Bagian 29 - Akhir

27K 2.1K 133
                                    


Baca sambil diputer lagunya....
Cinta dan Benci - Geisha

Sudah. Sudah dua hari Gerhana tidak menghubungi Claire. Tidak memberi Claire kabar sama sekali. Ke mana sebenarnya Gerhana?

Claire lagi-lagi mengembuskan napasnya. Alisnya saling bertaut ketika ada sebuah pesan masuk.

Aku di taman belakang, Claire. Nanti pulang ke sini.
Ini hanpdhone Lintang. Handphone aku rusak.

Claire tersenyum tipis. Lega. Satu kata itu mewakili perasaannya ketika Gerhana memberinya pesan. Ia lega karena Gerhana masih ingat dengannya.

Claire segera bersiap-siap membereskan bukunya karena memang jam pelajaran terakhir akan segera berakhir. Dan Claire akan bersiap untuk menemui Gerhana.

Walaupun dengan perasaan yang masih tidak bisa Claire mengerti.

Takut.

Itu perasaannya detik ini.

Saat ini juga, Claire merasa takut.

Takut akan hal buruk yang terjadi.

Tapi ia tetap berusaha tenang dan langsung berpamitan pada Mars, temannya yang sedang bertugas membersihkan kelas di saat bel sudah berbunyi.

"Mars! Duluan, ya!"

Mars menoleh lalu mengangguk. "Hati-hati, Claire," katanya selanjutnya dengan lirih ketika Claire sudah keluar dari kelas.

"Claire ... mau ke mana?" Suara itu. Suara perempuan yang sangat membencinya. Claire menoleh lalu ia terkesiap. Dilvia dan Billa bersebelahan.

"Mau ke taman, katanya Kak Gerhana nunggu di sana."

Dilvia dan Billa saling pandang. "Di sini aja sama kita," kata Dilvia.

Sementara Billa masih sibuk memandangi seluruh area koridor. "Maaf, aku harus cari Kak Gerhana. Nanti aku balik lagi. See ya!"

"Gimana?" Dilvia bertanya.

"Nggak ada cara lain. Dia nggak boleh nangis."

***

Claire sampai di taman belakang. Belum ada Gerhana, padahal tadi dia yang bilang supaya Claire menemuinya.

Sampai ia mendengar sebuah suara yang berhasil mengunci pikirannya.

"Lo kalah! Lo udah jatuh cinta sama cewek itu!"

"Nggak! Gue gak pernah cinta sama dia, Lin. Lo tahu itu. Semua hanya untuk kepuasaan gue. Semua orang yang gue pacarin gak pernah ada yang serius. Cuma mainan, Lin."

Claire melangkah mencari sumber suara.

"Dan bodohnya, dia berhasil jatuh ke perangkap yang lo buat."

"Kerja bagus, Gerhana Kavindra. Sangat bagus dan sempurna."

Claire tercekat. Napasnya terhenti.

"Dan gue belum kalah. Gue masih berhak pergi ke sana. Karena gue belum kalah."

"Apanya yang belum kalah! Lo janji mau mutusin dia sekarang! Mana! Buktinya mana, anjing!"

Suaranya sama-sama bersahutan. Claire berjalan hingga ia berada tepat di sisi kiri dua orang itu.

"Sekarang. Gue mau ke rumah dia. Mau pu—"

"Nggak perlu serepot itu, Kak."

Gerhana menoleh. Napasnya untuk sesaat tertahan. Perempuan yang selama dua hari ini berusaha dihindarinya, sekarang ada dihadapannya. Dia sudah mendengar semuanya.

Gerhana [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang