Nathan menikmati pemandangan matahari terbenam di samping pohon tempat abu Anna dikuburkan. Menghabiskan waktu sendiri sudah menjadi hal biasa untuknya. Apalagi sesuai dengan apa yang ia pikirkan, Tuan Yeo benar-benar mengikuti Hana pergi ke Seoul setelah gadis itu resmi menikah. Tidak ada lagi yang membantu Nathan mengurusi perkebunan miliknya. Ia dituntut serba mandiri mulai saat ini.
Laki-laki itu menghela napas berat, menoleh sebentar setelah mendengar suara seseorang memanggil dirinya.
"Permisi, apa anda yang bernama Tuan Jo Nathan?"
Nathan mengangguk menjawab pertanyaan seorang gadis yang berjalan mendekati dirinya. Jantung Nathan serasa berhenti berdetak melihat bagaimana miripnya gadis itu dengan sosok mendiang adiknya.
"Kau siapa?"
"Saya adalah Kim Jisoo, teman Jo Anna."
"Kau kenal dengan adikku?"
"Ya, baru-baru ini ia mendatangiku dan meminta bantuanku agar ia bisa berbicara dengan anda."
"Apa maksudmu? Jangan bicara yang aneh-aneh. Adikku telah meninggal lima tahun yang lalu."
"Apa anda percaya dengan kemampuan orang yang bisa melihat roh atau hantu?"
Nathan mengangguk.
"Ya aku percaya.""Anna ada disini, dihadapan anda."
"Bernarkah?"
Kali ini perempuan bernama Jisoo itu mengangguk, "Iya, Anna mengatakan bahwa ia ingin sekali berbicara dengan anda. Jika anda berkenan, saya bisa meminjamkan tubuh saya agar anda bisa berkomunikasi dengan Anna."
"Bagaimana bisa? Maksudku apa kau diijinkan untuk melakukan hal seperti itu? Apa itu tidak membahayakan dirimu sendiri?"
"Melakukan hal seperti itu memang berbahaya tetapi Anna datang bersama seorang malaikat. Beliau mengijinkan Anna untuk berkomunikasi dengan anda untuk terakhir kalinya. Itu artinya ini adalah kesempatan terakhir anda untuk bisa bertemu dengan Anna."
"Baiklah lakukan hal itu jika kau tidak keberatan. Kalau boleh tau, dimana Anna sekarang?"
"Anna tepat di depan anda."
"Sebelum masuk ke tubuhmu apa aku bisa bicara terlebih dahulu dengan Anna?"
"Tentu."
"Anna."
"Ne oppa."
"Kau disini?" tangan Nathan meraba-raba seolah-olah ia bisa menyentuh wajah Anna.
"Hm... aku disini."
"Jisoo... bisa aku bicara dengan Anna sekarang? Maksudku apa bisa sekarang dia masuk ke tubuhmu." Nathan memohon dan dibalas dengan senyuman oleh Jisoo.
Laki-laki itu sempat terkejut karena beberapa saat kemudian tubuh Jisoo mendadak kejang. Ia sempat takut terjadi apa-apa dengan gadis itu, tapi semuanya sirna setelah ia mendengar suara yang begitu familiar diingatannya.
"Oppa." itu jelas-jelas suara Jisoo, tapi terasa berbeda karena di dalam tubuh gadis itu kini terdapat jiwa Anna.
Nathan tidak bisa membendung tangisnya dan menarik Anna kedalam pelukannya. Rasa rindu yang sejak lama ia tahan akhirnya tersalurkan juga. Nathan mencium puncak kepala Anna berkali-kali seperti yang ia lakukan sejak dulu. Itu adalah cara bagaimana Nathan menunjukkan betapa sayangnya ia kepada Anna.
Anna ikut menangis, ia juga sama rindunya. Walaupun ia bisa melihat Nathan, tapi ia tidak pernah bisa menyentuh atau bercakap-cakap dengan kakaknya itu.
Anna mendongak, lalu melepas pelukannya dari Nathan. Jelas sekali terlihat raut tidak rela dari wajah laki-laki itu. Anna menggeleng, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Oppa untuk malam ini dan besok, ayo jangan bersedih lagi."
"Kau tidak akan pergi secara tiba-tiba kan?"
"Aku akan selalu bersama oppa, jadi kumohon tersenyumlah karena sekarang aku disini, bersama oppa."
Tbc
Oke aku gak dapet foto Jisoo yang mirip banget sama Irene jadi ya maaf kalo agak maksa mirip-miripin mereka.
Makin kesini kok cerita ini rasanya makin horor ya wkwkwk, kalo menurut aku sih cerita ini tu kayak penggabungan drama 48 days + Oh My Ghost.
Mulai part ini tolong bayangin Anna ditubuh Jisoo oke, inget dia cuma minjem tubuhnya Jisoo.
Bye... see you next month, februari masih sendiri huhuhu.
31/01/18
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unforgettable Memory (Chanrene Fanfiction)
FanfictionJo Anna adalah kenangan yang tak terlupakan bagi Jo Nathan. 11/12/2017 - 17/02/2018