Dua hari sudah berlalu, dan hari ini pukul sepuluh pagi, Claire libur sekolah karena ngantuk. Karena kekurangan tidur. Ya, sepertinya mudah sekali bagi Claire untuk tidak masuk sekolah.Claire sudah duduk di sofa ruang tamu sambil menonton kartun Doraemon. Sang pemilik kantong ajaib itu. Ditemani dengan berbagai bungkus makanan.
Ting.
Ponselnya berdenting lalu ia langsung mengambil ponselnya dan langsung mengernyitkan dahi heran. "Nomor siapa coba? Kok gak kenal?"
Unknow : Hai! Gue sekarang lagi nunggu di taman kompleks rumah lo. Buruan sini! Ini minjem hp orang -Alan.
Claire menggeleng pelan. Alan ternyata. Pikirannya sudah negatif duluan. Claire yang awalnya tersenyum langsung menautkan kedua alisnya. "Di taman, kan, sepi jam segini? Mau ngapain Si Alan?"
Claire tidak memperdulikannya, ia langsung pergi ke kamarnya dan mengganti baju dengan kaos hitam dan celana putih robek-robek yang tetap dipadukan dengan cardigan kesayangannya yang berwarna biru muda itu. Tidak lupa sepatu converse berwarna biru dongker kesukannya.
Ia langsung berlari ke bawah dan berteriak, "Bi! Claire ke taman dulu ya!"
"Iya Claire! Jangan lama-lama! Di luar mau hujan!" sahut Bi Arin yang juga berteriak dari arah dapur.
Claire menutup pintu rumahnya dan ia berjalan dengan langkah pelan menuju taman sambil bersenandung kecil. Baru saja Claire ingin menginjakkan kakinya di taman, ada tiga orang pemuda yang mencegatnya.
"Nyari siapa?" kata pemuda yang memakai bomber berwarna hitam dengan rambut blonde.
"Tadi kata Alan di suruh ke sini, nyari temen deh berarti," sahut Claire.
Pemuda satunya berjalan mendekati Claire lalu melingkarkan tangannya di bahu Claire. "Alan teh saha? Akang teu nyaho." (Alan itu siapa? Akang nggak tahu).
"Temen," sahutnya sambil menyingkarkan tangan pemuda itu dari bahunya.
Pemuda yang satunya lagi juga ikut mendekati Claire. Claire kira pada awalnya mereka hanyalah pemuda biasa yang sering lewat sini. Namun dugaannya salah, pemuda itu bukan hanya sekedar lewat. Melainkan ia ingin menggoda Claire.
Dan sekarang, Claire merasa ketakutan akan hal buruk yang akan terjadi.
"Udah ah, kita ngopi yuk, di sana tuh." Pemuda itu menunjuk warung yang berada tidak jauh dari taman. Claire memberontak, karena tangannya selalu berusaha disentuh. "Lepasin! Kalian itu harusnya belajar jadi cowok yang baik! Daripada kalian godain cewek kayak gini, mending sekolah atau kerja!" kata Claire.
Ketiga pemuda itu sontak tertawa, lalu Claire yang sudah berancang-ancang ingin kabur, ternyata gagal karena salah satu pemuda itu malah memeluknya.
Claire memberontak. "Lepasin! Gue gak mau dipeluk-peluk gini!"
Cairan bening itu sudah terkumpul di pelupuk mata Claire. Dalam hati Claire selalu bersuara, "Kak Alan, cepetan dateng. Claire takut."
Claire masih memberontak, namun sia-sia usahanya, tenaga pemuda itu lebih kuat daripada dirinya. "Lepasin! Claire mau pulang!" Claire melanjutkan pemberontakannya itu dengan memukul dada pemuda yang memeluknya.
Sampai ia berpindah pelukan, ada yang menariknya lagi. Claire semakin memberontak. Namun dengan perlahan Claire terdiam, ini bukan pemuda yang tadi. Bukan tiga pemuda itu.
Claire hafal bentuk tubuh ini. Claire hafal bau maskulin yang sering dipakai lelaki ini. Claire hafal dengan lingkar pinggangnya. Claire hafal dengan tangan kekar yang selalu mengusap rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana [Completed]
Novela Juvenil"Karena semesta tahu, gerhana ada karena bantuan cahaya." Gerhana Kavindra. Galak, tegas, suka memerintah, dan tidak suka di lawan. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semua project luar angkasanya. Lelaki yang sangat terobsesi dengan semes...