1.7

1.1K 121 1
                                        

Dering telpon membuat Jin terbangun, begitupun Sowon. Sowon menutup telinganya dan mencari posisi untuk kembali tidur karena lelah.

Tangan Jin menggapai ponselnya di atas nakas. Ia menerima telepon dari sang sekertaris yang memintanya untuk kembali ke perusahaan dengan segera.

Setelah menutup panggilan darurat, Jin menatap jam di layar ponselnya. Pukul empat pagi, yang benar saja, dia baru tidur tiga jam. Perhatian Jin beralih ke sebelahnya.

Ia menyisikan rambut yang menutupi wajah Sowon lalu mengusap pelan pipinya. Sowon sedikit sadar, memegang tangan Seokjin.

"Saya pergi dulu ya?"

"Kemana?"

"Ada urusan. Nanti saya kabarin. Kamu tidur lagi aja."

Sowon mengangguk mendengar jawaban Jin. Ia menutup matanya lagi, Jin mengecup bibir dan dahi Sowon.

***

Sinar mentari membuat Sowon terbangun. Tangannya menutup mata yang langsung tersorot matahari. Ia menggeliat sebentar, semua terasa sakit. Ia meringis pelan ketika berusaha menggerakan kakinya.

Sowon melihat ke bawah. Ia teringat kejadian semalam. Bibirnya mendecak pelan.

"Emang janji cowok ga bisa di pegang. Katanya janji ga macem-macem. Ujungnya gini juga. Hish!"

Sowon mengacak rambutnya, lalu duduk dengan perlahan. Ia tak bisa marah karena bagaimanapun Jin adalah suaminya. Hal seperti ini bukan pelecehan lagi namanya, lagi pula tidak sepenuhnya Jin memaksa.

Kesal mengingat hal semalam, Sowon beralih bangkit dan berjuang untuk pergi ke kamar mandi.

***

Sowon mengapit ponselnya di antara pundak dan telinga kirinya. Tangannya sedang ia gunakan untuk memindahkan file-file milik ibunya yang ditunggu sore ini.

"Kamu mau saya anter?"

"Gue gak bisa jalan gara-gara lo, Jin! Balik dulu ah, ibu gue udah ngerengek nih minta di kirim."

"Ya udah, tapi jam tigaan saya baru pulang. Gak apa-apa kan?"

"Iya. Gak apa-apa. Lagian masalah apa sih di kantor? Dari jam 4 subuh sampe sekarang lo masih aja di sana."

"Tadi kan saya udah bilang. Data di kantor lagi kena hack."

"Ck, ya udah terserah. Pokoknya jam tiga sampe sini ya! Gue ga mau tau."

"Iyaaa. Ya udah aku tutup—"

Belum selesai Jin berbicara, Sowon sudah mematikan ponselnya. Ia kembali berkutik pada data-data yang terdiri dari tiga file.

Sebenarnya dia bisa sih pergi sendirian walau kondisi badannya sedang tidak bagus. Tapi, entah kenapa dia ingin menjahili Seokjin.

Tak lama, sebuah notifikasi muncul di layar Sowon.

Sinting: Biasain dengerin orang sampe selesai ngomong. Gak sopan banget kamu kayak gitu.
Sinting: Oh iya. Pake baju bagus ya. 

Sowon mengangguk dalam hati, tak berniat untuk membalas pesan yang di kirim oleh Seokjin.

Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang menumpuk di benaknya. Dan pertanyaan yang paling besar adalah sejak kapan Seokjin berbicara formal?

Onhold.

Intertwine; Kim SeokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang