"Siapa yang hancurin ini!"Semua pandangan orang yang berada di koridor langsung mengarah ke sosok lelaki yang memakai jaket jeans yang berdiri tepat di sebelah laboratorium. Lagi-lagi semuanya dikejutkan dengan kejadian seperti ini. Dan mereka hanya bisa menahan napas ketika melihat sosok lelaki itu mulai berjalan di koridor melewati orang-orang yang berada di sana sambil menatap mereka, seolah ingin mencari tau siapa pelakunya.
Sorot matanya yang tajam membuat kebanyakan orang yang berada di sana, berpura-pura membaca buku.
"Siapa yang hancurin ini!" kata lelaki sekali lagi sambil mengangkat benda yang dimaksudnya itu.
Semuanya terdiam seolah tidak ada yang berani untuk menjawab pertanyaan dari sang lelaki itu.
"Yang terakhir masuk ke laboratorium itu, Cl—" Baru saja ada seorang perempuan yang ingin menjawab pertanyaan lelaki itu, lelaki itu malah dipanggil temannya seolah ada berita penting.
"Gerhana! Lo dipanggil Pak Kumis. Ada project baru katanya!"
Lelaki yang sedari tadi masih sibuk mencari pelaku itu, mendadak tersenyum tipis ketika mendengar sahabatnya, Alan, memberitahu berita yang menurutnya sangat menyenangkan.
"Oke."
Dia menghampri Alan. "Project apa, kata dia?" tanyanya dengan pandangannya yang lurus ke depan.
"Enggak tau, katanya berpasangan gitu," sahut Alan yang masih sibuk dengan ponselnya.
Mereka berjalan melewati koridor itu dengan satu tangannya yang dimasukkan ke dalam jaketnya itu dan Gerhana langsung memasangkan kalung berbentuk bulan di lehernya yang ia keluarkan dari kantong jaketnya itu.
Gerhana sampai di depan ruangan yang selama ini sangat senang ia masuki.
"Kenapa Bapak manggil saya? Ada project baru apa, Pak?" tanya Gerhana langsung ketika ia sudah duduk di kursi yang tersedia.
"Jadi, dua bulan lagi, akan ada kompetisi tentang percobaan luar angkasa di Bandung. Dan Bapak yakin, kamu pasti sangat antusias untuk mengikutinya. Makanya, Bapak ajak kamu," jawab seorang guru yang dipanggil Pak Kumis itu.
"Lombanya sendiri atau berpasangan, Pak?" tanya Gerhana dengan pelan tetapi terkesan cuek.
"Berpasangan. Cewek sama cowok."
Gerhana mengernyitkan dahi. Siapa yang akan menemaninya? Bukankah yang sering mewakili sekolahnya itu, hanya dirinya? Siapa orang baru yang akan menjadi saingannya ini?
"Anak kelas 11 IPA 1, cantik kok."
Ketukan pintu terdengar dari luar, membuat Pak Kumis berseru. "Masuk!"
Pintu terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik yang memakai bandana berwarna abu-abu yang dipadukan dengan cardigan biru mudanya itu.
"Bapak, cari saya?" tanya gadis itu yang membuat Pak Kumis langsung mengangguk dan ia bangkit.
"Gerhana, ini pasangan kamu untuk mengikuti lomba di Bandung."
Gerhana bangkit dan memutar tubuhnya lalu gadis itu tampak terdiam dan ia seolah tidak bisa menggerakkan tubuhnya saat itu juga. Pak Kumis tersenyum tipis lalu ia berbicara.
"Claire Ileana."
****
Haii.... kembali lagi bersama Kei, si penulis cerita yng amatiran ini😂
Udah tepat tanggal 1 Januari, kan? Iya dong tepat😂
Nah, kali ini, ada sedikit pelajaran yang bakal masuk di cerita Gerhana😂 ya, Kei berharap semoga respon untuk cerita ini bisa lebih baik daripada sebelum"nya🙄
Kalian maunya di update setiap dua hari sekali atau setiap hari?
Jangan lupa di vote dan komentar....❤️
Oh iya, SELAMAT TAHUN BARUU UNTUK KALIANN SEMUAAA!🎉❤️ semoga resolusi kalian di tahun 2018, bisa tercapai.
Kalau boleh tau, resolusi kalian itu untuk tahun ini, apa? Komentar di bawah ya.....
Salam sayang, Kei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [Completed]
Teen Fiction"Karena semesta tahu, gerhana ada karena bantuan cahaya." Gerhana Kavindra. Galak, tegas, suka memerintah, dan tidak suka di lawan. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semua project luar angkasanya. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semes...