Kepalanya mengangguk pelan, "Eunwoo udah kasih bukti kok ke dosennya. Ternyata yang ambil karyaku temen sebangku. Dia kehabisan ide katanya."Seokjin mengernyit, "Eunwoo yang kamu bilang temen dari TK itu?"
"Iya dia."
"Kamu ketemu lagi sama dia?" Seokjin menatap sang istri.
Sowon mengerjap, "Lah, ketemu lagi gimana sih? Orang waktu nikahan kita aja dia dateng kok."
"Tapi saya ga ketemu. Saya kira kamu udah lost contact."
"Engga. Dia yang anter aku juga buat cek kandungan kemarin."
Seokjin berjengit, sedikit bangun, "Jadi dia yang pertama tau, bukan saya?!"
Tangannya menggapai pipi Seokjin, "Apa sihh, gak usah histeris. Kan niatnya mau surprise. Sini tidur lagi, aku lagi nyaman tadi! Kamu malah bangun."
Lelaki itu kembali berbaring, badannya tepat menempel pada kasur lalu tangannya memanjang. Sowon kembali menjadikan lengan Seokjin sebagai bantalan, tangannya memeluk pinggang Seokjin.
Sebenarnya ada untung dari kehamilan Sowon. Ralat, banyak untung.
Seokjin menyelipkan anak rambut Sowon. "Masih benci sama saya?"
Pertanyaannya dijawab dengan decakan dan kalimat sinis, "Mana bisa benci bapaknya anak ini!"
Dengan pernyataan itu, sang suami tersenyum lembut ke arah pujaan hatinya. Setidaknya Sowon tidak lagi membencinya. Namun, seusai rapat kemarin pikirannya melayang kemana-mana.
*
Netranya menatap kedua insan yang duduk bersebelahan. Menyilangkan kedua tangannya.
"Kalian merencanakan apa lagi?" Tanya Seokjin langsung tanpa basa-basi sedikitpun.
Seungcheol tertawa mengejek, "Memangnya kami pernah berencana apa Tuan Kim?"
"To the point?"
"Kami mau memanen saham di perusahaanmu. Bukankah perusahaan kita semua sudah masuk sepuluh besar?" Ujar Xiao.
Senyum kecil tercetak jelas di bibir Seokjin, "Apa Saya akan mempercayai seseorang yang telah 'mencuri' seperempat saham Kim co.? Tentu tidak. Lakukanlah apapun yang kalian mau, jangan melibatkan saya." Seokjin berdiri.
Namun tidak lama Seungcheol memukul pelan mejanya, "Kau sangat angkuh hah? Apa kau tidak memikirkan apa yang dapat terjadi jika menggabungkan perusahaan kita dan bekerja sama?"
"Jika saja hanya bekerja denganmu, saya akan mengambilnya. Namun dengan ChenggCo? Kau tidak tau dia ular seperti apa."
"该死的,你疯了!" Xiao hendak mengejar Seokjin, namun Seungcheol menahannya. "KAU TAU APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN TERHADAP ANAKKU?! BAJINGAN!"
Seokjin tertawa, "Terlihat jelas, kau ingin balas dendam Xie? Jika kau seperti itu terus, kau hanya akan menjatuhkan perusahaanmu sendiri."
Beberapa langkah menuju pintu, Seokjin berhenti sejenak setelah mendengar pernyataan Xiao, "Jaga Sowon dan calon anakmu baik-baik, brengsek. Kau tidak tau apa yang akan terjadi karena keangkuhanmu."
*
Sowon menatap Seokjin, "hey?"
Namun sang suami tidak menghiraukannya. Dia mendecak pelan, "Sowon, kamu tau saya sayang kamu?"
Sowon mengernyit, "Apa sih tiba-tiba."
"Jangan percaya ucapan siapapun kecuali saya. Kamu mau kemana-mana pun diantar Wooseok dan Guanlin ya? Dia bawahan ayah paling terpercaya." Ucap Seokjin.
Dengan begitu, Sowon berpikir keras. Apa yang dimaksud Seokjin. Ada masalah apa dia di kantornya?
"Jangan tanya apapun, saya belum siap cerita sama kamu. Maaf."
Itulah yang membuat Sowon diam. Maka dari itu Sowon akan meminta Namjoon untuk bercerita. Setidaknya dan seharusnya Namjoon sedikit mengetahui alasan Seokjin memanggil banyak Bodyguard hingga mereka berkumpul di apartemen ini.
On hold.
Butuh pengenalan karakter tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwine; Kim Seokjin
Fanfiction"Kalau pun kamu mencoba untuk pergi jauh. Tetapi takdir menetapkan kita untuk bersama, kamu akan selalu berdampingan dengan saya."