7

298 53 4
                                    

Aku minta maaf kalo cerita ini ngebosenin,  tapi ya mau gimana lagi, aku udah mikirin kayak gini alurnya dari awal.

*****
Sesuai janji Nathan beberapa hari yang lalu, ia menepati janjinya untuk kembali mengunjungi makam Anna.

Ia datang dengan senyuman merekah dibibirnya, bukan sebuah wajah murung yang biasanya ia tampilkan jika berkunjung ke makam Anna.

Nathan membawa seikat bunga mawar yang ia petik dari kebun di halaman belakang rumahnya. Bunga mawar adalah bunga favorit Anna.

"Hyung."

Langkah Nathan terhenti ketika menyadari bahwa bukan dirinya saja yang berkunjung ke makam Anna. Disana, Jongin telah lebih dulu berdiri dan menyadari keberadaannya.

Nathan memalingkan wajah enggan untuk menatap Jongin.

"Kakak tidak pernah memberi tahuku bahwa kakak sudah kembali dari wajib militer."

"Itu sama sekali bukan urusanmu." jawab Nathan ketus.

"Sepertinya kakak tidak mengharapkan kehadiranku disini. Kalau begitu aku akan pergi saja. Sampaikan salamku kepada Anna. Aku benar-benar minta maaf atas apa yang aku perbuat di masa lalu. Seharusnya aku tidak pantas memperlihatkan wajahku di depan kalian. Aku benar-benar minta maaf, hyung."

"Baguslah kalau kau menyadari kesalahanmu, Kim Jongin. Kupikir aku sudah sangat senang mendengar kepergianmu ke Amerika."

"Maafkan aku, sepertinya aku benar-benar harus menetap disana."

"Ya memang harus seperti itu." balas Nathan.

Jongin diam saja, perkataan Nathan benar-benar menohok hatinya. Tanpa diperintah ia berjalan meninggalkan Nathan dan makam Anna. Nathan tertawa sinis melihat kepergian Jongin.

Rasa sakitnya akibat kehilangan Anna belum hilang ditambah laki-laki itu tanpa tahu malunya menampakkan diri di depan dirinya. Nathan masih belum siap menghadapi kenyataan ini walaupun sudah bertahun-tahun berlalu.

Nathan mencoba tersenyum lalu melangkah mendekati pohon dimana abu Anna dikubur. Ia meletakkan bunga mawar yang ia bawa lalu melangkah mundur untuk melihat bagaimana pohon itu tumbuh semakin tinggi sejak dua tahun lamanya ia tinggalkan.

Nathan rindu, ia sangat merindukan bagaimana sosok Anna sekarang. Ia benar-benar frustasi menghadapi kenyataan bahwa ia hanya bisa melihat wajah Anna dalam foto.

Nathan mencoba menahan tangisnya, membiarkan airmata itu memenuhi pelupuk matanya.
Nathan mendekat, menyentuh batang pohon itu seolah-olah itu adalah sosok Anna masa kini.

Anna dengan rambut hitam panjang dan senyuman tercantik yang pernah ia temui.

"Jika kau masih hidup, kau pasti sangat cantik. Aku merindukan bagaimana kau mengoceh setiap malam karena aku terlambat pulang. Aku juga rindu bagaimana aku terus mengomelimu karena kau yang keras kepala. Kau tahu, pohon apel yang biasa kau panjat yang terletak di pinggir lapangan  berbuah sangat lebat. Semakin hari apel itu semakin manis. Aku rasa pohon apel itu juga merindukanmu."

"Jika waktu bisa kuputar kembali, aku benar-benar ingin kembali pada masa-masa dimana kita masih bisa hidup bersama. Aku akan menjagamu lebih baik. Sungguh aku menyesal Anna. Maafkan oppa."

Tangis Nathan pecah, ia melangkah mundur untuk menghapus airmata yang sialnya terus mengalir membasahi pipinya.

Ia merasa dirinya bodoh, bodoh menyia-nyiakan Anna di masa lalu. Ia baru sadar bahwa Anna benar-benar berarti dalam hidupnya.

"Anna, apa oppa harus pergi menyusulmu ke surga?"



Tbc

A/n

Aku menggambarkan bahwa abu Anna dikubur dibawah pohon bukan ditempatkan dalam guci lalu dipajang di lemari kaca kayak dikebanyakan drama-drama yang kita tonton.

Kalo kalian pernah nonton drama 49 days pasti kalian ngerti maksud aku gimana. Gimana ya aku terkesan banget sama drama itu dan cerita ini sedikit terinspirasi dari sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28/12/2017

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28/12/2017

The Unforgettable Memory (Chanrene Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang