Bagian 18 - Pacaran

30.7K 2.1K 33
                                    


"Apa, Kak?"

Dua kata itu terlontarkan dari mulut Claire. Untuk sesaat Claire langsung terdiam dan ia berusaha menarik dirinya untuk keluar dari pelukan Gerhana.

"La? Siapa?"

Gerhana menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Bukan tatapan seperti pertama kali bertemu. Ia seperti menatap orang yang dicintainya. Sangat dicintainya. Dia menatap Claire dengan tatapan itu.

"Oh. Bukan. Bukan siapa-siapa."

Claire menautkan kedua alisnya dengan lemah, lalu embusan napas pelan terdengar dari hidung Claire. "Oke. Ayo, pulang. Makannya di rumah aja," katanya yang langsung berjalan melewati Gerhana.

Gerhana diam. Sepertinya ia salah. Ia salah karena sudah keceplosan menyebut namanya di depan Claire. Oh, Tuhan! Ia benar-benar salah.

Gerhana berjalan dengan langkah cepatnya ke dalam mobil dan ia mendapati Claire yang sudah memejamkan matanya. Katakanlah kalau ucapan Gerhana waktu itu hanyalah dusta. Gerhana memang mengakui kalau Claire benar-benar cantik ketika tidur.

"Claire, kamu cantik."

Claire yang memejamkan mata itu sebenarnya tidak tertidur betulan. Ia hanya ingin memejamkan matanya saja. Dan kalimat Gerhana itu membuatnya membisu. Dia mengatakan kalau Claire cantik, dan ia berbicara menggunakan 'kamu'.

Dia siapa, Kak? pikir Claire dalam hatinya. Ia masih belum bisa berpikir jernih. Ia mirip dengan siapa?

"Maaf."

Claire masih memejamkan matanya. Buat apa minta maaf? Kan nggak salah, pikir Claire.

Claire menunggu ucapan selanjutnya yang akan keluar dari mulut Gerhana. Tetapi sudah hampir lima menit menunggu, tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulut Gerhana. Membuat Claire membuka kembali matanya.

"Minta maaf kenapa?" tanyanya yang langsung membuat Gerhana menoleh.

"Enggak. Lo kayak ngambek."

Claire tidak menjawab pernyataan Gerhana barusan. "Pulang yuk, Kak. Udah mau sore, biar gak macet di jalan."

Ya, akhirnya Claire memutuskan untuk tidak memperpanjang permasalahan tentang nama 'la' itu, biarlah.


***


"Claire. Tunggu!" Gerhana berhasil menggapai tangan Claire ketika Claire langsung saja turun dari mobil Gerhana tanpa berpamitan atau mengoceh untuk sebentar saja. Sebelum Claire berbalik, ia mengembuskan napasnya sekali lagi. "Kenapa, Kak?"

"Kamu marah?" Claire langsung menggeleng dengan tawa pelannya. "Kenapa marah?" tanyanya.

"Kirain marah.," ucap Gerhana yang membuat Claire tersenyum tipis. "Enggak."

Claire tersenyum. "Aku masuk, Kak. Kakak hati-hati." Claire berbalik namu tangannya ditahan Gerhana sebelum ia berbalik, ia mengembuskan napas pelan.

"Jadi pacar gue, ya?"

Apa? Coba kalian ulangi sekali lagi kata-kata Gerhana barusan. Gerhana meminta Claire untuk menjadi pacarnya? Katakan pada Claire kalau ini hanya mimpi. Ini bukan nyata. Bangunkan Claire sekarang juga!

"Claire." Suara Gerhana itu membangunkan Claire dari lamunannya. "Eh? Kalau untuk yang ini, boleh nolak?" tanyanya.

Gerhana menggeleng dengan pelan dengan senyuman tipisnya di bibir merah jambunya itu. "Lo tahu jawaban gue apa."

Claire mengangguk. "Ya. Aku tahu. Selalu tahu."

Claire dan Gerhana sama-sama tersenyum. Claire memajukan tubuhnya satu langkah mendekati Gerhana. "Tapi kalau aku terima, boleh gak Kakak pake aku-kamu aja?" tanyanya.

Gerhana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang