pria tersenyum sambil menatap perempuan yang sepertinya tidak berani menatap ataupun hanya sekedar melirik ke arahnya. "Saya Seokjin Kim. Saya kerja meneruskan perusahaan Seokim co. pertama yang terbengkalai. Sekaligus seorang Koki."
"Bukannya hanya satu yang bisa kamu dapatkan?"
"Saya memang mengikuti jurusan management hingga lulus dan setelah itu saya mencoba passion saya yang ternyata selama ini ada di memasak juga. Kalau memasak sih, saya otodidak."
"Wah."
• Interㅅtwine•
Mereka duduk di meja terpisah. Sojung akhirnya tak ada pilihan lain untuk sesekali menatap calonnya. Seokjin yang melihat ini terkekeh. "Jangan grogi," ujarnya.
"Ga grogi kok, hehe."
"Jujur saja, kamu grogi liat ketampanan saya kan?"
Mereka larut dalam tawa. Lalu Jin mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. Tak lama sang pelayan datang dan menulis semua pesanan. Seokjin menutup buku menu, lalu menatap Sojung yang hanya melihat daftar minuman.
"Saya pesen ocean punch aja deh mas."
"Serius itu aja? Kamu ga makan?"
"Udah makan tadi.."
"Jangan itu mas. Air mineral aja."
"Eh-" ucapan Sojung di potong oleh Seokjin yang menarik buku menunya langsung dari tangan Sojung. Menutupnya, lalu diberikan kepada sang pelayan.
"Udah itu aja, makasih ya."
"Iya mas. Ditunggu pesanannya ya."
"Loh?! Kok diganti pesenannya?" Tanya Sojung dengan amarah yang tertahan. Menurut Sojung itu adalah hal yang tidak sopan dan sangat mengganggu.
"Kamu abis makan daging sebanyak tadi. Gak seharusnya makan yang aneh apalagi dingin. Lebih baik air mineral."
"Ya ampun." Sojung menepuk keningnya. "Jangan-jangan kamu dokter juga?"
Mendengar pertanyaan Sojung, Seokjin tertawa lalu mengakhiri tawanya dengan perlahan menjawab, "Ya enggak lah Jung."
"Oh.. kirain kamu dokter juga."
"Tapi saya sebagai koki, tau mana yang baik mana yang enggak. Sebelum ataupun sesudah makan."
"Oh."
"Iya."
Mereka terdiam sambil memainkan masing-masing ponselnya. Hingga akhirnya pesanan datang dan mereka terfokus pada kegiatan masing-masing.
Pada saatnya pulang pun, mereka berkumpul dan setuju untuk benar-benar menyatukan kedua belah pihak yang terlihat tidak begitu terbebani.
Lagi pula, siapa yang ingin menolak pria tampan dan penuh talenta? Lalu siapa juga yang ingin menolak perempuan cantik bak model yang bergulat di bidang bisnis? Tidak ada yang ingin melewatkan kesempatan ini.
Onhold.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwine; Kim Seokjin
Fanfiction"Kalau pun kamu mencoba untuk pergi jauh. Tetapi takdir menetapkan kita untuk bersama, kamu akan selalu berdampingan dengan saya."