Nathan menghapus sisa-sisa air mata dipipinya dan melangkah gontai memasuki rumah bergaya tradisional peninggalan dari kedua orangtuanya. Sudah dua tahun ia tidak pulang tapi anehnya rumahnya tetap terlihat bersih seperti tidak pernah ditinggalkan oleh pemiliknya.
Nathan melepas sepatu miliknya dan menaiki tangga masuk ke dalam rumah. Aroma mawar langsung menyeruak ke dalam indra penciuman Nathan ketika ia berhasil membuka pintu. Aroma favorit Anna, pikirnya. Nathan mengamati setiap sudut ruangan, seperti pemandangan yang ia lihat di luar, ruangan ini begitu bersih dan terawat, barang-barangnya masih tertata rapi. Tidak ada serangga maupun jaring laba-laba yang menempel di setiap sudut ruangan. Seingatnya, ia tidak pernah meminta seseorang untuk membersihkan atau merawat rumahnya. Tapi Nathan tak mau ambil pusing, ia memilih untuk duduk dibawah setelah membungkuk hormat di depan foto kedua orangtuanya.
"Ayah, ibu, Anna, aku pulang." ucapnya lalu menyandarkan kepalanya ke dinding yang tepat berada di belakang dirinya.
Nathan menatap sederet foto yang menampilkan figur dirinya serta Anna sejak kecil hingga remaja. Serta foto mereka bersama kedua orangtuanya. Foto-foto itu masih tertata rapi seperti terakhir kali ia meninggalkan rumah ini. Nathan mencoba memejamkan mata, berusaha melepas penat di badan serta batinnya. Ia benar-benar lelah dan ingin beristirahat barang sejenak.
Tapi usaha Nathan tak berhasil ketika ia mendengar suara pintu terbuka menampilkan seorang wanita yang datang dengan membawa kotak makanan ditangannya.
"Nathan kau sudah kembali? Aku kira kau belum datang, maaf aku tidak bisa mengunjungimu selama berada di camp militer."
Wanita itu adalah Yeo Hana.
Nathan hanya mengangguk malas menanggapi ucapan Hana, berbeda dengan Hana yang kali ini begitu antusias menyiapkan makanan di hadapan Nathan.
"Anggap saja ini adalah sambutan dariku. Ayo kita makan malam bersama." ucap Hana dengan senyuman hangat diwajahnya. Ia meletakkan sumpit dan sendok di hadapan Nathan mengisyaratkan laki-laki itu untuk menikmati makan malamnya.
Laki-laki itu enggan menatap Hana, ia hanya mengulas senyum tipis yang dipaksakan lalu menikmati hidangan yang kini tertata rapi di hadapannya.
Hana adalah teman Nathan sejak kecil, keluarga Hana sudah bekerja sejak lama untuk keluarga Nathan. Bisa dibilang kedua orangtua Nathan sudah menganggap mereka seperti keluarga.
"Kau yang melakukan semua ini?" suara Nathan setelah laki-laki itu berhasil menelan sesuap nasi di mulutnya.
"Melakukan apa?" tanya Hana yang tidak mengerti dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Nathan.
"Membersihkan dan merawat rumah ini." ucap Nathan dingin.
"Ya, aku memang melakukannya."
"Kenapa kau melakukan itu? Tidak, aku bahkan tidak pernah memintamu untuk melakukan itu."
"Karena aku ingin." jawab Hana singkat.
"Aku bahkan tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih kepadamu, Hana. Kau tahu sendiri bahwa aku sangat-sangat kacau, bahkan setelah aku keluar dari wajib militer."
"Tidak perlu berterimakasih. Kau kembali dengan selamat saja itu sudah cukup."
"Aku benar-benar berterimakasih."
"Ya sama-sama." jawab Hana sambil tersenyum. Diliriknya Nathan yang kembali sibuk dengan makanannya. Wajah itu, wajah yang Hana rindukan selama dua tahun belakangan ini. Bukan tanpa alasan ia mau secara suka rela membersihkan dan merawat rumah ini. Itu semua tidak lain karena ia menyukai Nathan, bahkan ia menyukai Nathan sejak lama.
Tapi hati Nathan tidak pernah sekalipun melirik seorang Yeo Hana.
Tbc
🌸🌸🌸
Seo Hyun as Yeo Hana
Ide lagi banyak mengalir, so aku update tiap hari.
Terima kasih sudah mau membaca cerita ini.
See you....
13/12/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unforgettable Memory (Chanrene Fanfiction)
FanfictionJo Anna adalah kenangan yang tak terlupakan bagi Jo Nathan. 11/12/2017 - 17/02/2018