Sesuai janjinya, Nathan akan menghabiskan malam akhir tahun bersama Anna di Seoul, menghitung detik-detik pergantian tahun sambil menyaksikan pertunjukan kembang api yang amat meriah.
Tahun baru tinggal tiga puluh menit lagi, sejak sejam yang lalu Anna sudah merebahkan kepalanya di bahu Nathan. Menyaksikan pemandangan Sungai Han yang gemerlap oleh cahaya yang berasal dari gedung-gedung pencakar langit disekitarnya.
Mata Anna sedikit terpejam saat merasakan genggaman tangan Nathan semakin erat di saku mantel laki-laki itu. Cuaca malam ini sangat dingin maka dari itu mereka mengenakan mantel tebal untuk menghalau hawa dingin yang menyelimuti tubuh mereka.
Kembali mereka terlihat mengenakan pakaian yang senada. Tidak kalah dengan berpuluh-puluh pasangan yang juga menghabiskan malam akhir tahun di tempat ini.
Anna mendongak saat Nathan mulai membuka suara.
"Kau ingat? Kita biasanya menghabiskan malam akhir tahun di atas bukit dekat dengan kebun apel milik keluarga kita. Tapi tahun ini berbeda, kita menghabiskan malam tahun baru di Seoul. Apa kau senang?"
Anna mengangguk sekilas.
"Dimanapun asalkan itu bersama oppa, malam akhir tahunku akan selalu indah.""Kau belajar menggombal darimana eoh?" Nathan mencubit hidung Anna gemas mendengar kalimat yang terdengar cukup menggelikan dari mulut gadis itu.
"Aku belajar dari oppa, oppa sering mengucapkan kalimat gombalan seperti itu."
"Baiklah aku akui itu, aku menyerah."
Anna tertawa geli mendengar betapa mudahnya kakaknya itu mengalah.
"Anna?"
"Hm."
"Kau tidak ingin mengucapkan sesuatu? Seperti keinginanmu di tahun baru ini misalnya."
"Aku hanya ingin hidupku bahagia seperti sekarang, bisa selalu bersama dan menghabiskan waktu bersama oppa. Usaha keluarga kita lancar dan nilaiku di sekolah bagus. Doaku tidak banyak, aku hanya ingin kita diberi kesehatan dan umur panjang. Setidaknya jika dua hal itu kita miliki maka apapun yang kita inginkan masih bisa kita perjuangkan."
"Kupikir kau sudah dewasa sekarang. Ah tidak terasa kau sudah tujuh belas tahun. Adik kecilku yang menggemaskan sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang memiliki pikiran dewasa." ucap Nathan dengan senyum haru. Ia benar-benar tidak menyangka Anna akan tumbuh secepat ini.
"Kalau oppa?"
"Apa yang kau maksud itu harapanku?"
Anna mengangguk, mengiyakan pertanyaan Nathan.
"Harapan dan keinginanku tidak berbeda jauh denganmu. Aku juga ingin diberi umur yang panjang agar bisa terus berada disampingmu. Menjadi seorang kakak sekaligus menjadi orangtua menggantikan posisi ayah dan ibu merupakan beban yang cukup berat untukku. Aku hanya ingin kau menjadi anak yang baik, itu saja tidak lebih."
Anna kembali mendongak, menatap tepat pada bola mata Nathan.
"Terima kasih."
Airmatanya jatuh, merasakan bagaimana beratnya beban Nathan yang selama ini menjaga dan merawatnya. Anna sadar bahwa ia bukanlah adik yang baik, ia banyak membuat onar hingga Nathan pusing dibuatnya.
"Aku minta maaf karena aku selalu merepotkan oppa, aku bukanlah adik yang baik."
"Tidak perlu meminta maaf, kau sudah hadir di hidupku saja aku sudah senang. Setidaknya aku tidak sendiri di dunia ini. Untuk itu berhentilah menangis."
Anna menghentikan tangisnya ketika Nathan membawa tubuh kecilnya ke dalam pelukan laki-laki itu.
"Waktunya tinggal satu menit lagi. Sebentar lagi pertunjukan kembang api akan dimulai. Berhenti menangis dan bersenang-senanglah malam ini. Jangan khawatir karena ada aku disisimu."
Untuk ke sekian kalinya Anna mengangguk, membenarkan posisinya agar nyaman berada di pelukan Nathan. Beberapa detik kemudian suara dentuman dari kembang api mulai bersahutan, orang-orang disekitar mereka mulai bersorak saling mengucapkan selamat tahun baru. Anna dan Nathan tersenyum menikmati pertunjukan di depan mata mereka, melafalkan doa-doa dan harapan di dalam hati masing-masing.
"Selamat tahun baru Anna."
"Selamat tahun baru oppa."
Mata Anna terpejam, menyadari bahwa mungkin di tahun-tahun berikutnya ia tidak bisa menikmati moment seperti ini lagi. Karena malam ini adalah malam terakhirnya ia menghabiskan malam pergantian tahun bersama Nathan. Di tahun berikutnya ia sudah tiada, meninggalkan Nathan dengan duka yang mendalam.
Tbc
Sedih gak? Aku kurang ahli buat yang sedih-sedih.
Duh liat Chanrene tu gemes.
Seharusnya di chapter sebelumnya aku pake pict Irene yang ini karena stylenya mirip banget sama ceye.
Duh mas mba kapan berlayar sih? Dedek gak sabar tau.05/01/18
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unforgettable Memory (Chanrene Fanfiction)
FanfictionJo Anna adalah kenangan yang tak terlupakan bagi Jo Nathan. 11/12/2017 - 17/02/2018