16

212 43 4
                                    

Seperti orang yang kesetanan Nathan berlari menyusuri koridor rumah sakit. Setelah mendapat telepon dari Yeo Hana bahwa Anna saat ini berada di rumah sakit membuat Nathan melajukan mobilnya lebih cepat dari biasanya. Tuan Yeo yang bersama dengan dirinya saat itu hanya bisa terus memperingatkan Nathan untuk berhati-hati dan memperhatikan keselamatannya sendiri.

Nathan tidak bisa tenang, apalagi Yeo Hana saat itu tidak berkata apa-apa selain mengatakan bahwa saat ini Anna berada di rumah sakit.

Setahu Nathan, ia meninggalkan Anna dalam keadaan baik-baik saja. Tidak ada riwayat penyakit serius yang pernah di alami oleh gadis itu.

Pandangan Nathan terhenti saat melihat sosok Jongin yang bersandar di dinding rumah sakit, ia duduk dengan mata yang sembab. Kentara sekali bahwa laki-laki itu habis menangis.

Nathan tak pernah melihat Jongin seperti ini sebelumnya. Laki-laki itu merasa ada sesuatu yang aneh di saat Jongin menatapnya dengan tatapan sendu. Yeo Hana tidak ada, mungkin menemani Anna di dalam sana, pikirnya.

"Hyung." Jongin mendongak kala melihat Nathan datang dengan napas yang tak beraturan. Ia tak bisa menyembunyikan tangisnya yang tadi sempat mereda.

"A-anna." katanya terbata-bata.

"Anna kenapa?" Nathan berjongkok, mensejajarkan tubuhnya dengan Jongin dan mengguncang bahu laki-laki itu. Ia butuh penjelasan kenapa adik perempuannya bisa berada di rumah sakit ini.

"Anna di dalam hyung." tak kuasa mengatakan yang sebenarnya, Jongin lebih memilih untuk mengisyaratkan Nathan untuk masuk ke dalam ruangan dimana saat ini Anna berada.

Nathan bangkit menuju ruangan yang ada di depannya. Membuka pintunya perlahan dan melihat sosok Anna sedang terlelap disana. Disampingnya ada Yeo Hana yang menahan tangisnya.

Jujur Nathan tidak mengerti dengan situasi ini.

Hey Anna hanya tidur, kenapa orang-orang ini perlu menangis kalau keadaan Anna baik-baik saja.

Nathan mendekat dengan meyakinkan diri sendiri bahwa adiknya itu hanya tertidur.

"Anna, oppa disini." sapa Nathan sambil menyentuh tangan Anna.

Dingin, itulah yang laki-laki itu rasakan. Kulit putih Anna kian memucat, bibirnya yang berwarna merah muda itu juga ikut memucat.

"Anna, ayo bangun. Oppa sudah pulang." kali ini Nathan mengusap rambut adiknya dengan sayang. Tapi aneh, ia bisa merasakan ada yang berbeda ketika tanpa sengaja ia menyentuh kulit kepala adiknya.

Darah, ada sisa darah yang ikut menempel di jari-jarinya.

"Anna kenapa Hana?" bingung tidak mendapat kepastian dengan kondisi adiknya, akhirnya Nathan bertanya kepada Hana yang masih terisak dalam diam.

Hana ingin membuka suara, tapi ia tidak bisa. Mendapat pertanyaan seperti itu membuat dirinya semakin tidak rela mengatakan hal yang sebenarnya.

"A-anna." sama seperti Jongin, ia juga susah untuk sekedar mengucapkan nama gadis itu.

"Anna kenapa Hana? Jangan mendiamiku seperti ini!!!" tanpa  disadari Nathan telah membentak Hana hingga membuat gadis itu mundur ketakutan.

"A-anna terlibat dalam kecelakaan, ia tertabrak truk."

"Tidak mungkin, ini tidak mungkin. Darimana kau mendapat lelucon sekonyol itu!!!" teriakan Nathan semakin menjadi-jadi. Ia kembali berdiri di samping ranjang Anna dan mengelus rambut gadis itu.

Ia masih mencoba tersenyum, bahwa Anna baik-baik saja. Mungkin gadis itu hanya sedikit terluka, pikirnya.

"Anna mengalami pendarahan hebat di otaknya, Than. Anna telah meningal." ucap Hana dengan isak tangis yang tak terbendung lagi.

"Ini tidak mungkin." ucap Nathan sambil membuktikan bahwa yang diucapkan Hana tidak benar.

Ia mendekatkan telunjuknya di dekat hidung Anna, mencoba merasakan kembali deru napas gadis itu. Tapi nihil, tidak ada napas yang keluar dari sana.

Nathan mencoba kembali, kali ini ia memeriksa denyut nadi Anna di salah satu pergelangan tangan gadis itu. Tapi hasilnya kembali nihil, tidak ada denyut nadi disana.

Nathan kembali menggelengkan kepalanya tak percaya, hingga suara pintu kembali terbuka menampilkan sosok Jongin yang berdiri dengan berurai air mata.

"Anna telah meninggal hyung."

Kepala Nathan pusing, ia tidak sanggup berpikir hingga tubuhnya jatuh terkulai di atas lantai. 

Ia pingsan.

Tbc

21/01/18

The Unforgettable Memory (Chanrene Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang